Budi Waseso akui operasi pasar tak terserap maksimal
Merdeka.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengakui bahwa beras yang digelontorkan melalui operasi pasar tidak terserap maksimal, sebab penyerapannya tidak lebih dari 1.000 ton per hari.
"Kami evaluasi pasar memang stok masih banyak. Kebutuhan masyarakat akan beras masih sedikit. Pedagang kita tawarkan juga belum mau karena stoknya masih banyak," kata Budi di Kantor Perum Bulog, Jakarta, dikutip Antara, Rabu (19/9).
Selain itu, meski kegiatan OP beras terus dilakukan demi menjaga kestabilan harga beras medium, namun harga beras medium masih terbilang stabil dengan rata-rata di sejumlah wilayah Rp 9.000 per kg atau di bawah HET sebesar Rp9.450 per kg.
-
Apa yang dilakukan Bulog untuk stabilkan harga beras? Dirinya memastikan bahwa manuver yang dilakukan pemerintah untuk stabilisasi harga beras di pasaran, telah menunjukan hasil yang cukup signifikan untuk menurunkan harga pangan.'Harga saat ini termasuk di Sumatera Utara pada tingkat grosir sudah mulai turun, dan untuk harga di tingkat retail beberapa sudah mulai mengalami penurunan atau setidaknya tidak terjadi penurunan namun sudah tidak ada kenaikan lagi. Dan keseimbangan harga ini betul-betul menjadi concern pemerintah untuk bisa berada di posisi yang lebih ideal lagi.', ungkapnya.
-
Bagaimana Bulog menekan kenaikan harga beras? 'Disamping itu BULOG juga menggelontorkan beras operasi pasar tidak hanya ke retail, tidak hanya ke grosir tapi juga ke pasar-pasar. Dengan jumlah stok Cadangan Beras Pemerintah yang kita kuasai saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka berapapun permintaan pasar akan dipenuhi oleh BULOG' tambah Jokowi.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Apa yang dilakukan BULOG untuk atasi gejolak harga beras? Kemudian Tomi juga mengemukakan pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras di tanah air melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).
-
Bagaimana Bulog selesaikan masalah harga beras? 'Kalo harga beras turun, saya dimarahi petani. Tapi, kalo harga beras naik dimarahi ibu-ibu. Kesulitan pemerintah saat ini adalah soal mencari keseimbangan harganya. Jadi yang namanya mengurusi beras untuk 270 juta penduduk Indonesia itu bukan perkara mudah. Kebutuhan kita setiap tahun itu sekitar 31 juta ton, jika persediaannya kurang kita perlu memikirkan bagaimana menanggulanginya. Tapi kalau produksi petani banyak, kita tenang.', jelasnya.
-
Kenapa BULOG memastikan stok beras aman? 'Dengan stok beras yang dikuasai BULOG saat ini kemudian dengan tambahan baru penugasan impor dari pemerintah ini maka jumlahnya akan makin kuat untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru dan juga untuk penyaluran sampai dengan tahun depan guna mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat.
Sementara itu, posisi stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur lebih dari 47 ribu ton, dengan suplai beras yang masuk setiap hari 4.000 ton per hari. Namun, OP dengan jumlah beras yang digelontorkan per hari sebesar 15 ribu ton, belum mampu terserap secara maksimal.
Oleh karena itu, Perum Bulog pun mengadakan rapat koordinasi dengan mengundang kepala divisi regional dan kepala sub divisi regional wilayah Pulau Jawa. Rakor ini dilakukan untuk melaksanakan OP lebih masif lagi untuk menjaga stabilisasi harga beras.
"Makanya saya hari ini dikumpulkan teman-teman di jajaran Bulog. Kami akan masif turun ke pengecer-pengecer, bahkan dagang sendiri. Saya kumpulkan organisasi untuk mendistribusikan beras-beras OP," imbuhnya.
Dia menjelaskan operasi pasar dilakukan dengan menggelontorkan beras ke daerah-daerah dengan stok terbatas dan mengimbangi guyuran beras tersebut dengan optimalisasi penyerapan gabah petani untuk menjaga stok.
"Beras medium yang disalurkan sampai konsumen dijual dengan harga Rp 8.500/kg untuk wilayah 1, Rp 9.000/kg untuk wilayah 2 dan Rp 9.300/kg untuk wilayah 3," jelasnya.
Ada pun wilayah 1 terdiri dari Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi dan Bali. Wiiayah 2 terdiri dari Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, NTT dan Kalimantan. Wilayah 3 terdiri dari Maluku dan Papua.
Hingga saat ini cadangan beras Bulog berada pada posisi 2,37 juta ton. Dari cadangan tersebut, Bulog telah menggelontorkan sebanyak 346 ribu ton beras melalui OP di berbagai wilayah lndonesia secara berkala.
Sejauh ini, Bulog juga telah menyerap beras dalam negeri sebanyak 1,4 juta ton atau 52,2 persen dari target sebesar 2,72 juta ton pada akhir 2018.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga beras terpantau terus mengalami kenaikan hingga pecahkan rekor. Harga beras medium kini Rp12.000 per kg. Dari semula Rp10.000 per kg.
Baca SelengkapnyaMeskipun harga beras saat ini mahal dan langka, Pemerintah tidak akan mengubah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Baca SelengkapnyaRelaksasi kenaikan HET beras premium telah disetujui Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaBeras SPHP Bulog sudah membanjiri pasar-pasar di seluruh daerah melalui pedagang pengecer dan retail modern sejak Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaHarga beras medium kini bertengger di atas Rp12.000 per kg dari semula hanya Rp10.000 per kg
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku belum bisa menurunkannya karena ada tiga faktor besar yang membuat harga beras mahal.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut membuat stok beras di pasar ritel modern langka
Baca Selengkapnya"Bansos itu enggak ada kaitannya sama harga (beras)," ketua Bapanas) Arief Prasetyo
Baca SelengkapnyaSejumlah ritel modern melarang pelanggan membeli beras kemasan 5kg lebih dari 2 per harinya.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaHarga beras masih tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya.
Baca SelengkapnyaKebutuhan beras hingga Juni sudah terpenuhi. Untuk enam bulan ke depan menurut Bayu stok sudah aman.
Baca Selengkapnya