Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ekspor Indonesia Terus Turun Bikin Defisit Makin Melebar

Ekspor Indonesia Terus Turun Bikin Defisit Makin Melebar Ekspor Impor. ©shutterstock.com

Merdeka.com - Kepala Kajian Makro LPEM UI, Febrio Kacaribu menyebutkan dari Januari hingga Agustus 2019, ekspor Indonesia turun 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan adanya pelebaran defisit transaksi berjalan atau CAD pada kuartal II-2019, yang berada pada 3,04 persen dari PDB (USD8,4 miliar) dari kuartal I-2019 sebesar 2,6 persen (USD6,9 miliar).

Sementara itu, di tengah pola musiman pembayaran pinjaman luar negeri dan pengembalian dividen di kuartal II, perdagangan minyak dan gas pada kuartal II-2019 melemah menjadi USD3,2 miliar defisit, jauh lebih dalam dari defisit USD2,2 miliar pada kuartal sebelumnya.

"Kondisi ini menunjukkan kita bahwa peningkatan CAD pada kuartal I 2019 kemungkinan hanya sebuah anomali," kata dia, dalam acara Indonesia Economic Outlook 2020, di UI Salemba, Jakarta, Senin (4/11).

Dia menjelaskan, harga minyak mentah yang relatif lebih tinggi dan terus meningkatnya permintaan domestik telah menyebabkan defisit perdagangan minyak dan gas yang terus-menerus sejak 2013.

"Kami memperkirakan tren ini akan berlanjut hingga tahun 2020. Dengan mempertimbangkan bahwa perubahan harga bahan bakar global akan secara signifikan mempengaruhi neraca perdagangan," ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, menjaga permintaan domestik merupakan tindakan yang diperlukan saat ini.

"Bagaimanapun, karena neraca perdagangan minyak dan gas tetap defisit selama lima tahun terakhir dan hanya berfluktuasi seiring dengan dinamika harga minyak mentah, minyak impor bukanlah penyebab utama melebarnya defisit neraca transaksi berjalan. Sebaliknya, berkurangnya neraca perdagangan non-migas akibat kinerja ekspor yang mengecewakan merupakan salah satu hambatan yang memperlebar defisit perdagangan," ujarnya.

Dilihat dari aspek non-migas, mengingat bahwa ekspor Indonesia didominasi oleh komoditas dan bahan baku, penurunan harga komoditas telah memperlambat ekspor setidaknya dalam tiga kuartal terakhir.

Permintaan yang lebih rendah untuk minyak sawit karena ketidakpastian perdagangan dan larangan Uni Eropa terhadap produksi minyak sawit yang tidak berkelanjutan telah menurunkan harga CPO menjadi USD464 per ton pada kuartal II 2019 dibandingkan dengan USD602 pada periode yang sama tahun lalu.

"Lebih buruk lagi, sejak 2019, Indonesia telah gagal mempertahankan pasar minyak kelapa sawit turunan RBD, yang paling signifikan di India karena berlakunya tarif impor yang lebih rendah pada RBD Malaysia sebagai hasil kesepakatan dalam perjanjian perdagangan bilateral antara India dan Malaysia. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan dalam jumlah ekspor RBD Indonesia menjadi hanya 0,2 juta ton pada kuartal I 2019 dari 2,3 juta ton pada Kuartal 4 2018," ungkapnya.

Pada saat yang sama, ekspor RBD dari Malaysia ke India melonjak menjadi 0,5 juta ton daripada biasanya. Bersamaan dengan itu, harga batubara yang lebih rendah dari USD93 pada kuartal II 2018 menjadi USD70 pada kuartal II 2019 juga turut menurunkan ekspor, sehingga memperlebar defisit transaksi berjalan.

"Lebih dari itu, lonjakan impor non-migas sejak 2018 juga berkontribusi terhadap meluasnya defisit perdagangan. Namun, perlu diingat bahwa peningkatan kegiatan impor terutama dipengaruhi oleh lonjakan pembelian mesin dan peralatan secara tiba-tiba akibat penyelesaian proyek-proyek pengembangan infrastruktur utama. Kami memperkirakan bahwa permintaan impor jenis ini akan tetap tinggi hingga 2020 seiring dengan tren peningkatan anggaran infrastruktur pemerintah," tutupnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram

Transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024

Realisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).

Baca Selengkapnya
Ekspor Indonesia Anjlok, Juni 2023 Hanya Rp302,33 Triliun
Ekspor Indonesia Anjlok, Juni 2023 Hanya Rp302,33 Triliun

Kinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.

Baca Selengkapnya
Keren, Indonesia Kembali Catatkan Surplus Neraca Dagang 39 Bulan Berturut-turut
Keren, Indonesia Kembali Catatkan Surplus Neraca Dagang 39 Bulan Berturut-turut

Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun

Baca Selengkapnya
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar

Baca Selengkapnya
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 52 Bulan Berturut-turut
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 52 Bulan Berturut-turut

Surplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya

BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024

APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Terguncang, Ekspor-Impor RI Merosot
Ekonomi Global Terguncang, Ekspor-Impor RI Merosot

Meskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.

Baca Selengkapnya
Top! Neraca Dagang Indonesia Kembali Surplus 41 Bulan Berturut-turut
Top! Neraca Dagang Indonesia Kembali Surplus 41 Bulan Berturut-turut

Catatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya