Erick Thohir soal MIND ID Caplok Saham Vale: BUMN Punya Duit, Net Income Kita Rp250 Triliun
Dengan punya porsi lebih besar, Erick ingin MIND ID bisa setara dengan perusahaan pertambangan lainnya.
Erick Thohir: MIND ID Siap Ambil Saham Vale Indonesia Tbk
Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan bahwa MIND ID, holding pertambangan BUMN siap untuk mencaplok saham milik PT Vale Indonesia Tbk.
Dia pun tidak mempermasalahkan nilai saham yang akan didivestasikan oleh Vale Indonesia.
"Ya berapapun, BUMN punya duit loh, jangan dibilang BUMN enggak punya duit sekarang. Kita punya net income saja kurang lebih Rp250 triliun," tegas Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (17/7).
Erick Thohir pun menyoroti alotnya diskusi pelepasan saham Vale Indonesia. Dengan punya porsi lebih besar, Erick ingin MIND ID bisa setara dengan perusahaan pertambangan lainnya.
"Kita ingin kalau bisa di Vale kita punya porsi lebih besar, supaya setara dengan perusahaan-perusahan pertambangan lain. Tapi ini kan masih negosiasi," ungkapnya.
Erick juga menyinggung soal MIND ID yang ingin menjadi pemegang saham pengendali di Vale Indonesia.
Menurut dia, itu bisa bantu Indonesia menguasai pasar ekspor nikel yang jadi primadona dunia.
"Ya, itu semua kan masih diskusi. Tetapi tentu seyogyanya ketika Vale sudah berkecimpung lama di Indonesia, tidak mempercepat investasinya, baru sekarang ketika nikel membludak, baru mendunia," kata Erick.
"Coba dari dulu. Masa hilirisasi ini kita terhambat puluhan tahun, kita mengirim yang namanya barang mentah ke seluruh dunia. Kapan kayanya kita? Jangan sampai kembali ketika momentum ini besar, baru berlomba-lomba. Kita kan harus punya target-target buat bangsa kita," tuturnya.
Erick Thohir menyebut bahwa rencana penambahan saham oleh Mind ID di PT Vale Indonesia Tbk menjadi bagian dalam penguatan hilirisasi tambang di Indonesia. Saat ini, porsi saham Mind ID di Vale Indonesia sendiri ada sebesar 20 persen.
Menurut Erick Thohir, hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia menjadi sesuatu yang dibutuhkan. Targetnya adalah membidik tambahan keuntungan bagi negara.
"Jangan sampai kita sebagai negara hanya mengekspor bahan baku dan tidak menguntungkan negara kita," kata dia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (15/6).
Dengan adanya pemanfaatan itu, Erick berharap akan membuka kesempatan lapangan kerja bagi banyak pihak. Apalagi, mengacu catatan demografi saat ini yang didominasi oleh generasi muda.