Fahri Hamzah Klaim Investor China dan Timur Tengah Tertarik Bangun 3 Juta Rumah Besutan Prabowo
Dalam pelaksanaan Program 3 Juta Rumah, pemerintah menargetkan pembangunan 2 Juta Rumah di kawasan pedesaan dan 1 Juta Rumah di kawasan perkotaan.
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah menyebut bahwa investor asing dari negara-negara besar seperti China hingga Timur Tengah tertarik ikut bangun Program 3 Juta Rumah milik Prabowo Subianto.
"Minat investor asing terhadap Program 3 Juta Rumah sangat luar biasa. Mereka siap untuk berinvestasi di Indonesia," ujar Wakil Menteri PKP Fahri Hamzah di Jakarta, Jumat (29/11).
Fahri Hamzah menilai tingginya minat investor asing tersebut berkat kunjungan kerja yang dilaksanakan oleh Presiden Prabowo Subianto ke sejumlah negara sahabat beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan kerja tersebut, investor asing menilai pasar properti Indonesia memiliki prospek yang cerah.
"Pada kunjungan kerja ke negara sahabat beberapa waktu lalu disampaikan bahwa ada sinyal pasar properti di Indonesia. Dan hal itu luar biasa besar peminatnya," ucapnya.
Dalam pelaksanaan Program 3 Juta Rumah, pemerintah menargetkan pembangunan 2 Juta Rumah di kawasan pedesaan dan 1 Juta Rumah di kawasan perkotaan. Adanya investasi asing ini diharapkan dapat difokuskan di kawasan perkotaan seperti mendorong pembangunan hunian vertikal.
"Para pengembang di Indonesia juga bisa bekerjasama dengan para investor asing dalam membangun hunian vertikal di kawasan perkotaan," ucapnya.
Guna mengakomodir tingginya minat investor asing, pemerintah tengah menyiapkan berbagai hal mendasar agar investasi asing di sektor properti di Indonesia berjalan dengan baik. Salah satunya dengan menyiapkan regulasi dengan baik.
"Kami akan segera menyiapkan regulasi agar semuanya clear. Kami juga ingin semua pihak terlibat dalam Program 3 Juta Rumah" tandas Wamen Fahri.
Pembangunan 3 Juta Rumah Ternyata Butuh 26.000 Hektare Lahan, di Mana Lokasinya?
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid menghitung total luasan lahan yang dibutuhkan untuk membangun 3 juta rumah yaitu sekitar 26.000 hektare.
Angka ini muncul dengan asumsi satu rumah membutuhkan luas tanah 60 meter persegi. Dikali 3 juta, maka total lahan yang dibutuhkan sekitar 180 juta meter persegi, atau setara 18.000 ha tanah.
Tak hanya bangunan rumah, program 3 juta rumah juga bakal menyediakan 40 persen luas tanah tambahan untuk fasilitas umum, atau sekitar 8.000 ha. Sehingga, total bidang tanah yang harus tersedia untuk membangun 3 juta rumah per tahun sekitar 26.000 ha.
Nusron mengatakan, Bank Tanah saat ini menyimpan potensi tanah terlantar sekitar 1,3 juta ha. Menurut dia, itu bisa dimanfaatkan untuk membangun jutaan rumah bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Jadi sebetulnya proyek rumah MBR itu membutuhkan lahan Sebesar 26.000 ha. Kita mempunyai potensi cadangan tanah terlantar itu 1,3 juta ha yang bisa digunakan untuk perumahan," ujar Nusron dalam sesi media gathering di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta, dikutip Jumat (29/11).
Hanya saja, ia menambahkan, tidak semua lahan dari total 1,3 juta ha tersebut bisa dimanfaatkan untuk membangun rumah. Dari data yang sudah teridentifikasi, hanya 79.925 ha di antaranya bisa dipakai untuk permukiman. Sementara 209.780 ha lainnya untuk kepentingan pangan, dan 564.957 ha untuk transmigrasi.
"Baru 854.000 ha yang teridentifikasi penggunaannya. Selebihnya masih dikorek untuk identifikasi penggunaannya. Tapi dari total itu, potensinya 1,3 juta (ha). Jadi menurut hemat saya, rasa-rasanya tanahnya cukup untuk menopang 3 juta rumah," jelas Nusron.