Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fenomena Klenik di Zaman Modern, Antara Kepercayaan dan Himpitan Ekonomi

Fenomena Klenik di Zaman Modern, Antara Kepercayaan dan Himpitan Ekonomi rupiah. shutterstock

Merdeka.com - Baru-baru ini, masyarakat digegerkan atas kasus pembunuhan dengan motif penggandaan uang di Banjarnegara, Jawa Tengah yang dilakukan oleh salah satu dukun yaitu Mbah Slamet alias Slamet Tohari. Tercatat, 12 orang tewas akibat perbuatan tipu-tipu dukun penggandaan uang tersebut.

Selain di Banjarnegara, Polisi juga berhasil mengungkap masih kasus pembunuhan berantai oleh Wowon Erawan alias Aki, dukun pengganda uang asal Cianjur. Polisi mencatat sebanyak 11 orang tewas di tangan dukun penggandaan uang tersebut, korban umumnya merupakan para TKW.

Meski tak masuk akal, namun nyatanya masih banyak masyarakat yang percaya akan dukun penggandaan uang di zaman modern saat ini. Hal ini pun tak terlepas dari kepercayaan yang sudah diturunkan dari orang zaman dahulu yang percaya akan fenomena klenik ini.

Pengamat Sosiolog, Sigit Rochadi mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap dunia gaib sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dia menilai kepercayaan tersebut tidak akan hilang karena ada beberapa kelompok yang terus memelihara kepercayaan tersebut.

Pengamat Sosiolog, Sigit Rochadi mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap dunia gaib sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dia menilai kepercayaan tersebut tidak akan hilang karena ada beberapa kelompok yang terus memelihara kepercayaan tersebut.

"Dulu dalam sosiologi, muncul teori modernisasi yang mengatakan bahwa tradisi nasionalisme termasuk kepercayaan-kepercayaan animisme, dinamisme, itu akan hilang seiring dengan berlangsungnya modernisasi maka kemudian tahun 70-an ketika modernisasi melanda kita orang ramai-ramai pindah kepada modernisme, orang malas menggunakan bahasa daerah, orang memilih meninggalkan kepercayaan lokal dan beralih ke modern," ujar Sigit kepada Merdeka.com.

Namun, teori tersebut tidak terbukti di dunia mana pun. Masih banyak orang yang percaya terhadap dunia gaib, seperti menggandakan uang, menyembuhkan penyakit, menaikkan jabatan, dan sebagainya.

Menurutnya, masyarakat yang percaya adalah masyarakat yang irasional, masyarakat yang tidak membedakan antara dunia materi dan dunia imateri. "Yang namanya kekuatan gaib itu adalah dunia imateri, dia tidak bisa bekerja di dunia materi, padahal yang dikejar mereka itu adalah materi penggandaan uang sehingga tidak bisa," terang dia.

Himpitan Ekonomi

Perencana keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menilai masih banyak masyarakat yang terjerat penipuan dengan motif penggandaan uang ini akibat motif ingin kaya secara instan. Namun, mereka enggan untuk bekerja secara lebih giat untuk meningkatkan pendapatan.

"Kenapa orang kita masih ada saja yang terkena penipuan penggandaan uang, disebabkan oleh perasaan ingin punya uang banyak dalam waktu singkat dan tanpa perlu kerja keras," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com

Timbulnya sikap ingin kaya secara instan ini dipicu oleh sejumlah faktor. Antara lain kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, terlilit utang, hingga keterampilan yang tidak memadai. Tak heran, fenomena penggandaan uang lebih banyak terjadi di wilayah pedesaan. Khususnya dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, maraknya fenomena penipuan berkedok penggandaan uang diakibatkan oleh literasi keuangan masyarakat yang masih rendah. Hal ini mengakibatkan masyarakat rentan menjadi korban penipuan investasi bodong hingga penggandaan uang.

Mengutip laman OJK, literasi keuangan (financial literacy) merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan akan lembaga, produk dan layanan jasa keuangan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan.

"(Literasi keuangan) yang masih rendah di sebagian masyarakat, sehingga mudah percaya jalan instan menjadi kaya dengan cepat," ungkapnya saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Kamis (6/4).

Selain itu, faktor himpitan ekonomi hingga keterampilan kerja yang rendah juga mendorong masyarakat tergoda aksi penipuan berkedok penggandaan uang. Ini karena ketidakmampuan mereka dalam menghadapi persaingan dunia kerja.

"Sehingga terpikir untuk pergi ke dukun. Biasanya terjadi di kantong-kantong kemiskinan di desa," pungkasnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Biaya Hidup Makin Tinggi, Milenial dan Gen Z Banyak
Biaya Hidup Makin Tinggi, Milenial dan Gen Z Banyak "Ngadu" ke Dukun Muda Korea Selatan

Dukun di Korea Selatan saat ini dianggap telah memainkan perannya sebagai konselor.

Baca Selengkapnya
Alasan Kenapa Manusia Mudah Tertipu, Bahkan Orang Pintar Juga Mudah Jadi Sasaran Penipuan
Alasan Kenapa Manusia Mudah Tertipu, Bahkan Orang Pintar Juga Mudah Jadi Sasaran Penipuan

Memiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Mengapa Manusia Takut Hantu
Ini Alasan Mengapa Manusia Takut Hantu

Hal ini yang menurut ilmuwan menjadi alasan manusia takut hantu.

Baca Selengkapnya
Dukun Muda di Korea Selatan Makin Digandrungi, Sampai Ekspansi di Media Sosial
Dukun Muda di Korea Selatan Makin Digandrungi, Sampai Ekspansi di Media Sosial

Banyak generasi milenial dan Z datang ke dukun karena khawatir terhadap biaya rumah dan membesarkan anak.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Sains Orang Sering Merasa Melihat Penampakan
Penjelasan Sains Orang Sering Merasa Melihat Penampakan

Ada beragam alasan yang menurut sains manusia disebut kerap melihat penampakan.

Baca Selengkapnya
Industri Peramal Makin Moncer di Gangnam, Kliennya dari Ekonomi Menengah hingga Pejabat
Industri Peramal Makin Moncer di Gangnam, Kliennya dari Ekonomi Menengah hingga Pejabat

Meramal tentang masa depan yang berkaitan soal ekonomi sangat diminati warga Korea.

Baca Selengkapnya
Geger Penemuan 41 Makam Keramat Palsu di Sukabumi untuk Praktik Dukun, Ini Faktanya
Geger Penemuan 41 Makam Keramat Palsu di Sukabumi untuk Praktik Dukun, Ini Faktanya

Bahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta kain kafan di batu nisan.

Baca Selengkapnya
Sains Jelaskan Mengapa Manusia Begitu Percaya Adanya Hantu
Sains Jelaskan Mengapa Manusia Begitu Percaya Adanya Hantu

Sebagian besar orang-orang percaya hantu. Namun ada pendapat secara ilmiah yang bisa menjelaskan perkara ini.

Baca Selengkapnya
Sejarah Sistem Pembayaran, dari Saling Barter Hingga Hewan Ternak Jadi Uang Komoditas
Sejarah Sistem Pembayaran, dari Saling Barter Hingga Hewan Ternak Jadi Uang Komoditas

Manusia dulunya mengembangkan uang komoditas, yaitu barang dasar hampir dibutuhkan semua orang jadi alat pembayaran.

Baca Selengkapnya
Karena Ini, Masyarakat Indonesia Sering Jadi Korban Penipuan Jasa Keuangan
Karena Ini, Masyarakat Indonesia Sering Jadi Korban Penipuan Jasa Keuangan

Penipuan di sektor jasa keuangan, khususnya yang terkait dengan keuangan digital, semakin sering terjadi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Segini Tarif Konsultasi Dukun Muda Korea Selatan yang Diminati Milenial dan Gen Z
Segini Tarif Konsultasi Dukun Muda Korea Selatan yang Diminati Milenial dan Gen Z

Generasi muda mengeluh kepada dukun muda karena merasa memiliki beban kehidupan yang sama.

Baca Selengkapnya
Bak Lingkaran Setan, Mereka yang Terlilit Utang Pinjol Mayoritas Pejudi Online
Bak Lingkaran Setan, Mereka yang Terlilit Utang Pinjol Mayoritas Pejudi Online

Saat mengalami kekalahan pejudi online bisa terlilit utang pinjaman online karena tak sanggup membayar.

Baca Selengkapnya