Fenomena Klenik di Zaman Modern, Antara Kepercayaan dan Himpitan Ekonomi
Merdeka.com - Baru-baru ini, masyarakat digegerkan atas kasus pembunuhan dengan motif penggandaan uang di Banjarnegara, Jawa Tengah yang dilakukan oleh salah satu dukun yaitu Mbah Slamet alias Slamet Tohari. Tercatat, 12 orang tewas akibat perbuatan tipu-tipu dukun penggandaan uang tersebut.
Selain di Banjarnegara, Polisi juga berhasil mengungkap masih kasus pembunuhan berantai oleh Wowon Erawan alias Aki, dukun pengganda uang asal Cianjur. Polisi mencatat sebanyak 11 orang tewas di tangan dukun penggandaan uang tersebut, korban umumnya merupakan para TKW.
Meski tak masuk akal, namun nyatanya masih banyak masyarakat yang percaya akan dukun penggandaan uang di zaman modern saat ini. Hal ini pun tak terlepas dari kepercayaan yang sudah diturunkan dari orang zaman dahulu yang percaya akan fenomena klenik ini.
-
Siapa yang percaya tokek peliharaan dukun? Menurut cerita yang berkembang di masyarakat tokek berukuran besar ada penunggunya. Sebagian masyarakat percaya bahwa mitos tokek dengan panjang lebih dari 15 cm, tandanya tokek itu adalah peliharaan orang sakti atau dukun. Dipercaya juga bahwa, tokek itu tidak sendiri. Tapi, ia sedang ditemani oleh makhluk halus.
-
Mengapa orang zaman dulu percaya ulat gigi? Ada banyak kemungkinan alasan mengapa orang percaya pada cacing gigi. Teori potensial mengenai kepercayaan terhadap cacing gigi yang telah mendarah daging tersebut meliputi:
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Kenapa orang percaya hantu? Dalam masa-masa penuh ketidakpastian banyak orang cenderung beralih pada agama, dan penelitian menunjukkan bahwa hal ini juga berlaku untuk kepercayaan paranormal. Alasannya sederhana, ketika kita merasa stres, otak kita akan mencari cara untuk memaknai dunia dan menenangkan diri. Dan jika benar, maka lonjakan konsumsi konten tentang hantu selama pandemi Covid bukanlah hal yang mengejutkan.
-
Bagaimana orang meyakini mitos ini? Beberapa mitos meyakini bahwa memakai baju terbalik dapat membawa keberuntungan.Orang-orang mungkin memilih untuk melakukannya pada hari tertentu atau dalam situasi khusus untuk menarik energi positif.
Pengamat Sosiolog, Sigit Rochadi mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap dunia gaib sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dia menilai kepercayaan tersebut tidak akan hilang karena ada beberapa kelompok yang terus memelihara kepercayaan tersebut.
Pengamat Sosiolog, Sigit Rochadi mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap dunia gaib sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dia menilai kepercayaan tersebut tidak akan hilang karena ada beberapa kelompok yang terus memelihara kepercayaan tersebut.
"Dulu dalam sosiologi, muncul teori modernisasi yang mengatakan bahwa tradisi nasionalisme termasuk kepercayaan-kepercayaan animisme, dinamisme, itu akan hilang seiring dengan berlangsungnya modernisasi maka kemudian tahun 70-an ketika modernisasi melanda kita orang ramai-ramai pindah kepada modernisme, orang malas menggunakan bahasa daerah, orang memilih meninggalkan kepercayaan lokal dan beralih ke modern," ujar Sigit kepada Merdeka.com.
Namun, teori tersebut tidak terbukti di dunia mana pun. Masih banyak orang yang percaya terhadap dunia gaib, seperti menggandakan uang, menyembuhkan penyakit, menaikkan jabatan, dan sebagainya.
Menurutnya, masyarakat yang percaya adalah masyarakat yang irasional, masyarakat yang tidak membedakan antara dunia materi dan dunia imateri. "Yang namanya kekuatan gaib itu adalah dunia imateri, dia tidak bisa bekerja di dunia materi, padahal yang dikejar mereka itu adalah materi penggandaan uang sehingga tidak bisa," terang dia.
Himpitan Ekonomi
Perencana keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menilai masih banyak masyarakat yang terjerat penipuan dengan motif penggandaan uang ini akibat motif ingin kaya secara instan. Namun, mereka enggan untuk bekerja secara lebih giat untuk meningkatkan pendapatan.
"Kenapa orang kita masih ada saja yang terkena penipuan penggandaan uang, disebabkan oleh perasaan ingin punya uang banyak dalam waktu singkat dan tanpa perlu kerja keras," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com
Timbulnya sikap ingin kaya secara instan ini dipicu oleh sejumlah faktor. Antara lain kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, terlilit utang, hingga keterampilan yang tidak memadai. Tak heran, fenomena penggandaan uang lebih banyak terjadi di wilayah pedesaan. Khususnya dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, maraknya fenomena penipuan berkedok penggandaan uang diakibatkan oleh literasi keuangan masyarakat yang masih rendah. Hal ini mengakibatkan masyarakat rentan menjadi korban penipuan investasi bodong hingga penggandaan uang.
Mengutip laman OJK, literasi keuangan (financial literacy) merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan akan lembaga, produk dan layanan jasa keuangan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan.
"(Literasi keuangan) yang masih rendah di sebagian masyarakat, sehingga mudah percaya jalan instan menjadi kaya dengan cepat," ungkapnya saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Kamis (6/4).
Selain itu, faktor himpitan ekonomi hingga keterampilan kerja yang rendah juga mendorong masyarakat tergoda aksi penipuan berkedok penggandaan uang. Ini karena ketidakmampuan mereka dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
"Sehingga terpikir untuk pergi ke dukun. Biasanya terjadi di kantong-kantong kemiskinan di desa," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dukun di Korea Selatan saat ini dianggap telah memainkan perannya sebagai konselor.
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaHal ini yang menurut ilmuwan menjadi alasan manusia takut hantu.
Baca SelengkapnyaBanyak generasi milenial dan Z datang ke dukun karena khawatir terhadap biaya rumah dan membesarkan anak.
Baca SelengkapnyaAda beragam alasan yang menurut sains manusia disebut kerap melihat penampakan.
Baca SelengkapnyaMeramal tentang masa depan yang berkaitan soal ekonomi sangat diminati warga Korea.
Baca SelengkapnyaBahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta kain kafan di batu nisan.
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang-orang percaya hantu. Namun ada pendapat secara ilmiah yang bisa menjelaskan perkara ini.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda mengeluh kepada dukun muda karena merasa memiliki beban kehidupan yang sama.
Baca SelengkapnyaBanyak masyarakat percaya bahwa kucing hitam bisa membawa sial. Mengapa kepercayaan ini muncul dan masih dipercaya hingga kini?
Baca SelengkapnyaSang Dukun meminta agar korban melarung uang ke laut sebagai ritual buang sial
Baca SelengkapnyaSejak zaman kuno, makhluk kecil ini telah menjadi subjek berbagai mitos dan cerita rakyat di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya