Gandeng Perusahaan Global, Biofarmasi Indonesia Ingin Produksi Obat Imunoterapi Kanker yang Murah
Produk terapi target yang dikembangkan, terdapat obat yang digunakan spesifik khusus menargetkan ke sel-sel kanker agar tidak dapat tumbuh.
Perusahaan saat ini terus mengembangkan produk-produk terapi target kanker. Perusahaan bahkan telah berkolaborasi dengan perusahaan global.
Gandeng Perusahaan Global, Biofarmasi Indonesia Ingin Produksi Obat Imunoterapi Kanker yang Murah
Gandeng Perusahaan Global, Biofarmasi Indonesia Ingin Produksi Obat Imunoterapi Kanker yang Murah
Perusahaan biofarmasi asli Indonesia, PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) memainkan peran pentingnya dalam pengembangan pengobatan kanker di Indonesia.
Perusahaan saat ini terus mengembangkan produk-produk terapi target kanker. Perusahaan bahkan telah berkolaborasi dengan perusahaan global.
“Kami sedang mengembangkan dan berproses dalam memproduksi lokal produk-produk terapi target untuk tatalaksana penyakit kanker yang lebih baik serta lebih terjangkau. Etana bekerja sama dengan perusahan-perusahan global dalam pengembangannya,” ujar Business Development Therapeutic Director Etana, Randy Stevian di Jakarta, Selasa (6/2).
Randy menjelaskan, produk-produk terapi target yang dikembangkan, terdapat obat yang digunakan spesifik khusus menargetkan ke sel-sel kanker agar tidak dapat tumbuh atau membuat respon imun tubuh untuk membantu menghancurkan sel kanker.
Diketahui, dalam pengobatan kanker itu ada beberapa jenis seperti kemoterapi, terapi target, imunoterapi, radioterapi, pembedahan, dan lain-lain.
"Terapi target berbeda dengan pengobatan kemoterapi yang tidak hanya membunuh sel kanker, tetapi juga membunuh sel-sel sehat dalam tubuh sehingga menimbulkan efek samping yang cukup berat seperti rambut rontok, infeksi, mual, muntah, infeksi dan mudah berdarah," imbuhnya.
Randy mengungkapkan bahwa terapi target memiliki banyak manfaat bagi pasien, karena sistemnya yang langsung tertuju pada sel kanker, pasien kanker akan merasakan efek samping yang lebih rendah dibanding kemoterapi.
"Akan tetapi, beberapa terapi target tetap dikombinasikan dengan obat-obat kemoterapi sehingga bisa memperlambat progresi penyakit serta meningkatkan harapan hidup," sambungnya.
Di samping itu, Randy menyebutkan, Etana juga secara aktif juga berkolaborasi dengan pemerintah dalam hal ini mengenai produksi obat-obatan secara lokal.
Lalu juga berkolaborasi dengan instansi pendidikan, lembaga riset untuk sama-sama berperan aktif melakukan penelitian berbasis biotechnology yang memiliki manfaat lebih banyak untuk pasien di Indonesia.
"Tantangan utama kita adalah Sumber Daya Manusia (SDM), karena orang-orang yang expert atau experience di industri biopharmaceutical masih belum banyak. Jadi untuk mengatasi tantangan tersebut, Etana mengirim karyawan belajar ke luar negeri untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman," kata dia.
Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Cabang Jakarta Raya, dr Ikhwan Rinaldi mendukung perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia, termasuk Etana, untuk memproduksi obat kanker dalam negeri.
“Kita sangat senang, karena dengan adanya produksi obat kanker di Indonesia tentu akan membuat harganya menjadi lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Kita sangat support sekali itu,” pungkasnya.