Ganjar Sentil Perusahaan BUMN Karya Kerap Merugi dan Nyaris Bangkrut
Ganjar mengaku tidak kaget atas fenomena BUMN Karya merugi meski memperoleh proyek infrastruktur.
Ganjar mengaku telah mengantongi data terkait kinerja perusahaan BUMN Karya. Menurutnya, cara berbisnis BUMN Karya saat ini masih belum bijak.
Ganjar Sentil Perusahaan BUMN Karya Kerap Merugi dan Nyaris Bangkrut
Ganjar Sentil Perusahaan BUMN Karya Kerap Merugi dan Nyaris Bangkrut
Bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo mengkritik kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya yang kerap merugi. Alhasil, keberadaan perusahaan pelat merah tersebut justru membebani keuangan negara lantaran kerap meminta suntikan modal melalui Penyertaan Modal Negera.
Ganjar menyebut, banyaknya fenomena BUMN karya yang merugi hingga nyaris bangkrut akibat tata kelola perusahaan yang buruk. Dengan kata lain, mengabaikan prinsip Good Corporate Governance yang berdampak buruk pada kinerja keuangan perusahaan.
"Ya gimana lah bu, tidak governance kok, betul gak pak? Hayo yang main di situ siapa saja hayo, yang sudah bangkrut berapa BUMN? enggak governance kok. Kalau itu governance kita bisa ngukur kok," kata Ganjar dalam acara Saresehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (8/11).
Bahkan, Ganjar mengaku telah mengantongi data terkait kinerja perusahaan BUMN Karya. Menurutnya, cara berbisnis BUMN Karya saat ini masih belum bijak.
"Kalau itu governance kita bisa ngukur kok, saya juga punya datanya pak. Maka sebenarnya perlu prudent (bijak)," ungkap Ganjar.
Ganjar mengaku tidak kaget atas fenomena BUMN Karya merugi meski memperoleh proyek infrastruktur. Ini karena kurangnya tata kelola yang baik, sehingga proses bisnis yang dilakukan menjadi tidak efisien.
"Sudah ada berapa perusahaan bangkrut, BUMN bangkrut? yang karya-karya karena ngurus ini Banyak pak, inefisien kok kuncinya," ujar Ganjar.
merdeka.com
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Ganjar menilai penerapan sanksi keuangan menjadi penting bagi BUMN Karya yang tidak menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Sehingga, perusahaan pelat merah tidak hanya bergantung dari APBN untuk menyelesaikan proyek.
"Maka, nanti tidak ada alasan akhirnya kembali ke APBN saja, disuntik terus, disuntik terus, gitu kan. Ada nggak penalti kepada mereka (BUMN) kalau nggak performa nggak gajian. Ya kita review dong , yang mau maju ya saya ketat," pungkas Ganjar.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap sejumlah penyebab perusahaan BUMN sektor konstruksi kerap mengalami kerugian. Setidaknya ada 3 poin yang dinilai menjadi faktor BUMN Karya rugi.
Erick menyebut, poin pertama adalah adanya beban bunga yang terlalu tinggi. Kedua, waktu operasional tidak sesuai dengan feasibility study. Ketiga, karena kasus korupsi.
"Tentu kerugian karena kasus korupsi, apalagi dari utang yang harus kita sikat, tetapi itu karena salah berhitung secara operasional harus kita perdalam, apakah karena saat Covid, apakah juga masa daripada itu nya belum maksimal," ujar Erick Thohir kepada wartawan, di Jakarta, ditulis Rabu (3/5).
Dalam mengahadapi penyebab kerugian pertama, bunga utang tinggi, Erick menyebut salah satunya dengan restrukturisasi utang. Ini dilakukan pada proyek-proyek dengan jangka waktu panjang, tapi pinjamannya cenderung jangka pendek