Gita Wirjawan, dari pelayan McD hingga jadi menteri

Merdeka.com - Untuk menjadi pebisnis sejati memang diperlukan pengalaman dan observasi yang tajam. Semangat untuk memulai bisnis pun harus dipupuk dari hal-hal yang sepele, termasuk dari pengalaman sebagai pelayan.

Adalah Gita Wirjawan remaja yang menyambi menjadi pelayan di salah satu gerai McDonald saat menempuh kuliah strata pertamanya di University of Texas. Dia bekerja paruh waktu di Berkeley, Amerika Serikat. Setiap malam dia menggoreng hamburger, memotong sayuran, dan belajar perlunya menjadi seorang entrepreneur sambil menyelesaikan kuliah di pagi hari.

"Pengalaman paruh waktu tahun-tahun tersebut sangat penting karena membentuk pribadi saya seperti sekarang, khususnya soal mengembangkan semangat entrepreneurship," kata Gita di hadapan peserta seminar waralaba restoran, di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (2/4).

Kira-kira, 20 tahun kemudian pengalamannya itulah yang sedikit banyak berperan dalam keputusannya saat dia meninggalkan JP Morgan menjelang krisis 2008 lalu. Bahkan, dia sudah meramalkan akan ada krisis yang menimpa perekonomian dunia waktu itu.

Karir pria 47 tahun ini memang tergolong mulus. Setelah lulus dari pendidikan masternya di Baylor University tahun 1989, dia memulai karirnya dengan bekerja di Citibank. Namun, setelah dia menyelesaikan program master keduanya di Harvard University, dia bekerja di Singapura hingga 2004.

Tahun 2006, pria penyuka musik jazz itu pindah menjadi Presiden Direktur JP Morgan Indonesia. Tahun 2008 dia keluar dan ingin menjadi wiraswasta dengan mendirikan perusahaan investasi Ancora dan mulai masuk dalam Kabinet Indonesia Bersatu II setahun setelahnya sebagai ketua Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM).

Meski telah menjadi petinggi, Gita masih belum bisa menghilangkan kehidupan sederhananya. Hal itu termasuk cukur rambut. Dia memilih mencukur rambutnya di tukang cukur biasa yang bertarif Rp 20.000. Selain itu, dalam hal pakaian dia juga tidak terlalu mentereng. Biasanya dia membeli satu celana bermerek lalu meminta tukang jahit untuk membuat celana yang serupa.