Harga minyak kembali melonjak karena ulah Arab Saudi dan Rusia
Merdeka.com - Harga minyak mentah dunia kembali melonjak hingga di atas 1,5 persen. Ini menyusul kesepakatan Arab Saudi dan Rusia memerpanjang masa pemangkasan produksi minyak dari sebelumnya pertengahan tahun ini menjadi Maret 2018.
Seperti diberitakan reuters, harga minyak Brent sempat menyentuh USD 51,68 per barel. Naik 84 sen atau 1,7 persen dari harga pada penutupan perdagangan terakhir.
Sementara, West Texas Intermediate (WTI) bertengger di level USD 48,64 per barel, naik 80 sen (1,7 persen).
-
Kenapa Arab Saudi melakukan embargo minyak? Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
-
Siapa yang sepakat menurunkan emisi? Lebih dari 30 negara industri sepakat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mereka hingga 5% di bawah tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 1990.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Kapan PKS BPH Migas dan Sulut ditandatangani? Adapun agenda penting ini telah dilakukan di Manado, Sulawesi Utara pada Senin (23/4/2024).
"Dua menteri sepakat mengambil langkah apapun untuk menstabilkan pasar dan memangkas stok minyak dari level rata-rata dalam lima tahun," demikian isi pernyataan bersama Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih dan Menteri Energi Rusia Alexander Novak. Keduanya bertemu di Beijing, China, hari ini.
Sebagaimana diketahui, akhir tahun lalu, OPEC berjanji memangkas produksi minyak hampir 1,8 juta barel per hari sepanjang paruh pertama 2017. Diperkirakan volume pemangkasan pada masa perpanjangan, setidaknya hingga kuartal pertama 2018, minimal sama.
Rusia dan Arab Saudi adalah negara produsen dan eksportir minyak terbesar di dunia. Keduanya memproduksi minyak sekitar 20 juta barel per hari atau seperlima dari konsumsi global.
Kendati demikian, keduanya berharap negara produsen minyak lainnya ikut melakukan pemangkasan.
"Kami optimistis akan banyak negara bakal melihat manfaat dari kerja sama ini dalam menciptakan stabilitas di pasar minyak." (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaUtang konsolidasi tercatat sebesar USD 2,9 miliar turun sebesar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya,
Baca SelengkapnyaSerangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca Selengkapnya