Imbas Pembuangan Limbah Nuklir, Saham Perusahaan Jepang Anjlok Akibat Diboikot China
Jepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur sejak Kamis (24/8/2023).
Langkah Pemerintah Jepang membuang limbah nuklir ke laut menuai kritik dari berbagai pihak.
Imbas Pembuangan Limbah Nuklir, Saham Perusahaan Jepang Anjlok Akibat Diboikot China
Jepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur sejak Kamis (24/8/2023).
Lebih dari satu juta ton limbah nuklir yang disimpan di PLTN Fukushima akan dibuang selama 30 tahun ke depan. Akumulasi tersebut berawal sejak tahun 2011 ketika PLTN tersebut rusak parah akibat tsunami.
Langkah ini pun membuat pengguna internet di China menyerukan aksi boikot sebagai bentuk protes atas pembuangan limbah nuklir yang dilakukan oleh Jepang. Akibatnya, berbagai perusahaan di Jepang telah mengalami penurunan saham.
Dilansir dari situs Moneyweb, Shiseido, sebuah perusahaan kosmetik yang berbasis di Tokyo, mengalami penurunan saham sebanyak 3,3 persen dan menjadi penurunan dengan level terendahnya dalam kurun waktu lima bulan terakhir.
Pesaing lokal Shiseido, Kose dan Pola Orbis Holdings juga mengalami hal serupa.
Selain mencabut saham pada beberapa perusahaan di Jepang, pekan lalu China juga mengatakan akan menangguhkan impor makanan laut dari Jepang.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui kementrian kelautannya, China sempat meminta Jepang untuk menghentikan tindakan pembuangan limbah nuklir ini.
Menurut Kepala Fund Manager di Mito Securities, Hajime Sakai, aksi pemerintah China atas pembuangan limbah nuklir cukup parah dan dapat berakibat fatal pada berbagai sektor industri lainnya di Jepang.
Padahal, tanggapan yang diberikan para investor ini mencerminkan kekhawatiran publik, meskipun Badan Energi Atom Internasional mengatakan langkah yang dilakukan oleh Jepang telah sejalan dengan standar keselamatan global dan hanya akan berdampak kecil terhadap manusia dan lingkungan.
Sampai sejauh ini, kata boikot masih menjadi topik hangat di berbagai media online yang ada di China. Salah satu unggahan di Weibo mencantumkan sejumlah produk Jepang yang patut dihindari, yang mana Shiseido, Panasonic, Uniqlo, Mitsubishi, Aeon dan Nomura menjadi enam dari sekian merk yang ikut disebutkan dalam daftar tersebut.
Namun terlepas dari aksi protes online, beberapa analis mengatakan bahwa permintaan untuk produk-produk Jepang akan kembali meningkat setelah beberapa saat.
Terutama ketika pergerakan valuta asing yang akan membuat barang-barang itu menjadi lebih murah bagi pembeli dari China.
Menurut Charu Chanana, sebagai salah satu ahli strategi pasar di Saxo Capital Markets, produk-produk Jepang sangat dicari oleh wisatawan China dan nilai Yen yang lemah hanya akan membuat produk Jepang menjadi lebih menarik.
Merdeka.com