Ini 8 Tanda Waktunya Anda Resign
Merdeka.com - Sebagai seorang karyawan, terkadang ada masa di mana Anda merasa harus berhenti bekerja. Namun, Anda khawatir apakah hal tersebut merupakan pilihan yang baik atau bukan. Tak hanya itu, Anda juga harus menentukan alasan berhenti kerja yang akan dipaparkan saat wawancara kerja.
Nantinya, alasan tersebut akan menentukan perspektif perusahaan terhadap perilaku Anda sebagai seorang karyawan. Jika Anda menjawab alasan berhenti kerja yang terkesan kekanak-kanakan, Anda akan berisiko dipandang tidak profesional.
Maka dari itu dibutuhkan pertimbangan yang matang sebelum berhenti bekerja. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu kapan harus resign.
-
Kapan waktu tepat berhenti dari pekerjaan utama? Deborah menjelaskan bahwa momen tersebut terjadi ketika bisnis mulai menunjukkan kemandirian. Ia menggambarkan bisnis seperti anak-anak saat masih kecil, Anda harus memastikan mereka dapat berdiri, berjalan, dan mendapatkan makanan.
-
Kenapa kamu mau resign? Alasan saya resign adalah karena ingin membangun bisnis sendiri.
-
Apa alasan resign kamu? Keputusan resign ini saya ambil karena mendapat tawaran pekerjaan di perusahaan lain.
-
Kenapa karyawan resign? 'Ini bisa menjadi alasan resign yang baik dan masuk akal terutama jika kamu merasa pergi kerja merupakan sebuah beban berat di pagi hari,' jelasnya.
-
Bagaimana cara resign yang baik? Ini bertujuan agar Anda tidak dicap sebagai pekerja yang kurang profesional dan tidak menghormati perusahaan.
-
Kapan wirausahawan harus meninggalkan pekerjaan utama? Deborah menjelaskan bahwa perasaan tersebut muncul ketika bisnis mulai menunjukkan perkembangan yang mandiri.
Mungkin Anda sudah dapat mengira-ngira hal yang membuat dirimu kurang puas di pekerjaanmu saat ini. Atau Anda juga merasa bahwa terjadi perubahan hidup yang signifikan dalam hidupmu dan butuh menyesuaikannya dengan pekerjaan di perusahaan baru.
Berikut adalah beberapa alasan yang bisa jadi pertimbangan Anda untuk resign, dikutip JobStreet.
1. Butuh pembelajaran dan tantangan baru
Menjadi expert dalam bidang pekerjaan merupakan sebuah pencapaian yang baik. Anda disukai rekan kerja dan atasan karena Anda dapat memberikan banyak kontribusi dan mencetak prestasi.
Meskipun begitu, jika Anda sudah menguasai pekerjaan dengan baik, besar kemungkinan Anda tidak mendapat pembelajaran baru atau tidak merasa tertantang. Anda jadi merasa bosan dan butuh keluar dari zona nyaman untuk dapat belajar dan mengemban tanggung jawab lebih.
2. Lingkungan kerja yang buruk
Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas seorang karyawan. Jika Anda memiliki lingkungan kerja yang buruk dan tidak suportif terhadap Anda dan nilai-nilaimu, Anda akan kehilangan produktivitas sehingga tidak banyak berkontribusi pada perusahaan.
Sebelum kreativitas dan energi itu menghilang sepenuhnya, pertimbangkan kembali apakah Anda harus bertahan di perusahaan tersebut dan pikirkan lingkungan kerja yang ideal untuk Anda.
3. Tidak termotivasi untuk bekerja
Hampir setiap hari dalam seminggu dihabiskan di tempat kerja. Jika Anda merasa tidak termotivasi untuk bekerja saat bangun di pagi hari, inilah saatnya untuk mengetahui akar masalah tersebut. Berapa lama hal ini sudah berlangsung? Apa ini hanya merupakan fase atau berpotensi untuk berkelanjutan?
Sadari pemantik demotivasi ini dengan memperhatikan orang di sekitar, tanggung jawab pekerjaan, dan bahkan hingga ke budaya perusahaan sesegera mungkin. Jika dibiarkan terlalu lama, hal ini dapat berakibat pada ketidakpuasan dan acuh terhadap pekerjaan.
4. Merasa pekerjaan tidak berarti
Melanjutkan poin sebelumnya, apakah Anda merasa puas dengan pencapaian kerja saat ini? Apakah hasil kerja memberikan kepuasan tersendiri yang dapat memotivasi Anda untuk terus bekerja? Atau Anda hanya bertahan hanya agar mendapat gaji bulanan?
Memiliki impian dan nilai pribadi dan berkeinginan untuk merealisasikannya melalui pekerjaan bukan merupakan hal yang salah. Jika Anda merasa dapat berkontribusi di tempat lain dan menemukan arti dalam pekerjaan tersebut, ini saat yang tepat untuk mempertimbangkan langkah resign.
5. Selalu tertekan saat bekerja
Menemukan tekanan saat bekerja sangat mungkin terjadi, terlebih jika beban pekerjaan sedang banyak-banyaknya. Namun, jika Anda merasa selalu tertekan, hal tersebut tidak akan berpengaruh baik di waktu mendatang.
Tekanan yang konstan dalam pekerjaan dapat menguras tenaga secara fisik dan emosional, sehingga menyebabkan burnout. Ini juga bisa memicu perilaku negatif seperti mudah merasa tersinggung, terganggu, tidak fokus, dan tidak objektif sehingga dapat menurunkan produktivitas bahkan memengaruhi hubungan baik antara rekan kerja.
6. Anda tidak menyukai rekan kerja
Saat bekerja, mungkin saja kita bertemu dengan rekan yang sangat tidak cocok dengan kita, baik dari cara bekerja atau nilai yang dipegang. Perasaan tidak nyaman akan terus ada selama Anda dan individu tersebut masih bekerja di tempat yang sama.
Jika Anda sudah mencoba mengomunikasikan masalahnya namun tetap tidak berhasil, ini juga bisa jadi poin pertimbangan kamu untuk resign, ketimbang selalu merasa tidak nyaman dalam bekerja. Apalagi jika hubungan kalian jadi memberi dampak buruk untuk pekerjaan tim.
7. Tidak ada prospek yang jelas di perusahaan
Katakanlah Anda menyukai pekerjaan Anda saat ini, mulai dari tugas hingga lingkungan kerja sudah ideal menurut standar pribadi Anda. Tanyakan kepada diri sendiri, bagaimana rencana karir di masa depan? Apakah Anda membayangkan bekerja di perusahaan ini selamanya?
Apakah perkembangan skill dan karir di perusahaan didukung oleh atasan? Jika Anda tidak merasa dapat melebarkan sayap dan mencoba tantangan baru dengan promosi, ini merupakan saat yang tepat untuk menjelajahi opsi-opsi karir yang ada di luar sana.
8. Tidak merasa dihargai
Menurut Harvard Business Review, apresiasi dalam lingkungan pekerjaan sangat berpengaruh pada produktivitas karyawan di tempat kerja. Jika Anda merasa bahwa pendapat Anda tidak dihargai, Anda dapat merasa kehilangan kepercayaan diri dan performa kerja akan menurun.
Contoh lain saat Anda tidak dihargai adalah kontribusi tidak diapresiasi oleh atasan dan lingkungan kerja. Anda juga merasa bahwa terdapat gap yang terlalu besar sehingga Anda kesulitan dan merasa tidak berharga untuk berkomunikasi dengan atasan. Ketika hal tersebut sudah terjadi, saatnya Anda mencari pekerjaan yang dapat menghargai kontribusimu.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses pengajuan resign harus disertai alasan yang kuat dan dilakukan dengan cara yang benar sesuai aturan masing-masing perusahaan.
Baca SelengkapnyaAda juga karyawan yang memutuskan untuk mengundurkan diri setelah bertahun-tahun bekerja karena perubahan prioritas hidup.
Baca SelengkapnyaJangan hanya ikut-ikutan, persiapkan strategi yang tepat untuk resign setelah Lebaran.
Baca SelengkapnyaIni bertujuan agar tidak dicap sebagai pekerja yang kurang profesional dan tidak menghormati perusahaan.
Baca SelengkapnyaKata-kata pamit di grup Whatsapp kerja ini bisa digunakan saat Anda berencana resign.
Baca SelengkapnyaKata pamit harus disampaikan dengan sopan untuk saling menghargai.
Baca SelengkapnyaMengenali ciri-ciri lingkungan kerja yang toxic adalah langkah pertama untuk menjaga diri dan membuat keputusan yang terbaik untuk masa depan Anda.
Baca SelengkapnyaPHK bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah perubahan yang bisa membawa Anda pada peluang baru.
Baca SelengkapnyaUcapan perpisahan kerja untuk bos dan rekan senior bisa diberikan menjelang berpamitan saat resign.
Baca SelengkapnyaMatangkan persiapannya biar career switch bisa optimal!
Baca SelengkapnyaUntuk menilai perusahaan itu baik atau justru buruk 'red flag' calon karyawan bisa mendeteksi hal tersebut saat proses wawancara.
Baca SelengkapnyaBerikut kata-kata perpisahan kerja yang menyentuh hati untuk rekan sejawat dan atasan.
Baca Selengkapnya