Ini Penyebab Petani Indonesia Banyak Miskin
Merdeka.com - Ombudsman RI mempertanyakan tingkat kesejahteraan petani Indonesia yang semakin sulit. Indikator ini tercermin dari penguasaan petani terhadap lahan pertanian yang semakin hari semakin sempit.
Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika menilai, pihaknya saat ini bisa merefleksikan sejauh mana peran kehadiran negara dalam memberikan upaya serius untuk meningkatkan kesejahteraan dan harkat martabat para petani.
"Pertanyaan yang paling mendasar daripada itu adalah, bagaimana dengan nasib dari para petani kita?" kata Yeka dalam sesi webinar, Jumat (24/9).
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur? “Kesejahteraan petani harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun“
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan kesejahteraan petani? Kami nilai Kementan memiliki program dan inovasi yang sangat baik dalam pemberdayaan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani selama ini, seperti Taxi Alsintan misalnya, program ini kami nilai sangat baik dalam mendukung aktivitas petani dilapangan dan sangat baik dalam melatih kemandirian petani,'
-
Kenapa petani di DIY miskin? Pada tahun 2020 Indonesia dilanda wabah pandemi COVID-19. Kondisi ini berdampak besar pada perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salah satu golongan masyarakat yang terdampak itu adalah para buruh tani. Mereka menjadi penyumbang angka penduduk miskin di DIY dengan angka pendapatan berkisar Rp600 ribu setiap bulannya.
Dalam hal ini, dia menyoroti penguasaan lahan petani yang semakin tergerus. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), dia menyebutkan petani di era 1960an masih menguasai layan hingga 1,1 ha.
Jumlah itu kemudian turun menjadi 0,8 ha pada periode 2000an. Melansir data BPS per 2018, Yeka menghitung luas lahan rata-rata kepemilikan petani mengerucut jadi 0,5 ha.
"Dan 60 persen dari petani Indonesia itu ternyata ada di penguasaan lahan seluas 1.000 m2 atau sekitar 0,1 ha," terang Yeka.
"Jadi bisa dibayangkan, bahwa seiring dengan perjalanan bangsa Indonesia, seiring dengan digembor-gemborkannya pembangunan di Indonesia, akan tetapi penguasaan lahan kita semakin menurun," singgungnya.
Selanjutnya
Selain lahan penguasaan yang semakin menyempit, Yeka pun menyoroti kehadiran petani gurem yang semakin meningkat. Itu diiringi dengan struktur usia petani tua yang semakin banyak.
Indikator-indikator tersebut dinilainya bukan hanya berdampak terhadap tingkat kesejahteraan petani, tapi juga berpotensi merusak sistem ketahanan pangan nasional.
Meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai anggaran untuk membantu petani dan sektor pertanian, seperti untuk pembangunan irigasi, penyediaan pupuk bersubsidi, hingga perlindungan harga komoditas hasil pertanian.
"Kenapa di tengah-tengah bantuan dan anggaran pertanian yang semakin meningkat, tetapi karakteristik petani kita tidak semakin baik? Itu bisa dilihat dari kesejahteraannya, dilihat dari penguasaan lahannya," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani.
Baca SelengkapnyaNana menyebutkan petani saat ini menghadapi tantangan yang besar, seperti dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaKhususnya agraria, yang tak mencerminkan pemerintahan Jokowi bekerja untuk melindungi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaHal ini untuk memastikan bahwa petani juga mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil pertanian mereka.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca SelengkapnyaAnak-Anak di Inggris Beri Pesan Dukungan untuk Anak-Anak Palestina dalam Unjuk Rasa di London
Baca SelengkapnyaSekjen DPN Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Kusnasi Mudi menyayangkan PP 28/2024 disahkan dan ditandatangani oleh berbagai Kementerian yang tidak terl
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan sulitnya pemerintah menjaga keseimbangan harga beras. Sebab, masyarakat akan mengeluh apabila harga beras naik, sementara petani senang.
Baca SelengkapnyaGanjar menyinggung soal keinginannya untuk memperkuat kembali asuransi petani sebagai langkah antisipasi apabila terjadi gagal panen atau puso.
Baca Selengkapnya