Isi BBM di SPBU akan dicatat nama, nopol mobil dan transaksi
Merdeka.com - Pemerintah sudah mengakui bahwa pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dengan cara imbauan ke masyarakat, telah terbukti tidak efektif. Berangkat dari kondisi tersebut, pemerintah kembali menggulirkan wacana penggunaan sistem teknologi informasi untuk mengendalikan konsumsi BBM.
PT Pertamina (Persero) tengah sibuk menyiapkan penerapan RFID. Penggunaan RFID dalam pengendalian konsumsi BBM, sejatinya bukan hal baru. Pemerintah pernah mewacanakan ini pada 2010 lalu. Namun hingga saat ini tak kunjung terlaksana.
RFID merupakan teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk secara otomatis mengidentifikasi benda. Salah satunya dengan cara menyimpan nomor seri. RFID ini nantinya bakal dipasang di semua kendaraan roda empat pribadi. Dengan RFID, pengisian BBM akan terekam dan dapat diteruskan ke komputer.
-
Mengapa Pertamina melakukan digitalisasi dalam penyaluran BBM subsidi? Ini menjadi upaya bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan penyaluran BBM dan LPG bersubsidi semakin transparan penyalurannya.
-
Bagaimana cara menentukan pengguna BBM Subsidi? Rencananya, kriteria pengguna BBM Pertalite dan Solar Subsidi akan ditentukan berdasarkan Cubicle Centimeter (CC).
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendistribusikan BBM subsidi? Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading, Pertamina akan memastikan distribusi energi bersubsidi di tahun 2024 dapat menjangkau masyarakat kurang mampu di seluruh pelosok negeri dengan harga terjangkau.
-
Kenapa Pertamina mengimplementasikan sistem digitalisasi ? PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
-
Apa jenis BBM yang disalurkan Pertamina? PT Pertamina Patra Niaga selaku anak usaha Pertamina menegaskan masih terus menyalurkan BBM jenis Pertalite (RON 90) kepada masyarakat, sesuai kuota tahun 2024 yang ditetapkan Pemerintah.
Kita akan melihat bagaimana RFID bekerja sekaligus sistem pengendalian dan monitoring yang akan dijalankan Pertamina. Dalam dokumen presentasi Pertamina, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya menjelaskan, setiap transaksi pengisian BBM di SPBU akan terekam melalui RFID yang terpasang di kendaraan roda empat. Yang akan dicatat mulai dari nilai transaksi saat pengisian BBM, lokasi SPBU, hingga data konsumen.
Identitas pelanggan sudah dimasukkan saat pemasangan RFID. "Data transaksi pelanggan yang terdiri dari identitas kendaraan pelanggan (Nopol), identitas pelanggan (nama dan alamat), perilaku pembelian pelanggan (volume, waktu, frekuensi pembelian, lokasi SPBU) dan lain-lain," papar Hanung dalam dokumen yang dikutip merdeka.com, Senin (8/4).
Dengan sistem komputerisasi, data yang terekam adalah data real time. Alurnya, saat mengisi BBM di SPBU, petugas memasukkan data pembeli atau konsumen melalui sistem komputerisasi. Data tersebut akan terkirim ke pusat pengendalian secara sistem yang kemudian mengaktifkan RFID reader.
Ketika memulai pengisian, noozle secara otomatis membaca data yang sudah terekam dalam RFID. Mulai dari nopol kendaraan hingga volume atau kuota yang sudah terpakai. Setelah selesai pengisian, petugas memberikan struk pembelian yang mencatat data sisa kuota konsumsi BBM dalam sehari.
"Pada fase monitoring ini sudah bisa dilakukan pengendalian BBM subsidi secara terbatas," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga saat ini lokasi yang difokuskan untuk program QR Pertalite ini adalah beberapa wilayah di Jawa Madura Bali atau JAMALI.
Baca SelengkapnyaLuhut menyebut, pemanfaatan AI untuk penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite akan menghemat APBN sekitar Rp90 triliun.
Baca SelengkapnyaHingga Juli 2024, tercatat lebih dari 4,6 juta pengguna Pertalite sudah mendaftar QR Code.
Baca SelengkapnyaPendataan itu untuk memastikan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tepat sasaran dan tepat kuota.
Baca SelengkapnyaData pengguna ini akan sangat berguna untuk kebijakan pemerintah dalam pengaturan kendaraan yang berhak dapat BBM Subsidi.
Baca SelengkapnyaPenggunaan teknologi informasi bisa mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat pengguna LPG subsidi 3 Kg untuk segera mendaftar melalui pangkalan LPG milik Pertamina.
Baca SelengkapnyaPertalite adalah salah satu BBM Subsidi, sehingga pengaturan oleh regulator dimaksudkan agar BBM subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, aturan pembelian LPG 3 Kg dengan menggunakan KTP akan dilakukan secara bertahap.
Baca SelengkapnyaSistem Ford ini tidak hanya mengumpulkan suara, tetapi juga data perjalanan
Baca SelengkapnyaKasus Pemalsuan Pelat Khusus ZZ Terbongkar: Harga Paling Murah Rp55 Juta, Pelanggan Mobil Mewah Rp5 M
Baca SelengkapnyaBPH Migas berkomitmen mempercepat penyelesaian tindak lanjut aduan masyarakat mengenai pendistribusian BBM subsidi, seperti di regional Sumatera Bagian Selatan.
Baca Selengkapnya