Kebutuhan dunia pada pembangkit nuklir terus meningkat di masa depan
Merdeka.com - International Atomic Energy Agency's (IAEA) menyatakan bahwa potensi pembangkit listrik tenaga nuklir tetap tinggi di masa mendatang. IAEA memperkirakan pertumbuhan pembangkit tenaga nuklir mencapai 42 persen pada 2030, 42 persen di 2030, dan 123 persen pada 2050.
"Di beberapa negara dunia, kepedulian pada perubahan iklim meningkatkan minat pada pembangkit tenaga nuklir," ujar Deputi Direktur dan Kepala Departemen Nuklir, Mikhail Chudakov, dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/8).
Pertumbuhan tertinggi diperkirakan pada Asia Tengah dan Timur. Di mana, pembangkit nuklir diperkirakan bertumbuh 43 persen hingga 2050. "Kebutuhan listrik terus bertumbuh, utamanya terjadi pada negara berkembang."
-
Mengapa teknologi energi terbarukan akan berkembang pesat? Dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan ketergantungan pada sumber energi fosil, teknologi energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro memiliki potensi besar untuk booming di masa depan.
-
Apa target PLN dalam bauran energi tahun 2040? Sementara itu, total tambahan kapasitas pembangkit hingga 2040 adalah 86 GW, dengan rasio 75 persen berasal dari pembangkit EBT dan 25 persen dari pembangkit berbasis gas.
-
Apa rencana Meta soal energi nuklir? Meta menyatakan ketertarikan pada baik SMR maupun reaktor yang lebih besar, dan sedang mencari mitra yang akan mengizinkan, merancang, merekayasa, membiayai, membangun, dan mengoperasikan pembangkit listrik ini.
-
Kapan kebutuhan nikel untuk baterai kendaraan listrik akan mencapai puncaknya? Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2030 kebutuhan nikel untuk industri baterai sebesar 1.260 kt atau sekitar 26% konsumsi nikel global,' Toto melanjutkan
-
Dari mana sebagian besar penjualan nikel diproyeksikan berasal pada 2030? Diperkirakan, penjualan nikel dari Asia Tenggara pada 2030 mencapai 36,6 miliar dolar AS dan meningkat lagi hingga 40,8 miliar dolar AS pada 2050.
-
Mengapa Meta ingin pakai energi nuklir? Pengembangan alat AI baru memerlukan energi yang sangat besar, yang berpotensi mengganggu tujuan keberlanjutan Silicon Valley jika tidak menemukan sumber listrik yang lebih ramah lingkungan.
Di Indonesia sendiri, BATAN telah menargetkan untuk memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir pada 2019. Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan energi nuklir tidak hanya bermanfaat untuk pembangkit. Namun, juga bisa digunakan untuk pengobatan, pertanian, dan lain sebagainya.
"Saya percaya dengan pengembangan teknologi sejauh ini pemanfaatan tenaga nuklir bisa dilakukan," tuturnya.
Djarot menambahkan dengan semakin menipisnya cadangan energi fosil maka harus segera dicarikan jalan keluar. "Salah satunya ialah energi alternatif yaitu nuklir. Namun, menurut kebijakan energi nasional, nuklir ialah pilihan terakhir."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SKK Migas jmenyatakan peningkatan produksi migas dari lapangan yang sudah ada perlu dibarengi pula dengan peningkatan kegiatan eksplorasi secara masif.
Baca SelengkapnyaIni selaras dengan penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RKUN) yang dikabarkan segera selesai.
Baca SelengkapnyaRencana pemanfaatan PLTN ini telah disahkan oleh Komisi di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui RPP KEN.
Baca SelengkapnyaRencana ini untuk mencapai target net zero emission di 2060.
Baca SelengkapnyaRencana ini sudah beberapa kali dibahas bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca SelengkapnyaKapasitas pembangkit nuklir pertama di Indonesia ini sebesar 250 megawatt.
Baca SelengkapnyaBerbagai langkah strategis sangat diperlukan untuk memastikan ketersediaan energi listrik yang cukup, andal, dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPrediksi tersebut merupakan hasil kajian dari PBB. Akan ada fenomena yang mengejutkan.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaTotal produksi anoda baterai litium di Indonesia akan mencapai 160 ribu ton per tahun.
Baca SelengkapnyaPermintaan nikel diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tren kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaInsentif fiskal diperlukan mengingat negara lain juga berupaya menarik investor.
Baca Selengkapnya