Kemenperin pacu industri padat karya berorientasi ekspor di Jawa Tengah
Merdeka.com - Kementerian Perindustrian fokus memacu pengembangan industri manufaktur di Jawa Tengah berbasis pada sektor padat karya berorientasi ekspor. Misalnya, industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, serta furnitur, yang selama ini telah memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, sektor-sektor tersebut memiliki kinerja yang cukup baik. "Apalagi, adanya Kawasan Industri Kendal, kami terus aktif untuk menarik investasi masuk," kata Airlangga usai berdialog dengan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Jumat 6 April 2018.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, nilai investasi industri manufaktur pada 2015 mencapai Rp10,7 triliun, dan ditargetkan naik 10 kali lipat menjadi Rp104,3 triliun di tahun 2035.
-
Apa yang menjadi fokus Airlangga Hartarto dalam pengembangan ekonomi platform? “Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini,“ ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang Menko Airlangga sampaikan tentang start-up Indonesia? Pada simposium tersebut Menko Airlangga menyampaikan bahwa jumlah start-up di Indonesia merupakan ketiga terbesar di Asia.
-
Bagaimana Menko Airlangga dorong pengembangan talenta digital? “Pemerintah berharap adanya program-program pengembangan talenta digital dapat menjadikan backbone IT tidak di negara lain, tetapi di Indonesia,“
-
Bagaimana cara Airlangga Hartarto mendorong investasi? “Pemerintah Indonesia terbuka atas kerja sama investasi dalam berbagai area ekonomi,“ ungkap Menko Airlangga.
-
Siapa yang menilai perlu disiapkan generasi muda untuk Indonesia Emas 2045? Dirinya menilai, sejak saat ini perlu disiapkan generasi muda siap berdaya saing dan unggul.
-
Mengapa Airlangga Hartarto mendorong investasi asing? Pemerintah Indonesia juga tengah giat mendorong investasi asing untuk masuk ke Indonesia guna mencapai target investasi senilai Rp 1.400 triliun di tahun 2023.
Selain itu, penyerapan tenaga kerja juga diprediksi meningkat, dari 3,2 juta orang tahun 2015 menjadi 6,2 juta orang pada 2035.
Guna mewujudkannya, salah satu yang akan berperan penting, yaitu kontribusi dari perusahaan-perusahaan baru yang beroperasi di Kawasan Industri Kendal.
Hingga Januari 2018, kawasan terintegrasi yang diresmikan sejak November 2016 itu, telah menarik sebanyak 39 investor yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, China dan Jepang.
Kawasan tersebut ditargetkan akan menyerap potensi investasi hingga Rp200 triliun dan tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang. Perusahaan-perusahaan yang telah berdiri di Kawasan Industri Kendal, antara lain sektor industri furnitur, makanan, kemasan makanan, baja, label printing, dan boneka.
Menperin menambahkan, Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi tujuan utama para investor menanamkan modalnya untuk perluasan usaha.
"Misalnya saja, saya melihat di Boyolali, tingkat pengangguran di sana itu mendekati nol, karena ekspansi perusahaan-perusahaan yang begitu besar," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, lanjut Airlangga, terjadi fenomena industri TPT di Jawa Barat di mana mereka merelokasi pabriknya ke daerah lain terutama ke Jawa Tengah. "Adanya ekspansi dan investasi baru, industri TPT di Boyolali mencari tenaga kerja lebih dari 5.000 orang," ucap dia.
Hal tersebut memperlihatkan pula bahwa industri TPT nasional pada tahun 2017 mampu tumbuh 3,45 persen, melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya yang minus satu persen.
Sektor ini berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain melalui penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,58 juta orang atau menyumbang 21,2 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.
Selanjutnya, penghasil devisa negara yang signifikan dari nilai ekspor TPT sebesar USD 12,59 miliar atau 10,1 persen dari total ekspor manufaktur tahun 2017. Industri TPT juga menyumbang sekitar 1,07 persen terhadap PDB nasional, dan mencatatkan nilai investasi hingga Rp10,19 triliun pada 2017.
Topang industri TPT
Dengan potensi tersebut, Kemenperin telah menetapkan industri TPT sebagai salah satu sektor yang akan menjadi percontohan pada implementasi Industri 4.0 di Indonesia. Guna menopang daya saingnya, Kemenperin terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor ini agar mampu menguasai perkembangan teknologi digital.
"Khusus untuk memasok tenaga kerja di industri TPT, kami memiliki Akademi Komunitas Tekstil Solo dan penyelenggaraan Diklat 3in1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja) untuk operator mesin garmen," tutur Airlangga.
Kemenperin juga gencar melaksanakan program pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan di berbagai daerah.
"Pemerintah juga tengah membahas terkait perdagangan internasional, agar tarif bea masuk tekstil atau garmen kita bisa di-nol-kan oleh negara lain. Misalnya saja dengan Australia, kami menargetkan CEPA dengan Australia bisa selesai tahun ini. Kami yakin, kalau semua tarif sudah menjadi nol, ekspor tekstil atau garmen kita akan meningkat, dampak positifnya juga akan dirasakan di Jawa Tengah," ucap dia.
Di samping itu, Kemenperin fokus mengembangkan industri kecil dan menengah (IKM) di Jawa Tengah agar siap memasuki era Industri 4.0. Salah satu langkahnya adalah mendorong mereka memanfaatkan e-commerce untuk melakukan bisnis pada era digital saat ini. "Kami punya banyak pelatihan, contohnya workshop e-Smart IKM," ujarnya.
Airlangga menganggap generasi millenial menjadi aset penting Indonesia ke depan dalam membangun sektor manufaktur agar semakin tumbuh dan berdaya saing global, seiring dengan bonus demografi yang akan diperoleh pada 2020-2030.
"Ada tiga pelajaran yang mutlak dikuasai oleh generasi millenal kita agar bisa bersaing di Industri 4.0, yakni Bahasa Inggris, Statistik, dan Koding," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Dito Ganinduto yang turut serta bersama Menperin melakukan kunjungan kerja di Semarang ini menyambut gembira peluncuran Peta Jalan Making Indonesia 4.0 yang diinisiasi oleh Kemenperin dalam memasuki era Industri 4.0. "Jadi, roadmap ini menjadi angin segar bagi perbaikan kondisi industri manufaktur kita," ujar Dito.
Dia menilai, implementasi Industri 4.0 akan meningkatkan pengembangan sektor manufaktur dalam negeri. Misalnya untuk industri TPT, Indonesia perlu mengembangkan pakaian yang lebih spesifik untuk tujuan ekspor, seperti pakaian olahraga atau yang khas nusantara seperti batik. "Indonesia juga perlu meningkatkan keahlian tenaga kerjanya di industri TPT," kata Dito. (mdk/esy)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga meminta industri konstruksi melakukan transformasi digital.
Baca Selengkapnya"Kalau income per bulan USD 10.000 atau Rp150 juta per tahun, berarti minimum income kita itu sekitar Rp10 juta per bulan," kata Menko Airlangga.
Baca SelengkapnyaPerusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaDirinya menilai, sejak saat ini perlu disiapkan generasi muda siap berdaya saing dan unggul.
Baca SelengkapnyaBacapres Ganjar Pranowo menyiapkan strategi pembangunan sumber daya manusia sebagai pondasi, agar Indonesia bisa melompat menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan bonus demografi bisa mewujudkan Indonesia emas.
Baca SelengkapnyaMillenial dianggap menjadi penentu masa depan Indonesia
Baca SelengkapnyaPemerintah harus serius menggarap industri hilirisasi ini dengan membangun roadmap
Baca SelengkapnyaPemerintah akan menjamin pemberian insentif bagi industri khususnya manufaktur.
Baca SelengkapnyaMentan Amran menyatakan, kaum millenial memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dalam pertanian.
Baca SelengkapnyaHal ini tidak lepas dari pesatnya pertumbuhan teknologi yang mendampingi kebiasaan hidup Gen Z.
Baca SelengkapnyaAirlangga bertemu Ilham Habibie dalam 'Orasi Ilmiah dalam BJ Habibie Memorial Lecture: Peran Iptek dan Inovasi menuju Indonesia Emas 2045.
Baca Selengkapnya