Kisah Mahfud, Sempat Terlilit Utang Rp20 Juta Karena Kecanduan Judi Online Kini Sukses Jualan Batik Arkanza
Peran orangtua Mahfud sangat besar dalam titik pencapaiannya hari ini.
Peran orangtua Mahfud sangat besar dalam titik pencapaiannya hari ini.
Kisah Mahfud, Sempat Terlilit Utang Rp20 Juta karena Kecanduan Judi Online Kini Sukses Jualan Batik Arkanza
Kecanduan Judi Online saat Masih SMA
Pernah terjerat judi online hingga berutang Rp20 juta, menjadi titik balik Mahfud Fadholi kembali menjadi manusia bertanggungjawab. Konsistensi terhadap segala keputusan mengantarnya menjadi pemilik outlet batik yang cukup terkenal di Surakarta, Jawa Tengah.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, Mahfud merintis usaha ini memang bukan dari nol. Peran orangtua Mahfud sangat besar dalam titik pencapaiannya hari ini.
Saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), dia pernah terjerat judi online. Pendapatan yang dia peroleh cukup besar dari sana.
Bukan sekadar pemain, namun Mahfud menjadi pengepul uang orang-orang berjudi.
Uang yang terkumpul kemudian diserahkan kepada bandar. Pajak yang dibebankan bandar kepada peserta judi merupakan pendapatan Mahfud.
Satu waktu, teman Mahfud berjudi di angka Rp3 jutaan. Namun, temannya justru ingkar janji karena tidak membayar.
Mau tidak mau, Mahfud yang harus menalangi. Dia menjadi peserta judi menggantikan temannya.
Sialnya, kerugian justru melanda Mahfud hingga dia memiliki utang Rp20 juta
"Saya kabur dari rumah, cari solusi bagaimana utang ini bisa terlunasi. Akhirnya bapak saya berhasil temukan saya," kata Mahfud dikutip dari akun YouTube Pecah Telur, Senin (11/9).
Dia menyampaikan, pergi dari rumah bukan bentuk lari dari tanggung jawab.
Sebaliknya, karena dia tidak ingin kedua orangtuanya tahu beban yang menimpanya.
Maka keluar rumah menjadi pilihan Mahfud sambil mencari solusi.
Sang ayah kemudian menasihati agar menjadi pribadi yang bertanggungjawab.
Utang Mahfud terlunasi setelah sang ayah menjual beberapa aset. Dari kejadian itu, Mahfud berjanji akan 'membalas'kebaikan orangtuanya yang rela memberi kesempatan atas ulahnya tersebut.
Lulus dari SMA, Mahfud kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Setelah menamatkan pendidikannya, Mahfud menganggur sekitar 3-4 bulan.
Mahfud mengisi waktu luang dengan menjadi pengendara ojek online dan mengikuti seminar-seminar pemasaran. Dia bertekad ingin memiliki sebuah usaha.
Setelah itu, Mahfud beralih dari pengendara ojek online menjadi sopir taksi online. Adapun mobil dipakai merupakan mobil milik orangtuanya.
Selama menjadi sopir taksi online, Mahfud mantap memutuskan untuk mendirikan usaha batik. Sebelum merintis usaha batik, Mahfud sudah terlebih dahulu berjualan batik secara online.
"Namun karena saya melihat pasar batik cukup luas saya memberanikan diri berbisnis batik. Modalnya, dari hasil jual mobil orangtua saya," kata dia.
Orangtua Mahfud sempat ragu dengan nasib Mahfud yang ingin berbisnis jualan baju batik. Sebab, latar belakang keluarga Mahfud bukanlah seorang pedagang atau pebisnis.
Untungnya, orangtua Mahfud tetap mendukung pilihan sang anak.
Pada tahun 2020, orangtua Mahfud rela mobil mereka dijual untuk modal mendirikan batik yang diberi nama Arkanza.
Atas restu tersebut omset Arkanza cukup menjanjikan. Dalam sebulan, Mahfud bisa mejual sekitar 300 baju batik dengan harga yang ditawarkan mulai dari Rp200.000 sampai Rp300.000 per baju.