Kisah Mengharukan Prajogo, Sopir Angkot dari Keluarga Miskin Kini Jadi Miliuner
Merdeka.com - Dangan meremehkan sebuah pekerjaan, mana tahu itulah yang mengantarkan seseorang menjadi seorang miliarder. Hal ini dialami oleh Prajogo Pangestu yang lahir dengan nama asli Phang Djoen Phen.
Prajogo lahir pada tanggal 13 Mei 1944 di Bengkayang, Kalimantan Barat. Dia tumbuh di keluarga sangat miskin. Orang tuanya merupakan pedagang karet kecil. Pekerjaan orang tuanya itu tak mampu mengantarkan Prajogo untuk menempuh pendidikan SMA.
Tidak ingin terkungkung kemiskinan, Prajogo merantau ke Jakarta demi mendapat kehidupan yang lebih baik.
-
Bagaimana Prajogo Pangestu jadi kaya? Sumber kekayaan dari Prajogo Pangestu berasal dari PT Barito Pacific Timber (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA), PT Pertindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
-
Apa sumber kekayaan Prajogo Pangestu? Forbes menuliskan, kekayaan mantan sopir Angkot itu bersumber dari usaha di sektor Petrokimia. Selain itu, kekayaan orang nomor satu di Indonesia tersebut juga berasal dari bisnis di sektor pertambangan.
-
Bagaimana Prajogo Pangestu membangun kekayaannya? Seperti catatan Forbes, kekayaan terbesar Prajogo Pangestu berasal dari PT Barito Pacific Timber (BRPT) yang didirikan pada 1979 silam. Bisnis perusahaan ini bergerak di bidang petrokimia yang terintegrasi di Indonesia.
-
Apa sumber kekayaan utama Prajogo Pangestu? Seperti catatan Forbes, kekayaan terbesar Prajogo Pangestu berasal dari PT Barito Pacific Timber (BRPT) yang didirikan pada 1979 silam. Bisnis perusahaan ini bergerak di bidang petrokimia yang terintegrasi di Indonesia.
Namun, jalan menuju kelayakan hidup belum juga direngkuhnya. Prajogo tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Kalimantan.
Untuk menyambung hidup, Prajogo bekerja sebagai sopir angkot. Pekerjaan itu dia lakoni pada tahun 1960. Pekerjaan sopir angkot itu menjadi sebuah batu loncatan dalam kehidupannya.
Saat sedang menjadi sopir, Prajogo bertemu dengan pria yang bernama Bon Sun On atau dikenal dengan nama Burhan Uray. Pria tersebut berprofesi sebagai pengusaha kayu asal Malaysia. Pertemuan itulah yang kemudian mengubah kehidupannya.
Jadi Karyawan dan Dirikan Perusahaan
Dia kemudian bekerja sebagai karyawan dari Burhan Uray yang dikenal sebagai pendiri dari PT Djajanti Group di tahun 1969. Tujuh tahun bekerja di sana dengan keras, Burhan Uray mengangkat Prajogo sebagai General Manager (GM) di Pabrik Plywood Nusantara yang berada di Gresik, Jawa Timur.
Kariernya sebagai General Manager di PT Plywood Nusantara hanya berlangsung setahun saja. Dia memutuskan keluar dari perusahaan tersebut.
Setelah keluar, Prajogo mencoba menjalankan bisnisnya sendiri. Langkah pertama yang dia ambil yaitu meminjam modal melalui BRI untuk membeli perusahaan kayu bernama CV Pacific Lumber Coy. Perusahaan tersebut kala itu sedang mengalami kesulitan keuangan.
CV Pacific Lumber Coy pun sepenuhnya milik Prajogo. Berbekal pengalaman yang dia miliki dan insting bisnis yang baik, CV tersebut berganti nama menjadi PT Barito Pacific.
Kala itu perusahaan berhasil memiliki hak konsesi hingga 6 juta hektare di seluruh Indonesia. Produk yang dihasilkan perusahan tersebut yaitu plywood, blockboard, particle board, dan woodworking product. Produknya juga diekspor ke luar negeri seperti Eropa dan Amerika.
Barito Pacific berkembang pesat. Di zaman pemerintahan presiden Soeharto, Prajogo banyak bekerja sama dengan perusahaan dari anak-anak dan kolega dari Soeharto.
Bisnis Semakin Berkembang
Dengan begitu, bisnisnya semakin berkembang dan melebar ke sektor lainnya selain pengolahan kayu yaitu properti, petrokimia dan minyak sawit mentah. Tak heran jika saat itu Prajogo sudah dikenal sebagai salah satu pengusaha terkaya di Indonesia.
Memasuki tahun 2000, bisnis pengolahan kayu mengalami kemunduran. Ini ditandai dengan ditutupnya beberapa pabrik pengolahan kayu perusahaan mulai tahun 2004 hingga tahun 2007.
Prajogo kemudian mengubah arah bisnis perusahaan ke bisnis Petrokimia dan Energi sejak tahun 2007. Di tahun itu juga, dia mengambil alih 70 persen saham perusahaan petrokimia bernama PT Chandra Asri.
Di tahun 2011, Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia melakukan merger atau penggabungan. Ini kemudian membuat perusahaan yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu ini menjadi perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia.
Setelah itu, dia membeli sebagian saham Star Energy dari perusahaan yang berasal dari Thailand. Dengan begitu, Prajogo mempunyai kepemilikan penuh atas Star Energy setelah sebelumnya dia memiliki saham mayoritas atas perusahaan energi tersebut.
Star Energy milik Prajogo diketahui memiliki beberapa proyek panas bumi atau PLTP di Indonesia.
Sejak zaman Presiden Soeharto, Prajogo sudah dikenal sebagai salah satu konglomerat atau pengusaha kayu ternama. Perusahaan ini memiliki dua anak perusahaan yakni Chandra Asri Petrochemical dan Star Energy Geothermal. Berdasarkan data forbes bulan september 2022, Kekayaan Prajogo Pangestu mencapai Rp80,4 triliun.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan lama Forbes realtime, Prajogo merupakan konglomerat berkewarganegaraan Indonesia yang menempati urutan 26 sebagai orang terkaya di dunia.
Baca SelengkapnyaLahir dari Keluarga Miskin dan Pernah Jadi Sopir Angkot, Kini Punya Harta Rp1.000 Triliun
Baca SelengkapnyaKenaikan harta kekayaan Prajogo setidaknya dapat membiayai sekitar 46 juta orang miskin.
Baca SelengkapnyaPrajogo Pangestu diketahui memiliki kekayaan sekitar Rp862,8 triliun. Harta kekayaannya melebihi Bos Djarum.
Baca SelengkapnyaMengutip laman Forbes, Prajogo menduduki peringkat ke-23 orang terkaya di dunia.
Baca SelengkapnyaKekayaan Prajogo Pangestu terus meningkat sejak September 2023.
Baca SelengkapnyaPrajogo juga pernah bekerja sebagai karyawan dari Burhan Uray yang dikenal sebagai pendiri dari PT Djajanti Group di tahun 1969.
Baca SelengkapnyaSosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.
Baca SelengkapnyaDengan nilai kekayaan tersebut, Prajogo Pangestu berhasil masuk dalam daftar 25 besar orang terkaya di dunia.
Baca SelengkapnyaSaat sedang menjadi sopir, Prajogo bertemu dengan pria yang bernama Bon Sun On atau dikenal dengan nama Burhan Uray.
Baca SelengkapnyaNama pengusaha Prajogo Pangestu kembali menjadi sorotan setelah masuk ke dalam daftar orang terkaya nomor ke-25 dunia.
Baca SelengkapnyaDengan nilai kekayaan tersebut, Prajogo Pangestu berhasil masuk dalam daftar 25 besar orang terkaya di dunia.
Baca Selengkapnya