Lawe dan Creativeans Akan Promosikan Tenun Karya Wanita Indonesia ke Mancanegara
Merdeka.com - Lawe Indonesia meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Creativeans di Yogyakarta, kemarin. Kedua pihak menjalin kerja sama dalam mendukung misi "the Project Matters".
The Project Matters adalah prakarsa pro-bono dari Creativeans. Tujuannya, memberikan kesempatan unik untuk menampilkan dan mempromosikan kekayaan warisan budaya Indonesia.
Kemudian mendukung dan mengubah brand lokal menjadi lebih maju dengan menyediakan sumber daya dan keahlian yang dibutuhkan untuk berkembang di pasar kompetitif khususnya pasar internasional.
-
Apa misi utama Perempuan Berkebaya Indonesia? Tak sekedar mengenakan kebaya, para perempuan ini juga membawa misi khusus di setiap aktivitas mereka.
-
Bagaimana Dharma Wanita mendukung pemberdayaan perempuan? Dharma Wanita menyediakan berbagai program pendidikan dan pelatihan untuk anggotanya, termasuk kursus keterampilan, pelatihan kewirausahaan, dan pendidikan non-formal. Ini membantu perempuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam keluarga dan masyarakat.
-
Bagaimana Banyuwangi mendorong industri fashion? “Industri fasyen ini harus bisa menjadi contoh bagi industri yang lain agar ramah lingkungan dan memperhatikan keberlanjutan,“ ujar Bupati Ipuk.
-
Bagaimana cara perempuan Baduy membuat kain tenun? Mereka menyatukan helai benang di sela-sela aktivitas sehari-hari. Tak ada mesin-mesin modern di sana, karena kain ini dibuat dengan alat tradisional berbahan kayu. Dengan cekatan, tuas di kanan dan kiri alat tenun digerakkan untuk membuat pola menarik.
-
Siapa juragan batik di Kampung Laweyan? Pada suatu masa di Kampung Batik Laweyan, Solo, hiduplah seorang juragan batik bernama Mbok Mase.
-
Siapa yang membantu UMKM batik tulis Kebon Indah? Berkat bantuan dari BRI, para perempuan ini bisa tetap bersemangat nguri-uri kebudayaan batik tulis yang merupakan warisan nenek moyang.
Creativeans juga siap membangun dan melakukan rebranding Lawe, agar brand Lawe dan hasil karya-karya wanita Indonesia bisa dibawa ke pasar internasional. Kampanye "The Project Matters" untuk menguatkan aspek promosi karya-karya hasil wanita Indonesia, khususnya hasil karya tenun tradisional untuk memperluas jangkauan pasarnya ke mancanegara, serta meningkatkan kesadaran konsumen baik lokal maupun mancanegara atas value dari warisan kultur dan kerajinan tangan Indonesia.
MoU ini diteken oleh Adinindyah, Chairperson Lawe, dan Kimming Yap, Direktur Creativeans.
"Visi proyek ini adalah untuk menyoroti pelestarian dan promosi budaya Indonesia dengan memanfaatkan kekuatan branding, desain, dan sustainability, sehingga membawa value bagi brand itu sendiri, komunitas lebih luas, dan lain-lain," ujar Yap, dalam rilisnya.
Menurut Yap, Lawe adalah brand tepat untuk menjalankan visi mereka melestarikan serta mempromosikan budaya Indonesia.
Pasalnya, kekayaan keragaman warisan budaya Indonesia memiliki makna sangat penting dan harus terus dilestarikan, serta diwariskan kepada generasi mendatang. Karena menjadi bagian integral dari identitas nasional negara.
©2023 Merdeka.com
“Di Creativeans, kami percaya brand yang penuh makna dapat membentuk masa depan dan membangun masyarakat yang lebih baik. Tujuan kami adalah berkolaborasi dengan brand yang memiliki visi sama dengan kami. Kami juga bertekad untuk menciptakan kisah brand yang penuh arti, yang menginspirasi perubahan positif di komunitas kami. Dengan misi Creativeans to Build Brands that Matter, kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang berarti, baik untuk Lawe maupun untuk komunitas ini. Lawe adalah brand yang tepat sebagai penerima proyek ini," jelasnya.
Lawe adalah sebuah perusahaan sosial komunitas yang memberdayakan perempuan Indonesia dengan mengubah tenunan tradisional menjadi produk fungsional. Bisnis ini fokus meningkatkan kesejahteraan mereka yang terlibat dan membangun manusia, bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Lawe bekerja sama dengan para penenun untuk menyediakan bahan dasar. Kemudian mengolahnya menjadi produk siap pakai, dengan desain produk disesuaikan berdasarkan kapasitas dan kemampuan para pengrajin. Para pengrajin melaksanakan produksi di rumah mereka sendiri, dan Lawe melakukan kontrol kualitas sebelum memasarkan produk.
Sementara, Creativeans merupakan perusahaan design management and branding yang berdiri sejak 2012. Saat ini Creativeans menjadi salah satu konsultan terkait branding untuk berbagai korporasi di Singapura, Jakarta, Vancouver (Kanada) dan Milan (Italia).
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehadiran BRI turut membantu kebangkitan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Berkah Jaya dalam program Klasterku Hidupku.
Baca SelengkapnyaBNI menghadirkan Rumah Pertiwi dengan tema 'Tali Kasih Pertiwi bagi Jakarta jadi Karya untuk Nusantara'
Baca SelengkapnyaKebaya dan asesoris pendukungnya dibuat secara manual dengan menggunakan alat yang masih tradisional atau bukan pabrikan.
Baca SelengkapnyaAdrias menjelaskan, Festival Akbar Pemberdayaan Perempuan Renjana Cita Srikandi mengusung tema Energizing You, Elevating Each Other.
Baca SelengkapnyaMengenal Kain Tapis, kerajinan tradisional khas Lampung yang penuh sejarah dan doa
Baca SelengkapnyaDi balik keindahan kain lurik khas Klaten ini, ada semangat memanusiakan manusia
Baca SelengkapnyaBatik Kebon Indah merupakan simbol warisan semangat kegigihan dan kerja keras para pengrajin yang merupakan kelompok wanita.
Baca SelengkapnyaKonon pembuatannya hanya boleh dilakukan oleh perempuan.
Baca SelengkapnyaUntuk membidik Milenial dan Gen Z, Hadinata Batik menghadirkan motif batik kekinian.
Baca SelengkapnyaKebaya ternyata cocok digunakan untuk aktivitas sehari-hari
Baca SelengkapnyaPerayaan ini merupakan bentuk kepedulian dan wujud nyata komitmen BRI dalam menjunjung nilai luhur dan semangat perjuangan perempuan.
Baca SelengkapnyaStudi Banding Kerajinan Anyaman diadakan di Gallery Arli Fashion Craft, Plumbon, Cirebon.
Baca Selengkapnya