Empat pengelola mal yang raup laba besar
Merdeka.com - Pertumbuhan konsumsi domestik yang selalu menopang naiknya ekonomi Indonesia selama ini jadi incaran. Banyak para pebisnis mengincar peluang dari kuatnya konsumsi domestik ini. Tak ketinggalan pebisnis properti dan pembangunan mal.
Tahun lalu, pertumbuhan konsumsi domestik mencapai 5,38 persen dengan besaran porsi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 2,93 persen. Pertumbuhan tersebut tak heran dijadikan alasan pengembang untuk terus membangun mal di berbagai daerah, terutama Jakarta.
Lihat saja, banyak mal-mal baru yang bermunculan namun tidak pernah sepi. Pengunjung langsung mengerubung bak semut menemukan gula.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
Maka dari itu, tak heran bila banyak pengembang yang mempunyai mal-mal di seluruh Indonesia mengeruk untung dari sewa dan penjualan lapak. Siapa saja empat pengembang yang membukukan laba paling besar berkat bisnis mal? Berikut penelusuran merdeka.com.
Agung Podomoro
Perusahaan properti dan mal yang mempunyai inisial APLN ini tahun kemarin telah berhasil membukukan pendapatan dan penjualan sebesar Rp 4,69 triliun atau naik 22,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu untuk labanya mencapai Rp 811,7 miliar atau naik 39,7 persen dibanding tahun sebelumnya.
Perseroan mengaku laba tersebut salah satunya disokong oleh penjualan Podomoro City yang menjadi satu blok dengan Central Park di Grogol, yaitu menyumbang 25 persen.
Selain itu, perusahaan tersebut juga mempunyai bangunan mal di Kuningan City, Senayan City, Emporium Pluit mall, dan Pullman Central Park Hotel.
Lippo Karawaci
Perusahaan properti Riyadi bersaudara ini juga bergerak dalam bidang gedung pusat perbelanjaan. Hingga September tahun lalu, perseroan berhasil membukukan pendapatan Rp 3,8 triliun. Dari pendapatan tersebut, penjualan mal naik 24 persen menjadi Rp 372 miliar.
Beberapa mal yang dimiliki oleh perusahaan ini antara lain adalah Pejaten Village, Bijai Supermal, dan Lippo Kemang. Saat ini, Lippo Karawaci mengelola 28 mal dengan luas 2,3 juta meter persegi.
Pakuwon
Pengembang properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan laba bersih sebesar Rp 748 miliar sepanjang 2012. Laba ini naik 115 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 347 miliar.
Melonjaknya laba bersih perseroan seiring dengan naiknya pendapatan perusahaan. Pendapatan perseroan naik 46 persen menjadi Rp 2,17 triliun dibandingkan tahun sebelumya Rp 1,47 triliun.
"Peningkatan ini sejalan dengan pembukaan pusat perbelanjaan Kota Kasablanka di Jakarta pada Juli 2012," ujar Direktur dan Corporate Secretary Pakuwon, Minarto dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Jakarta, Kamis (28/3).
Menurutnya, recurring revenue akan makin kuat seiring dengan beroperasinya pusat perbelanjaan dan perkotaan Kota Kasablanka. Selain itu, pertumbuhan pendapatan dari pusat perbelanjaan Gandaria City, Tunjungan Plaza maupun Sheraton Hotel juga diyakini bakal lebih cemerlang.
Ciputra
Pengembang properti terkemuka, PT Ciputra Property Tbk (CTRP) mampu memasuki jajaran dengan laba terbesar dalam sektor properti di sepanjang 2012.
Atas kerja keras perusahaan sehingga berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar Rp 304 miliar atau naik 89 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 158 miliar.
Adapun laba bersih perusahaan di 2012 turut disumbang dari pencapaian marketing sale hingga tembus Rp 2,1 triliun serta pendapatan bersih naik 87 persen menjadi Rp 826 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 439 miliar.
Di samping itu, ?juga didukung dengan anak usaha perusahaan yang terus meningkat di 2012.
PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) menyumbangkan laba bersih naik 66 persen menjadi Rp 274 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 164 miliar. Ini juga seiring dengan pendapatan bersih perusahaan naik 30 persen menjadi Rp 1,04 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 804 miliar.
Sementara, anak usaha lainnya PT Ciputra Development Tbk (CTRA) di 2012 mampu menopang induk perusahaan dengan mencatatkan kenaikan laba bersih sekitar 81 persen menjadi Rp 589 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 324 miliar.Angka ini seiring dengan pendapatan perusahaan juga naik menjadi Rp 3,32 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,17 triliun.
Sebagai informasi, CTRP merupakan pengembang properti terbesar yang telah memiliki lima proyek yang telah beroperasi yakni Mal Ciputra Jakarta, Hotel Ciputra Jakarta, Mal Ciputra Semarang, Hotel Ciputra Semarang dan Somerset Grand Citra Apartment.
Tahun 2011, proyek Ciputra World 1 dan Ciputra World 2 yang terletak di Jakarta dan juga sejumlah proyek properti di beberapa kota baik Hotel dan Mall Ciputra yang berada di Semarang, saat ini menyumbang sekitar 18 persen dari total pendapatan perseroan sebesar Rp 809 miliar. (mdk/rin)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja penerimaan pajak daerah mencapai Rp154,05 triliun hingga Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPenjualan online ikut menyumbang sebesar Rp186,78 miliarh atau 9,3 persen dari total penjualan.
Baca SelengkapnyaUnilever Indonesia juga mencatat penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun dengan peningkatan margin kotor sebesar 346 bps dibandingkan 2022.
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPencapaian tersebut turut ditopang realisasi penyaluran kredit, yang secara konsolidasi tumbuh 20,8 persen (YoY) menjadi Rp1.590 triliun.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya investasi sejalan dengan masih berlangsungnya pembangunan proyek strategis multitahun Pemerintah.
Baca SelengkapnyaPembukuan ini merupakan pencapaian laba bersih tertinggi sejak Bank DKI berdiri tahun 1961.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaPlt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelima sektor ini berkontribusi sebesar 64,94 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan dana murah Bank Mualamat pada semester I-2024 sebanyak Rp21,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPada Juni 2023, simpanan orang kaya di atas Rp 5 miliar di perbankan mecapai Rp4.241,9 triliun, tumbuh 6,49 persen secara year on year (yoy).
Baca Selengkapnya