Luhut Bocorkan Isi Pembicaraan Jokowi dengan Elon Musk: Tawarkan Peluncuran Roket di Papau
Pada obrolan tersebut, kata Luhut, Jokowi menawarkan kepada Elon Musk untuk bisa meluncurkan roket satelit di Pulau Biak, Papua.
Adapun pertemuan itu terjadi ketika Elon Musk hadir dalam kegiatan pembukaan World Water Forum ke-10 di Bali, Senin, 20 Mei 2024.
Luhut Bocorkan Isi Pembicaraan Jokowi dengan Elon Musk: Tawarkan Peluncuran Roket di Papau
Luhut Bocorkan Isi Pembicaraan Jokowi dengan Elon Musk: Tawarkan Peluncuran Roket di Papau
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan membocorkan isi obrolan yang terjadi dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk.
Adapun pertemuan itu terjadi ketika Elon Musk hadir dalam kegiatan pembukaan World Water Forum ke-10 di Bali, Senin, 20 Mei 2024.
Pada obrolan tersebut, kata Luhut, Jokowi menawarkan kepada Elon Musk untuk bisa meluncurkan roket satelit di Pulau Biak, Papua.
"Waktu ketemu bapak presiden, hampir sejam lebih saya kira, itu bicara mengenai launching di Biak. Karena dia akan me-launch roketnya dia itu 150 roket setahun, jadi hampir setiap hari satu roket," ujar Luhut dalam rangkaian acara World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (21/5).
Menurut dia, Biak punya sejumlah keuntungan sebagai tempat landasan roket bagi Elon Musk. Sebab lokasinya berada dekat dengan kilang gas alam cair (LNG) di Teluk Bintuni, Papua Barat.
liputan6.com
"Presiden menawarkan untuk memakai Biak, dia nanya ada gas enggak di situ. Saya bilang ada Bintuni, itu bisa ditarik pipa juga. Memang itu tidak bisa segera juga, tapi itu sekarang menjadi alternatif buat dia," imbuh dia.
Selanjutnya, sambung Luhut, Jokowi juga menawarkan Elon Musk agar mau berinvestasi di lithium nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV) milik Tesla. Luhut menilai investasi tersebut bakal menopang misi Amerika Serikat yang hendak menggenjot produksi mobil listrik.
"Yang kedua, presiden juga menawarkan kalau dia mau di dalam investasi lithium baterai, atau turunan-turunan juga dari lithium baterai seperti anoda, katoda dan sebagainya," ungkap Luhut.
"Itu saya kira bagus sekali agar tidak ada gap antara Indonesia dan Amerika dalam konteks EV. Karena EV itu, Amerika akan menaikkan 11 kali sampai tahun 2030, jumlah mobil EV di Amerika. Tanpa bantuan nikelnya Indonesia, itu tidak akan pernah bisa tercapai, dan kita ingin berkolaborasi," tuturnya.