Menaker: Indonesia butuh 113 juta tenaga kerja terampil
Merdeka.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengungkapkan kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia akan mencapai 113 juta pada tahun 2030. Hal itu berdasarkan hasil riset McKinsley Global Institute (MGI) yang diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016.
Riset tersebut menyatakan Indonesia memiliki potensi menjadi Negara ekonomi ke-7 terbesar di dunia pada tahun 2030 mendatang.
Sementara, hasil Badan Perencanaan dan Pengembangan Kementerian Ketenagakerjaan yang diolah dari data BPS pada tahun 2015, menunjukkan jumlah tenaga kerja terampil yang dimiliki Indonesia saat ini baru 57 juta orang.
-
Gimana Kemnaker kembangkan SDM Ketenagakerjaan? Dalam kegiatan ini akan dibahas mengenai peluang kerja sama antara organisasi internasional melalui program-program pengembangan kompetensi yang mereka miliki dengan kebutuhan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
-
Bagaimana Kemnaker ingin meningkatkan kualitas tenaga kerja? Kerja sama ini juga memberikan manfaat untuk kedua negara, seperti meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja, memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor prioritas, dan memperkuat hubungan bilateral.
-
Mengapa Kemnaker fokus pada peningkatan kompetensi SDM? “Ini saya sampaikan di mana-mana bahwa negara kita berpeluang menjadi negara maju, tetapi ada syaratnya, dan di antara syaratnya adalah SDM kita harus unggul, harus kompeten,“ ujar Menaker Ida.
-
Kenapa Kemnaker dorong peningkatan kompetensi SDM? Untuk mendorong peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan vokasi, Pemerintah menebitkan Perpres 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
-
Bagaimana Kemnaker mengembangkan SDM yang kompeten dan berdaya saing global? “Kami mengucapkan banyak terima kasih atas upaya doa dan ikhtiar seluruh pihak yang terus mendukung kami dalam pengembangan SDM yang kompeten dan berdaya saing global,“ ujarnya.
-
Apa yang terjadi pada proporsi penduduk Indonesia usia 65 tahun ke atas di tahun 2045? Di tahun 2020, proporsi jumlah penduduk kelompok ini hanya 6,16 persen. Namun di tahun 2045 akan menjadi 16,03 persen.
"Artinya Indonesia membutuhkan supply tenaga kerja terampil sebanyak 3,7 juta per tahunnya,” ujar Menaker Hanif saat menghadiri acara Pelepasan Pemagangan Program Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia di Kantor Bupati Karawang, Karawang, Jawa Barat, Kamis (13/4) lalu.
Selain kekurangan tenaga kerja terampil, kondisi angkatan kerja Indonesia yang didominasi lulusan SLTA ke bawah juga mismatch keterampilan antara pekerjaan dengan latar belakang pendidikan.
Oleh sebab itu, salah satu cara mengejar ketertinggalan jumlah tenaga kerja terampil, dikatakan Hanif, adalah dengan menggandeng pihak swasta melalui program pemagangan nasional terpadu di industri.
Setelah resmi dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo di Kawasan Industri Karawang Internasional Industrial City pada 23 Desember 2016, hari ini Kemnaker beserta Kantor Dagang Indonesia (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bupati Karawang, serta perwakilan Kementerian Koordinator Perekonomian, menyaksikan penandatangan nota kesepahaman antara Disnaker Karawang dan Perusahaan sebagai tindak lanjut.
Di kesempatan yang sama 670 peserta pemagangan dilepas untuk mengikuti pemagangan yang tersebar di 22 perusahaan di Karawang. 22 perusahaan yang berpartisipasi terdiri dari sektor tiga sektor yaitu manufaktur, perhotelan, dan ritel.
"Melalui pemagangan peserta akan mendapatkan pengalaman kerja pada dunia kerja yang sesungguhnya, membentuk sikap mental, perilaku kerja serta kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga hal tersebut menjadi modal yang sangat penting bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan atau bekerja secara mandiri,”kata Menaker.
Pemagangan Nasional, merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan SDM para pekerja. Melalui proses magang, calon tenaga kerja mendapakan pengalaman peningkatan keahlian yang terdiri 75 persen praktik. Program yang bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Aindo) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tersebut melibatkan 2.648 perusahaan. Selama magang industri berkewajiban untuk memfasilitasi proses penyelenggaraan dan kebutuhan peserta termasuk asuransi, kecelakaan kerja, kematian, dan uang saku.
Tahun 2017, ditargetkan terdapat 163 ribu peserta magang. Jumlah tersebut melebihi angka peserta magang pada 2009 – November 2016 yang hanya mencapai 169.317 peserta. (mdk/ibs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama 2011 hingga Desember 2023, tenaga kerja Indonesia yang tersertifikasi sebanyak 6.996.410 orang.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus melakukan kerja sama dengan berbagai paltform teknologi asing
Baca Selengkapnya"Kalau income per bulan USD 10.000 atau Rp150 juta per tahun, berarti minimum income kita itu sekitar Rp10 juta per bulan," kata Menko Airlangga.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengatakan, untuk mewujudkan visi Indonesia emas, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kekuatan pertama.
Baca SelengkapnyaBonus demografi yang akan disambut dalam duadekade mendatang, semestinya membawa peluang kemajuan ekonomi.
Baca SelengkapnyaKolaborasi dapat dilakukan, misalnya, melalui berbagai pelatihan yang difasilitasi negara,
Baca SelengkapnyaMenaker mengatakan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang puncaknya terjadi pada tahun 2030 hingga 2035.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida berpesan untuk terus mengembangkan program-program pembangunan ketenagakerjaan pada masa mendatang.
Baca SelengkapnyaKemnaker akan terus membangun BLK Komunitas karena BLK Komunitas ini menjadi salah satu sarana penting dalam meningkatkan kompetensi SDM Indonesia
Baca SelengkapnyaTarget ini bertujuan agar tingkat pendapatan perkapita juga naik.
Baca Selengkapnya