Menko Darmin Optimistis Rupiah Menguat Masih Berpeluang Terjadi, Ini Sebabnya
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan Rupiah menguat masih memiliki peluang untuk terjadi kembali. Hal ini karena semakin banyak dana masuk ke dalam negeri.
"Masih ada ruang (untuk menguat). Tapi kan kami juga tidak berhabis-habisan untuk memperkuat sekuat-kuatnya langsung, yang penting sudah ada capital inflow," ujar Menko Darmin di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/11).
Adanya dana masuk artinya investor akan kembali membeli saham dan SUN (Surat Utang Negara) yang memberi efek pada penguatan Rupiah. Dengan demikian, hal ini juga akan berdampak pada surplus transaksi modal dan finansial. "Kalau itu terjadi sebenarnya selesai," jelas Menko Darmin.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa yang membuat cadangan devisa RI meningkat? 'Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak. Faktor lainnya, jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.'
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
Meski demikian, Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut belum dapat memastikan berapa sebenarnya fundamental nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Fundamental tersebut berbeda-beda berkisar antara Rp 13.800 hingga Rp 14.200 per USD.
"Beda-beda orang bicara, ada yang bilang Rp 14.100 hingga Rp 14.200 per dolar AS, macam-macam tapi ada yang bilang bisa Rp 13.800 per dolar AS. Jadi tidak perlu ditanya (fundamental), tapi masih ada ruang (untuk menguat)," tandasnya.
Nilai tukar Rupiah menguat terhadap Dolar AS dalam beberapa waktu terakhir, meninggalkan posisi Rp 15.000 per USD. Hari ini Rupiah dibuka pada level Rp 14.533 per USD, melemah jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin sebesar Rp 14.515 per USD.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaPuteri mengatakan, penguatan ini menjadi sinyal positif dan harus terus dijaga
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani klaim pergerakan Rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah terus menguat dalam dua hari terakhir
Baca SelengkapnyaTren penguatan rupiah diprediksi akan terus terjadi.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaPenguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnya