Hidup Susah, Pria Ini Tak Gentar Berjuang Hingga Jadi Crazy Rich Pariaman
Merdeka.com - Apa jadinya saat mendengar ibu kamu direndahkan karena miskin? Realita pahit itu menjadi motivasi Basrizal Koto untuk berjuang mengubah perekonomian keluarganya.
Basrizal Koto merupakan pria kelahiran 11 Oktober 1959 di Pariaman, Sumatera Barat. Dia lahir di tengah keluarga yang miskin. Orang tuanya merupakan petani. Setiap hari, keluarga Basko, panggilan Basrizal Koto, hanya makan satu kali sehari.
Pernah satu waktu, ia mendengar sang ibu direndahkan oleh tetangganya karena ingin meminjam beras untuk makan satu keluarga. Tetangga tidak ingin memberikannya beras. Tetangga itu kemudian mengungkit kembali bahwa utang keluarga Basko belum terlunasi. Sehingga, tidak dapat meminjam lagi.
-
Bagaimana Pak Kasimin mendapatkan kebutuhan sehari-hari? Sehari-hari ia beraktivitas sebagai pedagang sayuran. Hasil bumi ia cari di hutan dan hasilnya ia jual ke pengepul. Kalau belanja kebutuhan sehari-hari pun ia harus pergi ke perkampungan terdekat.
-
Siapa orang terkaya di Sumatera Utara? Low Tuck Kwong adalah seorang pengusaha asal Singapura yang dikenal sebagai pendiri dan pemilik perusahaan minyak dan gas yang besar, yakni Bayan Resources Tbk.
-
Bagaimana pria kaya ini hidup? Namun di tengah kekayaan yang dimiliki, dia mengaku telah hidup hemat sepanjang hidupnya.
-
Siapa pemulung di Palembang yang punya saudara kaya? Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
-
Siapa yang merintis pekerjaan sebagai petani di Sukomakmur? Walaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
Kisah Basko yang diulas akun YouTube Si Kutu Buku itu kemudian menceritakan bahws Basko tak ingin terbelenggu kemiskinan. Dia meminta izin kepada sang ibu untuk merantau ke Riau. Saat itu, Basko masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD).
Dia terpaksa putus sekolah karena tak tega melihat orangtuanya dihina. Dia bertekad membawa perekonomian keluarga menjadi lebih baik. Di Riau, Basko bekerja sebagai kernet. Dia juga pernah berjualan petai. Modal yang digunakan untuk berjualan petai berasal dari pendapatannya sebagai kernet.
Saat itu, ia memilih berdagang petai saat melihat seorang pedagang petai membawa petainya menggunakan sepeda. Pelanggan kemudian menyerbu petai dagangan si penjual tersebut. Namun, banyak petai yang tidak terjual karena kondisi yang rusak usai dikerumuni pelanggan.
Basko pun melihat bahwa harus ada nilai tambah meski hanya menjual petai. Dia kemudian memilah antara petai dengan kualitas bagus dengan kualitas rendah. Dia mengikat petai-petai itu dengan harga sedikit lebih mahal. Ini merupakan strategi pemasaran Basko memberikan pilihan petai kepada pelanggan.
Selama berjualan petai, dia memahami tentang nilai tambah. Jika harga kopi di pinggir jalan dengan kopi yang disajikan di restoran, harganya sangat jauh berbeda. Meski bahan bakunya sama yaitu kopi. Perbedaan itu karena kopi yang dijual di hotel atau kafe disajikan di tempat yang nyaman dan menggunakam wadah yang baik. Sebaliknya, kopi pinggir jalan hanya bermodal wadah plastik.
Basko kembali memutar otak untuk membangun bisnis. Saat itu ia terpikir membangun usaha jahit pakaian. Di kemudian membuka toko jahit di Simpang Batu, Padang. Toko hajit Basko berbeda dengan toko jahit lainnya. Tidak ada contoh bahan pada tokonya. Ini dikarenakan Basko tak punya cukup modal untuk membeli setiap contoh bahan.
Akan tetapi Basko tak rendah diri. Dia menjajakan jasa jahitnya ke rumah-rumah pegawai Bank Indonesia. Lokasi toko jahit Basko memang strategis karena berseberangan dengan Perumahan Bank Indonesia dan Mess Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia sengaja menyewa toko tersebut setelah melakukan riset pasar.
Hingga akhirnya Basko mendapatkan pelanggan pertama dari penghuni perumahan Bank Indonesia. Lambat laun usahanya berkembang pesat dan semakin besar. Basko kemudian berekspansi bisnis dengan membangun Minang Plaza, Basko Hotel, dan superblok Green City. Semuanya merupakan proyek terbesar di Sumatera.
Basko juga memiliki sejumlah usaha antara lain, peternakan sapi seluas 300 hektare di Pekanbaru, Riau, jaringan media cetak Haluan di setiap wilayah Sumatera dan Batam, perusahaan karoseri mobil, percetakan, properti, dan perhotelan. Setelah merajai Sumatera dan sekitarnya, Basko Group berniat merambah Jakarta melalui proyek perkantoran TB Simatupang.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.
Baca SelengkapnyaBasrizal Koto dikenal sebagai sosok pengusaha besar di Sumatera.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaNanang tersadar, mengakhiri hidup bukanlah solusi terbaik menghadapi masalah yang saat ini sedang mendera.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaMeski terlahir dari keluarga biasa jika terus berusaha dan bekerja keras, tentu akan menghasilkan sesuatu yang bernilai.
Baca SelengkapnyaDari generasi ke generasi, usaha bubur ini turun-temurun, menjadi bukti ketekunan dan dedikasi keluarga dalam mempertahankan usaha ini.
Baca SelengkapnyaKenaikan harta kekayaan Prajogo setidaknya dapat membiayai sekitar 46 juta orang miskin.
Baca Selengkapnya