Neraca perdagangan masih defisit, Gita senang volume ekspor naik
Merdeka.com - Neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif pada Januari-April 2013 mengalami defisit sebesar USD 1,85 miliar. Hal ini didorong oleh perdagangan minyak dan gas yang bikin tekor, seperti disampaikan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
"Terjadinya defisit perdagangan nasional selama Januari-April 2013 ini disebabkan oleh defisit perdagangan migas mencapai USD 4,6 miliar serta ditekan oleh menurunnya surplus perdagangan non migas dari USD 3,1 miliar menjadi USD 2,7 miliar," ujar Gita di kantornya, Jakarta, Selasa (4/6).
Khusus neraca perdagangan April kemarin, tercatat masih belum menggembirakan pula. Total defisit dalam sebulan sebesar USD 1,6 miliar yang dipicu oleh defisit perdagangan migas sebesar USD 1,2 miliar dan non-migas minus USD 407,4 juta.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
Meski demikian, Gita menyoroti keberhasilan sektor non-migas meningkatkan permintaan barang produksi nasional dari luar negeri. Ekspor non migas naik 1,7 persen atau senilai USD 12,3 miliar.
Dari segi volume ekspor non migas, Kemendag mencatat mengalami peningkatan sebesar 13,1 persen. Beberapa produk Indonesia yang mengalami peningkatan permintaan antara lain sawit, karet, mesin, batu bara, produk kimia, kertas, dan barang-barang rajutan.
Sementara untuk tujuan ekspor, Gita menjelaskan 10 negara tujuan yang memiliki nilai ekspor terbesar secara berurutan.
Kesepuluh negara itu adalah China dengan nilai sebesar USD 6,8 miliar, Jepang USD 5,4 miliar, India USD 5 miliar, Singapura USD 4,4 miliar, Amerika Serikat USD 3,8 miliar, Korea Selatan USD 2,5 miliar, Thailand, Filipina dan Taiwan masing-masing sebesar USD 1,8 miliar, USD 1,3 miliar, USD 1,3 miliar.
"Sepuluh pasar ekspor utama tersebut berkontribusi sebesar 69,3 persen dari total ekspor non-migas," tuturnya.
Adapun negara-negara mitra dagang yang berkontribusi terhadap surplus perdagangan non migas Indonesia, yaitu India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina, Singapura, Malaysia, Turki, Spanyol, Mesir dan Pakistan.
"Sepuluh negara tersebut menyumbang surplus sebesar USD 9,6 miliar terhadap neraca perdagangan Indonesia," kata Gita. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Catatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca Selengkapnya