Pakai Aplikasi ini, Masyarakat Bisa Hasilkan Uang Dari Sampah Rumahnya
Merdeka.com - Perusahaan rintisan (startup) pengelolaan sampah, PT Mountrash Avatar Indonesia, meluncurkan MounTPS. Ini adalah layanan aplikasi digital untuk mempermudah pengelolaan sampah daur ulang bagi warga kompleks perumahan dan apartemen.
Melalui layanan tersebut, warga kompleks perumahan atau individu rumah tangga dapat bermitra melalui sistem digital, sehingga bisa tetap produktif dan berpenghasilan dari rumah.
"Layanan MounTPS merupakan sistem digital manajemen atau pengelolaan sampah perumahan agar dapat dikelola secara transparan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan," kata Chief Executive Officer PT Mountrash Avatar Indonesia, Gideon Widjaja Ketaren, seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Senin (1/6).
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Bagaimana cara kerja mesin pengelolaan sampah yang diberikan Telkom? Mesin pengelolaan sampah ini bekerja untuk mencacah sampah organik hingga menjadi bubur untuk biopond maggot. Biopond untuk larva maggot ini memerlukan area khusus agar dapat berkembang biak. Dari serangkaian proses mencacah sampah ini, menghasilkan bahan yang dapat dimanfaatkan. Proses ini secara efisien mengurangi volume sampah yang dibuang sambil menciptakan produk bernilai tinggi untuk industri peternakan.
-
Apa yang dibangun di Bantul dengan sampah plastik? Di Bantul, tepatnya tak jauh dari TPST Piyungan, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah bangunan yang cukup unik bernama Monumen Antroposen.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Bantul untuk mengatasi sampah? “Mohon kerja sama kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing. Penutupan itu juga hasil kesepakatan rapat Sekda DIY dengan Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, dan Sekda Kota Yogyakarta,“ katanya melalui sebuah surat edaran.
-
Bagaimana cara desa mengatasi masalah sampah? Masyarakat mau tidak mau harus mempunyai tingkat partisipasi untuk memilah dari dapur pindah ke depan pintu masing-masing rumah,“ Menurut Kuncoro, warga yang tinggal di 10 desa percontohan itu akan dibantu penyaluran sampahnya menuju Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) aktif.
Dia mengatakan MounTPS bisa menjadi langkah terobosan dalam pengelolaan sampah di dalam negeri, terutama di kota-kota besar. Sebab, menurut dia, pengelolaan sampah melalui sistem layanan digital, rumah tangga justru akan mendapatkan keuntungan berupa uang.
Selama ini rumah tangga harus mengeluarkan iuran cukup besar untuk pengelolaan sampah dan tidak mendapatkan keuntungan lain. Sementara dengan aplikasi digital, rumah tangga dan kompleks perumahan akan mendapatkan uang dari sampah yang masih bisa didaur ulang seperti plastik, kertas, kardus, besi, botol plastik, dan lainnya.
"Untuk yang ingin mengelola penanganan sampah rumah tangga di kompleksnya secara mandiri, kami mengajak bersama-sama melakukan revolusi pengelolaan sampah rumah tangga terpilah melalui sistem digital MounTPS services," ujar Gideon.
Gideon menjelaskan selama ini setiap rumah tangga harus membayar iuran sampah, misalnya Rp25.000 per bulan. Kemudian sampah tersebut diangkut oleh petugas ke tempat pembuangan sementara (TPS) kecamatan.
Sampah di TPS kecamatan itu telah dikelola pihak ketiga dengan memanfaatkan para pemulung untuk memilah sampah itu dengan penghasilan Rp50.000 - Rp100.000 per hari. Sisa sampah dari proses sortir ditumpuk di TPS, kemudian akan diangkut oleh truk milik Dinas Kebersihan di kota setempat.
"Melalui cara konvensional ini, masyarakat atau rumah tangga akan dikenai biaya atau iuran Rp25.000 per bulan. Namun, itu hanya sebagai gambaran saja, karena iuran sampah di setiap kompkeks bervariasi, ada yang lebih mahal sampai 100.000 per bulan, bahkan lebih," tuturnya.
Sebaliknya melalui metode revolusi mental layanan MounTPS, katanya, masyarakat atau rumah tangga akan mendapatkan uang dari sampah yang mereka hasilkan.
Sistem Kerja
Gideon mencontohkan misal Si A (user/masyarakat/rumah tangga) dikenakan biaya Rp50.000 per bulan oleh aplikasi. Kemudian, sampah diangkut tiap hari dengan syarat sebelum jam 10.00 WIB.
Pemilik rumah bisa meminta asisten rumah tangga untuk memilah sampah tersebut. Satu kantong kresek untuk sampah plastik (botol plastik, dan bahan plastik lainnya). Satu kantong kresek untuk sampah kardus/duplex (sisa boks makanan), botol beling, plastik kresek/multilayer dan lainnya dimasukkan dalam botol air mineral dan dipadatkan (eco brick). Kemudian satu kantong kresek untuk sisa organik (nasi, ikan, sayuran dan lainnya), 1 botol sisa minyak jelantah, 1 kresek (pampers, pembalut, dan lain lain).
"Ini semua (jenis sampah tersebut) harus diinput dalam aplikasi Mountrash. Stiker QC Code Si A akan ditempel di dinding rumah," katanya.
Dia menambahkan petugas MounTPS akan mengambil sampah itu dengan mobil dan scan QR Code yang ada di dinding rumah, maka saldo akun Mountrash Si A akan bertambah.
Sampah yang terpilah itu langsung didistribusikan ke industri daur ulang yang menjadi mitra Mountrash. Misalnya, sampah botol plastik jenis PET akan dikirim ke penggilingan PET untuk diolah.
Setelah akhir bulan, biaya bulanan Si A muncul di aplikasi Mountrash Rp50.000 dan ada uang masuk (saldo) dari penjualan sampah Rp300.000, maka Si A untung Rp250.000 per bulan. Angka itu bergantung pada volume dan jenis sampah yang dihasilkan dari kompleks perumahan tersebut.
Wilayah Perumahan Belum Terjangkau Bisa Didaftarkan
Gideon menilai hasil penjualan sampah bagi masyarakat yang sudah berkecukupan kemungkinan tidak berarti, tetapi setidaknya yang bersangkutan telah berkolaborasi menyelamatkan bumi, sekaligus dapat mendonasikan pendapatannya ke aktivitas mitra Mountrash di wilayahnya atau ke panti asuhan, dan sebagainya. Mountrash juga berencana untuk menyalurkan dana itu melalui BenihBaik.Com.
"Bagi masyarakat yang di wilayahnya belum terdapat mitra Mountrash, Anda bisa mendaftarkan diri untuk menjadi mitra."
Sepudin Zuhri, pemilik unit pengolahan sampah plastik jenis PET di Parungpanjang, Bogor, Jawa Barat, menilai bahwa skema itu sangat menguntungkan masyarakat atau rumah tangga.
Menurutnya, MounTPS juga akan menguntungkan bagi industri daur ulang karena sampah sudah terpilah dari rumah tangga sehingga dapat memangkas biaya sortir. "Selama ini biaya terbesar dalam industri daur ulang sampah adalah sortir. Sebagian sampah dari user masih dicampur menjadi satu, sehingga harus disortir lagi dan tentunya menjadi kotor."
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaKecamatan Medan Deli luncurkan inovasi untuk menanggulangi masalah sampah yang diubah menjadi sedekah.
Baca SelengkapnyaTak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Banyumas menjadi tuan rumah acara tersebut karena reputasinya sebagai salah satu daerah yang memiliki inovasi dalam pengelolaan sampah.
Baca SelengkapnyaSandiaga mengatakan, Containder telah berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi.
Baca SelengkapnyaDalam sehari, mereka bisa mengolah sekitar 15 ton sampah.
Baca SelengkapnyaBiak Numfor mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam praktik pengelolaan sampah yang ada.
Baca SelengkapnyaPemkot Tulungagung punya program unik sedekah sampah, selain mengatasi masalah lingkungan, program ini juga bantu warga miskin.
Baca SelengkapnyaPertamina melalui 121 program Sampah Kita telah berhasil mengolah sampah hingga 876.023 ton.
Baca SelengkapnyaKumpulan anak muda di Padang ini selain peduli terhadap lingkungan juga memiliki jiwa kreativitas tinggi.
Baca SelengkapnyaTPS 3R Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi meraih Plakat Adipura.
Baca SelengkapnyaSampah galon air mineral kini menambah rentetan masalah limbah plastik. Jika tak dikelola dengan benar atau didaur ulang, galon air mineral akan menjadi limbah sampah plastik yang mencemari bumi.
Baca Selengkapnya