Pemanfaatan Teknologi Penting Tangani Ancaman Krisis Pangan di ASEAN
ASEAN-BAC menyerukan aksi dan kolaborasi untuk memastikan pasokan pangan yang aman dan tangguh bagi populasi yang terus bertambah di kawasan ASEAN.
ASEAN-BAC menyerukan aksi dan kolaborasi untuk memastikan pasokan pangan yang aman dan tangguh bagi populasi yang terus bertambah di kawasan ASEAN.
Pemanfaatan Teknologi Penting Tangani Ancaman Krisis Pangan di ASEAN
Pemanfaatan Teknologi Penting Tangani Ancaman Krisis Pangan di ASEAN
Ketua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid membeberkan persoalan ketahanan pangan di kawasan ASEAN dan peran penting teknologi dalam memberikan solusi yang berkelanjutan. Mengingat perubahan iklim yang menimbulkan ancaman terhadap pertanian dan produksi pangan. Sehingga ASEAN-BAC menyerukan aksi dan kolaborasi untuk memastikan pasokan pangan yang aman dan tangguh bagi populasi yang terus bertambah di kawasan ASEAN.
"Dengan mengadopsi teknologi canggih, kita dapat mengatasi tantangan yang dihadapi petani dan menciptakan sistem pangan tangguh yang mampu menahan guncangan iklim,"
kata Arsjad dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (24/7).
Menurutnya, Asia Tenggara merupakan wilayah utama penghasil beras yang bisa memainkan peran penting dalam pasokan pangan dunia. Namun, negara-negara ASEAN, termasuk Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam, menghadapi risiko perubahan iklim yang tinggi. Kekeringan melanda Sungai Mekong, mengakibatkan kekurangan air yang parah. Akibatnya, harga ekspor beras di Vietnam dan Thailand mengalami kenaikan.Persoalan krisis pangan tidak hanya melanda ASEAN. Data dari World Bank juga menunjukkan bahwa krisis pangan global juga semakin diperparah oleh konflik Rusia-Ukraina, yang telah mengganggu produksi dan distribusi gandum dalam skala besar. Gangguan ini telah menyebabkan kenaikan tajam harga pangan global, terutama dengan harga gandum yang naik lebih dari 60 persen pada Mei 2022.
“Masalah ketahanan pangan di ASEAN berada pada titik kritis. Kita harus memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan solusi berkelanjutan dan memastikan ketahanan pangan di ASEAN," kata Arsjad.
Penghargaan untuk Inovasi Ketahanan Pangan Pada ASEAN Business Awards 2023
Arsjad mengatakan ASEAN Business Awards (ABA) 2023 memberikan peluang besar bagi bisnis yang di kawasan ASEAN untuk menunjukkan kontribusi terhadap ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan.
Hal ini seiring hadirnya tantangan ketahanan pangan yang dihadapi kawasan.
“Bisnis dan individu yang memenuhi syarat didorong untuk mengirimkan nominasi mereka untuk berpartisipasi dalam acara bergengsi ini. Pengajuan akan dievaluasi oleh panel juri terkemuka yang terdiri dari pakar industri dan pembuat kebijakan. Unjuk inovasi cemerlang dalam ketahanan pangan kepada publik yang lebih luas,"
sambung Arsjad.
Kategori Penghargaan Sustainable Crop Production dan Tech for Sustainable Agriculture
Dalam ABA 2023, akan dihadirkan pilar penghargaan Ketahanan Pangan yang didalamnya terdapat dua kategori penghargaan, yaitu Sustainable Crop Production dan Tech for Sustainable Agriculture. Pendaftaran bagi perusahaan berskala besar hingga UMKM dapat dilakukan paling lambat 21 Juli 2023 melalui aseanbacindonesia.id/event/aba-2023.
Dengan melibatkan petani, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan lainnya, bisnis mempromosikan praktik yang adil dan transparan, memastikan kesejahteraan petani, dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam pilar yang sama, kategori Tech for Sustainable Agriculture bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan-perusahaan inovatif yang telah mengembangkan teknologi dan solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mengurangi degradasi lingkungan.Kemajuan ini dapat mencakup alat pertanian presisi, sistem pertanian cerdas, pemantauan berbasis robotik, dan teknologi terobosan lainnya yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan hasil panen, dan mempromosikan praktik pertanian yang berkelanjutan.
Berbagai perusahaan seperti PT Astra International Tbk., Sinar Mas, Bakrie Group, East Ventures, dan Mayora Group telah mengadopsi proses bisnis agrikultur yang mengutamakan agenda keberlanjutan. Chairman & CEO Sinar Mas Agribusiness and Food, Franky Oesman Widjaja mengatakan dalam kemitraan Inclusive Closed Loop, pemerintah, swasta, dan seluruh pemangku kepentingan bekerja sama untuk memberikan pendampingan secara konsisten kepada petani dan UMKM.Selain meningkatkan produktivitas, mereka diberikan akses teknologi, literasi keuangan dan pembiayaan, serta pemasaran, agar mampu meningkatkan daya saing hingga bisa naik kelas. "Saya berharap akan semakin banyak pihak yang mereplikasi model kemitraan Inclusive Closed Loop karena telah terbukti dan sukses diterapkan pada petani sawit," kata Franky.