Menkop Teten: ASEAN Punya Potensi Besar di Dunia, dari Perikanan Hingga Buah Tropis
Produk di sektor perikanan ASEAN menyumbang 21,9 persen dari total produksi perikanan dunia.
ASEAN bukan hanya kaya akan produk-produk berbasis kreativitas, seperti fesyen, kuliner, dan craft, namun ASEAN juga unggul untuk produk pangan dunia, meliputi pertanian dan perikanan.
Menkop Teten: ASEAN Punya Potensi Besar di Dunia, dari Perikanan Hingga Buah Tropis
Menkop Teten: ASEAN Punya Potensi Besar di Dunia, dari Perikanan Hingga Buah Tropis
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebut bahwa negara ASEAN memiliki potensi pasar yang besar. Hal itu dilihat dari jumlah populasi penduduk sekitar 679 juta jiwa atau sekitar 8 persen dari total penduduk dunia.
Bahkan pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi regional ASEAN mencapai 5,6 persen yang jumlah ini di atas rata-rata nilai pertumbuhan ekonomi dunia yakni 3,1 persen.
"Dan salah satu juaranya, termasuk Indonesia dalam 7 triwulan, Indonesia terus tumbuh di atas 5 persen dan ini luar biasa, jadi kalau di G20 ASEAN, Indonesia itu bersama India, China bisa tumbuh di atas 5,2 persen," kata Teten dalam acara pembukaan ASEAN Weekend Market, Jakarta, Jumat (1/9).
Teten menuturkan, ASEAN bukan hanya kaya akan produk-produk berbasis kreativitas, seperti fesyen, kuliner, dan craft, namun ASEAN juga unggul untuk produk pangan dunia, meliputi pertanian dan perikanan.
Pada tahun 2019, produk di sektor perikanan ASEAN menyumbang 21,9 persen dari total produksi perikanan dunia, dan diprediksikan meningkat lebih dari 5 persen pada tahun 2025.
"Nilai ekspor udang negara-negara ASEAN sekitar 16,5 persen dari total ekspor dunia yang sebagian besar berasal dari Indonesia, Vietnam, Thailand. Kondisi serupa juga untuk produk rumput laut yang tersebar sepanjang garis pantai Indonesia dan Filipina," terang Teten.
Tidak hanya perikanan, Teten mengatakan, ASEAN juga sentra produksi buah-buah tropis dari pertanian. Misalnya produksi nanas sekitar 27 persen.
"Produksi nanas dunia bersumber dari negara-negara ASEAN. Filipina 2,7 juta ton, Indonesia 2,4 juta ton dan Thailand 1,5 juta ton dan ini semua melibatkan para pelaku UMK," imbuh Menteri Koperasi dan UKM itu.
Kendati begitu, menurut Teten masih ada tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN, yakni bagaimana menyiapkan ekosistem usaha yang menumbuhkan dan memudahkan pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pertanian dan perikanan untuk tumbuh dan naik kelas dengan berkoperasi dan kemitraan rantai pasok.
"Di sinilah peran ASEAN menjadi strategis sebagai platform bersama untuk memperkuat ekosistem inter dan antar UMKM koperasi di ASEAN. Belum kita bicara soal kopi, Indonesia pemain nomor 3 di dunia, kalau kita gabung dengan Vietnam kita bisa jadi nomor 2 dunia," Teten mengakhiri.