Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pendapatan di Bawah Rp30.000 per Hari Masuk Golongan Miskin

Pendapatan di Bawah Rp30.000 per Hari Masuk Golongan Miskin Golongan Orang Miskin. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pemerintah enggan mengikuti rekomendasi Bank Dunia (World Bank) untuk merevisi kategori penduduk miskin di Indonesia. Pemerintah menetapkan kelompok penduduk miskin dengan pendapatan USD 1,90 atau sekitar Rp28.145 per hari, dengan asumsi kurs Rp14.780.

Sementara itu, Bank Dunia mengelompokkan penduduk kelompok miskin dengan pendapatan USD 3,20 per hari. Angka ini setara Rp47.387 dengan asumsi kurs Rp14.780.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah mempunyai alasan tersendiri untuk tidak mengikuti standar kategori penduduk kelompok miskin yang ditetapkan Bank Dunia. Sebab, jika mengikuti standar Bank Dunia, jumlah miskin Indonesia akan meningkat hingga 40 persen.

Orang lain juga bertanya?

Diketahui, Bank Dunia telah merivisi standar garis kemiskinan menjadi hidup kurang dari USD 3,20 per hari. Sementara itu, Pemerintah Indonesia masih menetapkan kelompok penduduk miskin dengan pendapatan di bawah USD 1,90.

"Ibu Satu Kahkonen (Country Director World Bank Indonesia), Anda dapat mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem menjadi nol (0), tapi angka kemiskinan Anda USD 1,9. Ketika dinaikkan menjadi USD 3, mendadak 40 persen orang (Indonesia) menjadi miskin," ungkapnya dalam acara acara World Bank di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, dikutip Jumat (12/5).

Sri Mulyani menjelaskan, kondisi geografis dan ekonomi di antar wilayah Indonesia berbeda-beda. Dia mencontohkan, saat mudik Lebaran Idulfitri 2023 harga makanan di kampung halamannya Semarang berbeda jauh dengan ibu kota Jakarta.

"Saya ke Semarang, berkeliling menikmati restoran lokal harganya murah-murah. Semarang ini juga kota besar. Jika Anda turun (berkunjung) ke daerah yang lebih Rendah, Anda banyak menemukan harga makanan yang jauh lebih murah," bebernya.

Sri Mulyani menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk terus menekan angka kemiskinan di Tanah Air. Dia optimis angka kemiskinan ekstrem dapat ditekan menjadi nol pada 2024 nanti.

"Kita berharap pada akhir 2024 upaya menghapus garis kemiskinan dapat tercapai. Saya optimis itu," pungkasnya.

Jokowi Target Kemiskinan Ekstrem Nol Persen di 2024

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong pimpinan daerah untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga mencapai target 0 persen pada tahun 2024 mendatang. Jokowi menyebut, pada 2022, kemiskinan ekstrem masih berada pada angka 2 persen dan 14 provinsi berada di atas angka nasional.

"Target kita di 2024 kemiskinan ekstrem ini harus berada pada 0 persen. Ini target yang tidak mudah. Di 2022, masih 2 persen dan 14 provinsi di atas nasional," kata dia saat Rakornas Kepala Daerah Se-Indonesia Tahun 2023 yang digelar di SICC Bogor, Jawa Barat, Selasa, (17/1).

Selain itu, Jokowi meminta agar para kepala daerah bisa menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting di daerahnya masing-masing. Hal tersebut penting lantaran Indonesia akan memiliki bonus demografi yang puncaknya pada tahun 2030-2035. 

"Sehingga stunting harus menjadi target penyelesaian bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia," tuturnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengeluaran Kelompok Menengah Rata-Rata Rp3,35 Juta per Bulan, Mayoritas Buat Makan dan Bayar Cicilan
Pengeluaran Kelompok Menengah Rata-Rata Rp3,35 Juta per Bulan, Mayoritas Buat Makan dan Bayar Cicilan

Mayoritas pengeluaran kelompok kelas menengah untuk sektor makanan. Disusul sektor perumahan dan barang jasa lainnya.

Baca Selengkapnya
Ternyata Segini Pengeluaran Rakyat Miskin dan Kaya di Indonesia dalam Sebulan, Sangat Jauh Berbeda
Ternyata Segini Pengeluaran Rakyat Miskin dan Kaya di Indonesia dalam Sebulan, Sangat Jauh Berbeda

Pengeluaran masyarakat tentu berbeda-beda. Pengeluaran ini yang kemudian membuat kelas atau kelompok.

Baca Selengkapnya
Kemendagri Ungkap 400 Ribu ASN Masuk Kategori Berpenghasilan Rendah, Boleh Terima Zakat
Kemendagri Ungkap 400 Ribu ASN Masuk Kategori Berpenghasilan Rendah, Boleh Terima Zakat

Sedikitnya ada 400 ribu ASN yang masuk dalam kategori berpenghasilan rendah

Baca Selengkapnya
Di Sidang PHPU MK, Muhadjir Jelaskan Cara Pemerintah Hitung Angka Kemiskinan di Indonesia
Di Sidang PHPU MK, Muhadjir Jelaskan Cara Pemerintah Hitung Angka Kemiskinan di Indonesia

Selain Muhadjir, tiga menteri yang menjadi saksi yakni Airlangga, Sri Mulyani dan Risma.

Baca Selengkapnya
Ketimpangan Masyarakat Kaya dan Miskin di Indonesia Naik di Maret 2023, Kenapa?
Ketimpangan Masyarakat Kaya dan Miskin di Indonesia Naik di Maret 2023, Kenapa?

Tingkat ketimpangan pengeluaran si-kaya dan miskin yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya
Mimpi Pemerintah Gaji Pekerja Rp10 Juta, Faktanya Lulusan Sarjana Diupah Rp4,78 Juta Tiap Bulan
Mimpi Pemerintah Gaji Pekerja Rp10 Juta, Faktanya Lulusan Sarjana Diupah Rp4,78 Juta Tiap Bulan

Rata-rata upah buruh pada Agustus 2023 sebesar Rp3,18 juta.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19
Data BPS: Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19

Namun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.

Baca Selengkapnya
Pandemi Buat 70 Juta Orang di Negara Asia Pasifik Jatuh Miskin, Termasuk Indonesia?
Pandemi Buat 70 Juta Orang di Negara Asia Pasifik Jatuh Miskin, Termasuk Indonesia?

Dalam laporan terbaru ADB, sekitar 155,2 juta orang atau 3,9 persen penduduk di negara berkembang Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Baca Selengkapnya
Jumlah Masyarakat Kelas Menengah Turun dari 57,3 Juta Menjadi 47,8 Juta Orang, Turun Jadi Masyarakat Miskin?
Jumlah Masyarakat Kelas Menengah Turun dari 57,3 Juta Menjadi 47,8 Juta Orang, Turun Jadi Masyarakat Miskin?

Jumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.

Baca Selengkapnya
Wajib Dicoba, Sederet Cara Pemerintah Atasi Penurunan Kelas Menengah
Wajib Dicoba, Sederet Cara Pemerintah Atasi Penurunan Kelas Menengah

Dia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.

Baca Selengkapnya