Pengembangan EBT terkendala kemampuan SDM
Merdeka.com - Pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) masih minim di Indonesia. Meskipun, penggunaan EBT sering kali digembar gemborkan pemerintah.
Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) Tri Mumpuni mengatakan banyak proyek EBT yang mangkrak. Sebab, pemerintah harus mengimpor teknologi dari luar negeri.
"Turbin angin tuh kita banyak yang tidak jalan karena teknologi biasanya impor. Teknologinya beda karena di luar negeri sub tropis," ujar Tri di Graha PPI, Jakarta, Kamis (21/4).
-
Siapa yang terlibat dalam program Sekolah Energi Berdikari? Pertamina mengajak generasi muda untuk dapat memitigasi perubahan iklim sejak dini melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Sekolah Energi Berdikari, hal ini selaras untuk mendukung pemerintah dalam upaya menangani perubahan iklim.
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana Pertamina wujudkan Sekolah Energi Berdikari? 'Sekaligus melakukan instalasi EBT dan pendampingan pemanfaatannya. Melalui program ini, kami harapkan di tahun depan dapat tercapai sekolah Adiwiyata Mandiri,' ujar Zibali.
-
Siapa yang menginisiasi program Sekolah Energi Berdikari? VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, program menjadi komitmen Pertamina untuk memupuk generasi muda agar peduli lingkungan serta.
-
Motor Listrik apa yang dibuat di Indonesia? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Dimana energi listrik digunakan? Energi listrik memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber penerangan dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat utama dari energi listrik sebagai sumber penerangan adalah memberikan cahaya yang diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam atau di luar ruangan, terutama pada malam hari.
Selain persoalan teknologi, ketersediaan tenaga ahli yang mampu mengoperasikan perangkat EBT di pelosok daerah pun masih minim. Bahkan, di daerah banyak yang mengoperasikan pembangkit mikro hidro merupakan orang lulusan SD.
"Sebagian besar operator mikro hidro kota itu S3, alias kelas 3 SD. Bahwa di daerah terpencil, cari sarjana saja alhamdulillah. Solar cell mangkrak karena ini canggih. Masyarakat belum diajarkan," tegas dia.
Untuk itu, Tri menyoroti generasi muda untuk lebih peka berbagi ilmu kepada masyarakat awam seputar operasional EBT di daerah-daerah. Menurut dia, Indonesia masih kalah dalam pengembangan tenaga surya atau solar cell.
"Malaysia sudah punya 20 juta dolar AS per tahun untuk riset solar cell. Siapapun yang datang ke ESDM, saya minta untuk bisa me-localized teknologi. Minimal 50 persen dulu," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi ini menjadi salah satu faktor rendahnya produktivitas pertanian di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaEnergi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaLuhut memastikan porsi TKA itu nantinya akan berkurang seiring dengan banyak dilatihnya SDM lokal untuk industri hilirisasi.
Baca SelengkapnyaSPBE menjadi faktor penting untuk mendukung operasional keseharian pemerintahan.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca SelengkapnyaPerbaiki tata kelola sektor pertambangan dan meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat lokal.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong transisi energi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTenaga kerja lokal yang telah mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikasi bisa dilibatkan dalam membangun IKN.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDesa Energi Berdikari menjadi motor penggerak bagi pembangunan ekonomi dan berbagai aspek kehidupan untuk kesejahteraan serta kemandirian masyarakat.
Baca SelengkapnyaKehadiran PLTS ini akan memperkuat lembaga lokal, khususnya Badan Usaha Milik Desa.
Baca Selengkapnya