Penggunaan Energi Terbarukan di Indonesia Baru 19,5 Persen dari Target 23 Persen
Merdeka.com - Dalam Paris Agreement, Indonesia berkomitmen untuk menggunakan 23 persen energi terbarukan dari total campuran energi primer nasional pada tahun 2025. Namun realisasinya, hingga tahun 2020 baru mencapai 19,5 persen..
"Saat ini realisasi kita baru 19,5 persen dari target 23 persen, kita gap selisih yang besar," ucap Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Harris dalam Virtual Press Conference GNSSA 2.0: Siap Beratap Panel Surya, Jakarta, Rabu (16/9).
Memenuhi target tersebut, tidak cukup hanya dengan mengimplementasikan dan mengubah pemakaian listrik tenaga fosil menjadi energi terbarukan. Sebab jika pun hal itu dilakukan, tetap tidak akan memenuhi target yang telah ditetapkan.
-
Kenapa energi terbarukan penting untuk lingkungan? Sumber energi seperti batu bara dan minyak bumi menghasilkan banyak emisi yang merusak lingkungan, sedangkan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa hampir tidak menghasilkan emisi sama sekali.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Apa target Pertamina dalam transisi energi? 'Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture, utilisation, and storage),' tambahnya.
-
Bagaimana energi terbarukan dapat membantu mengatasi pemanasan global? Penggunaan energi terbarukan memiliki beberapa keuntungan dalam upaya mengatasi pemanasan global: Mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan Meminimalkan ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas Menciptakan lapangan kerja baru dalam industri energi bersih Meningkatkan keamanan energi dengan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar Mendorong inovasi teknologi dalam sektor energi
-
Apa target PLN dalam bauran energi tahun 2040? Sementara itu, total tambahan kapasitas pembangkit hingga 2040 adalah 86 GW, dengan rasio 75 persen berasal dari pembangkit EBT dan 25 persen dari pembangkit berbasis gas.
-
Bagaimana mencapai tujuan pembangunan berwawasan lingkungan? Pembangunan berwawasan lingkungan juga dipahami sebagai upaya pembangunan yang dapat memeuhi kebutuhan masyarakat tanpa merusak lingkungan dan mengorbankan kehidupan generasi yang akan datang.
Sebaliknya, dalam hal ini pemerintah menggunakan strategi dengan menciptakan pasar baru yang memanfaatkan energi terbarukan.
"Target energi terbarukan ini menciptakan pasar baru karena kalau rencana PLN yang ada saat ini kalau diimplementasikan 100 persen belum juga bisa mencapai 23 persen," kata Harris menjelaskan.
Harris melanjutkan, energi surya yang dikembangkan tidak berbatas pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap (rooftop) saja. Indonesia juga mulai mengembangkan PLTS atap dengan memanfaatkan lahan bekas tambang dan potensi lainnya.
"Ada konsep PLTS yang dibangun di atas waduk dan kita juga punya konsep untuk menggantikan atau mengurangi PLTU yang menggunakan batubara," kata dia.
Pemerintah juga telah menjadikan daerah 3T untuk mengimplementasikan pengadaan listrik yang berasal dari energi terbarukan. "Penggunaan diesel yang sekitar 2.600 mw yang diimplementasikan di daerah 3T, itu memang kita mencoba melakukan penetrasi melalui mengganti atau melakukan hybrid, menggunakan PLTS," tutup Harris. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaPembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.
Baca SelengkapnyaRendahnya realisasi bauran EBT ini tak lepas dari belum tercapainya target investasi di sektor energi hijau.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM beberkan penyebab bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tidak akan mencapai target di 2025.
Baca SelengkapnyaSikap sejumlah negara untuk pensiun PLTU batu bara saling berbeda.
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.
Baca SelengkapnyaPermasalahan kelebihan pasokan listrik akan teratasi dengan adanya peningkatan konsumsi listrik.
Baca SelengkapnyaPemerintah memutuskan untuk menyetop impor BBM dan LPG pada 2030 mendatang.
Baca SelengkapnyaTekanan tersebut makin serius dirasakan dampaknya karena sekarang industri ini sulit mendapatkan pendanaan.
Baca Selengkapnya