Perjalanan Dinas Kementerian Dipangkas, Negara Bakal Hemat Rp3,6 Triliun
Pemangkasan perjalanan dinas merupakan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan negara bisa menghemat anggaran sebesar Rp3,6 triliun dari pemangkasan biaya perjalanan dinas setiap kementerian/lembaga (K/L). Pemangkasan ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto dalam sidang kabinet pada 23 Oktober 2024.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata menjelaskan penghematan tersebut bukan hanya perjalanan dinas saja, tapi juga termasuk pertemuan dan lain sebagainya.
"Ini sebetulnya keseluruhannya bukan hanya perjalanan dinas ya, tapi ada paket meeting dan sebagainya itu yang diperintahkan oleh Bapak Presiden untuk dilakukan penghematan. Ini dari catatan teman-teman di perbendaraan, sejauh ini kita menghemat Rp3,6 triliun dari perintah yang diberikan sekitar bulan Oktober ya," kata Isa dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Senin (6/1).
Isa menyebut, terdapat sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) sebesar Rp45,4 triliun. Namun pihaknya masih menunggu audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) .
"Rp45,4 triliun sisa lebih pembiayaan anggaran. Tapi ini kita masih harus menunggu sampai selesai diaudit oleh BPK, baru kemudian nanti bisa kita pakai untuk 2025 dan selanjutnya," terang dia.
Defisit APBN 2024
Sebagai informasi, Kemenkeu mencatat desifit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sepanjang tahun 2024 sebesar Rp507,8 triliun atau setara 2,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Defisit di Rp507,8 triliun, ini sangat inpresif, karena tidak lebih rendah dari laporan semester," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalan konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Senin (6/1).
Meski begitu, Sri Mulyani menjelaskan realisasi sementara pendapatan negara sepanjang tahun 2024 mencapai Rp2.842,5 triliun atau tumbuh 2,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari outlook laporan semester Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Apabila dirincikan, penerimaan perpajalan Rp2.842,5 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp597,5 triliun dan hibah Rp30,3 triliun.
"Jadi ini tiga pendapatan negara kita dalam situasi yg begitu rentan, masih terjga, sehingga pendapatan negara Rp2.842,5 triliun itu artinya kita masih tumbuh dibandingkan tahun 2023," paparnya.