PLN akan beli listrik dari 11 PLTP tahun ini
Merdeka.com - PT PLN (Persero) akan menandatangani 11 perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) panas bumi sepanjang tahun ini. Penandatanganan ini menyusul persetujuan pemerintah memberikan jaminan proyek listrik panas bumi.
Kepala Divisi Energi Terbarukan PLN Muhammad Sofyan mengatakan surat penugasan pembelian listrik untuk kesebelas proyek panas bumi tersebut telah diberikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. “Kesebelas proyek panas bumi tersebut rencananya akan menghasilkan 1.226 megawatt (MW),” katanya di Jakarta, Kamis (12/4).
Proyek panas bumi yang akan segera dibeli listriknya oleh perseroan adalah PLTP Sokoria di Flores 1 x 30 MW, PLTP Tangkuban Perahu II di Jawa Barat 2 x 30 MW, PLTP Rantau Dadap di Sumatera Selatan 2 x 110 MW, dan PLTP Rawa Dano di Banten 1 x 110 MW.
-
Apa proyek PLTS PLN di AIPF? Di depan investor global, PLN akan menjelaskan terkait proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 MWac atau setara dengan 192 MWp yang berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat dan juga langkah transformasi digital yang menjadi kekuatan PLN selama tiga tahun terakhir ini.
-
Apa itu PPN 12%? Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% akan mulai diterapkan pada tanggal 1 Januari 2025.
-
Dimana PLTS PLN di IKN dibangun? PLTS yang berada di Sepaku, Penajam Paser Utara, ini ditargetkan rampung dan beroperasi pada Mei 2024.
-
Berapa total penambahan pasokan LPG 3 kg? Pertamina melalui anak usahanya,PT Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan LPG 3 kilogram (Kg) sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Kenapa PLN bangun PLTS di IKN? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara.
Kemudian, PLTP Ungaran 1 x 55 MW, PLTP Guci 1 x 55 MW, dan PLTP Baturaden 2 x 110 MW di Jawa Tengah serta PLTP Cisolok Cisukarame 1 x 50 MW dan PLTP Tampomas 1 x 45 MW di Jawa Barat. Terakhir, PLTP Wilis/Ngebel 3 x 55 MW dan PLTP Ijen 2 x 55 MW di Jawa Timur.
Di antara beberapa proyek tersebut, lanjut Sofyan, akan segera teken PPA pada semester pertama tahun ini. PLN tengah memfinalisasi negosiasi kontrak dengan pengembang panas bumi.
“Kemungkinan yang akan segera selesai adalah PLTP Rantau Dadap yang juga merupakan proyek PT Supreme Energy,” ujarnya. Sebelumnya, PLN telah teken PPA dengan Supreme Energy untuk PLTP Muara Labouh 2 x 110 MW dan PLTP Rajabasa 2 x 110 MW. Listrik dari kedua pembangkit dibeli dengan harga USD 9,4 sen per kilowatt hour (kWh) dan US 9,5 sen per kWh.
Untuk PLTP Rantau Dadap, PLN berharap negosiasi bisa segera rampung karena bisa mengikuti hasil negosiasi dua pembangkit sebelumnya. Apalagi, harga listrik dari pembangkit ini masih di bawah patokan pemerintah USD 9,7 sen per kWh, yaitu USD 8,6 sen per kWh. Sehingga, PLN dan Supreme tinggal membahas 53 klausul kontrak untuk menghindari masalah di depan.
Tiga pembangkit lain yang juga akan segera teken PPA di semester satu adalah PLTP Ungaran yang digarap PT Giri Indah Sejahtera, PLTP Sokoria dan PLTP Wilis yang dikelola PT Bakrie Power. “Negosiasi kontrak jual beli dengan kedua pengembang ini sudah sangat insentif,” kata Sofyan. Harga listrik PLTP Ungaran diperkirakan sekitar USD 8,09 sen per kWh, PLTP Sokoria USD 13,8 sen per kWh, dan PLTP Wilis/Ngebel USD 7,55 sen per kWh.
Dari total kapasitas pembangkit panas bumi sebesar 4.925 MW, tambah Sofyan sebanyak lima wilayah kerja dengan kapasitas 390 MW masih menanti surat penugasan pembelian listrik dari Menteri Energi. (mdk/rin)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini PLN sudah menyediakan 2.667 unit SPKLU di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaPLN melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penjualan listrik.
Baca SelengkapnyaPLN menyetorkan dividen bagi negara sebesar Rp3,09 triliun.
Baca SelengkapnyaKelebihan daya tidak akan terbuang, melainkan akan diserap oleh sistem kelistrikan Kalimantan.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, peningkatan transaksi SPKLU di wilayah barat Pulau Jawa tidak terlalu signifikan, sebab tidak terlalu banyak tempat wisata.
Baca SelengkapnyaHal itu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan nasional.
Baca SelengkapnyaKapasitas tersebut cukup untuk menunjang aktivitas pelanggan baik golongan rumah rangga, tempat ibadah, industri dan bisnis.
Baca SelengkapnyaKapasitas tersebut cukup untuk menunjang aktivitas seluruh pelanggan baik golongan rumah rangga, tempat ibadah, industri, dan bisnis.
Baca SelengkapnyaBila dikonversi ke dalam kapasitas pembangkit, ini setara dengan penambahan sekitar 1 gigawatt per tahun.
Baca SelengkapnyaPenambahan energi tersebut sebagian besar dari kapasitasnya akan bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaPLN tengah fokus dalam pengurangan penyediaan listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaPembangkit berkapasitas 50 MW tersebut merupakan unit baru, yang akan memenuhi kebutuhan listrik di daerah Kawasan Industri Kabil dan sekitarnya.
Baca Selengkapnya