Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Polemik Baju Bekas Impor Tak Kunjung Berkesudahan, Apa Solusinya?

Polemik Baju Bekas Impor Tak Kunjung Berkesudahan, Apa Solusinya? Bursa pakaian bekas impor di Pasar Senen. ©2021 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Masalah pakaian atau baju bekas impor tak pernah menemukan jalan keluar. Sudah beberapa tahun, pemerintah selalu memburu dan memusnahkan baju bekas impor. Namun, hingga kini baju bekas impor tetap menjadi primadona sebagian masyarakat.

Misalnya, pakaian impor bekas yang diperdagangkan di beberapa pasar tradisional dan sudut Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, yang masih cukup diminati oleh masyarakat setempat. Tidak hanya orang tua, pakaian bekas impor tersebut juga digandrungi oleh anak muda yang ingin mendapatkan pakaian impor dengan harga terjangkau.

Rahmat (26), salah seorang pembeli pakaian impor, mengaku selalu memburu pakaian bekas di akhir pekan atau hari libur.

"Sudah menjadi informasi umum kalau akhir pekan atau libur, banyak pakaian bekas yang di perdagangkan. Sekarang para pedagang itu menjual pakaian bekas di komplek pasar terminal Andalas," kata Rahmat seperti dikutip dari Antara, Selasa (1/5/2018) silam.

Rahmat mengatakan, pedagang pakaian impor bekas sempat beberapa kali berpindah lokasi jualan. Sebelum para pedagang berpindah di pasar terminal Andalas, mereka memperdagangkan di pasar Liluwo. Setelah dari Liluwo, para pedagang pindah di pasar Telaga, Kabupaten Gorontalo.

Selain Rahmat, ada juga Ibrahim (42) yang selalu membeli pakaian bekas. Dia mengaku dengan membeli pakaian bekas laik pakai tersebut, bisa menghemat pengeluaran.

Beberapa tahun berlalu dari 2018, kini pemerintah kembali memburu pakaian bekas impor. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mendukung adanya larangan bisnis baju bekas impor atau thrifting.

Sebab, bisnis tersebut sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri. Untuk itu, dia memerintahkan jajaran terkait untuk menindak bisnis thrifting itu. Menurutnya, sudah ada beberapa pelaku bisnis itu yang tertangkap.

"Yang namanya impor pakaian bekas mengganggu. Sudah saya perintahkan untuk mencari betul dan sehari dua hari sudah banyak yang ketemu. Itu mengganggu industri tekstil di dalam negeri," kata Jokowi di Istora GBK, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3).

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengungkapkan ada 234 penindakan terhadap impor baju bekas selundupan sepanjang tahun 2022. Dari jumlah tersebut tercatat ada 6.177 bal baju bekas yang diamankan.

"Sampai tahun 2022, Bea Cukai melakukan 234 penindakan terhadap baju bekas yang totalnya mencapai 6.177 bal," kata Dirjen Bea Cukai, Askolani di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (14/3).

Penindakan terhadap impor baju bekas terus dilakukan. Dalam 2 bulan terakhir, Ditjen Bea Cukai kembali melakukan 44 penindakan dengan barang bukti 1.700 bal baju bekas.

Dari pola penangkapan yang dilakukan, impor pakaian bekas ini melalui pesisir timur Sumatera, Batam dan Kepulauan Riau. Masuknya baju bekas ini didominasi melalui pelabuhan-pelabuhan tidak resmi.

"Didominasi lending spot dengan pelabuhan tidak resmi," kata dia.

Nilai Fantastis

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan akan memusnahkan pakaian bekas impor senilai Rp10 miliar di Mojokerto, Jawa Timur. Sebelum ke Mojokerto, Mendag juga akan ke Riau, Pekanbaru, untuk memusnahkan pakaian bekas sebanyak 900 bal dengan nilai diperkirakan lebih dari Rp10 miliar.

"Saya tanggal 17 (Maret) akan musnahkan di Riau, Pekanbaru itu banyak sekali ada 900-an bal mau kita bakar. Tanggal 21 (Maret) saya musnahkan di Mojokerto itu sampai Rp10 miliar. Di Pekanbaru lebih besar lagi," kata Zulkifli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/3).

Zulkifli mengatakan, pakaian bekas impor dapat menyebabkan risiko kesehatan bagi konsumen. Di sisi lain, masifnya impor pakaian bekas juga menghambat pertumbuhan bisnis UMKM Indonesia.

"Bukan soal usaha atau tidak usaha. Ini kan bawa penyakit. Kalau orang pakai jamuran bagaimana? Menular dari negara mana, daerah mana, penyakitan kan tidak bagus," kata dia.

Zulkifli mengakui memang ada kesulitan untuk menindak impor pakaian bekas karena banyaknya ‘jalan tikus’ untuk masuk ke Indonesia. “Kita ini memang kelemahannya ada jalan tikusnya banyak,” kata dia.

Karena itu, dia menekankan pentingnya kerja sama antar berbagai instansi di pemerintah pusat dan daerah untuk menekan masuknya pakaian bekas dari luar negeri.

"Cuma yang penting itu laporan dari masyarakat. Tentu masyarakat dirugikan karena bekas itu bahaya bisa jamur, bisa bawa penyakit. Kedua bisa hancurkan UMKM kita," kata dia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?

Bicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?

Baca Selengkapnya
Mengulik Polemik Pakaian Bekas Impor
Mengulik Polemik Pakaian Bekas Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan menghentikan penyelundupan pakaian bekas dari luar negeri.

Baca Selengkapnya
Tren Thrifting Kembali Marak, Menteri Teten: Pengusaha Konveksi Mulai Mengeluh
Tren Thrifting Kembali Marak, Menteri Teten: Pengusaha Konveksi Mulai Mengeluh

Teten Masduki menyoroti masih maraknya penjualan pakaian bekas impor di pasaran.

Baca Selengkapnya
Awas Pakaian Anak Impor Ilegal Dijual Bebas di Pasar Tanah Abang, Perhatikan Ciri-cirinya
Awas Pakaian Anak Impor Ilegal Dijual Bebas di Pasar Tanah Abang, Perhatikan Ciri-cirinya

Pakaian impor ilegal tidak terdapat kode produksi dari negara pembuat. Selain itu, pakaian anak impor ilegal juga tidak dilengkapi bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kemendag Gerebek 2 Gudang Besar Tampung Barang Impor Ilegal, Begini Praktiknya
Kemendag Gerebek 2 Gudang Besar Tampung Barang Impor Ilegal, Begini Praktiknya

Mendag menyebut saat ini marak warga negara asing yang berdagang di mal, pusat perbelanjaan atau pusat grosir besar.

Baca Selengkapnya
Ada Sofa Kondisi Bagus hingga Kulkas Layak Pakai, Aksi WNI 'Memulung' Barang Bekas di Jalanan Australia Ini Curi Perhatian
Ada Sofa Kondisi Bagus hingga Kulkas Layak Pakai, Aksi WNI 'Memulung' Barang Bekas di Jalanan Australia Ini Curi Perhatian

Momen itu langsung menarik perhatian publik karena banyak barang-barang bekas yang masih bagus namun sudah dibuang oleh pemiliknya.

Baca Selengkapnya
Penyelamatan Uang Negara di 'Jalur Tikus'
Penyelamatan Uang Negara di 'Jalur Tikus'

Akibat serangan penyelundup itu, lima orang petugas Bea Cukai Sumut mengalami luka bakar.

Baca Selengkapnya
Ribuan Balpres dan Barang Elektronik Impor Ilegal Senilai Rp46 Miliar Dimusnahkan di Cikarang Bekasi
Ribuan Balpres dan Barang Elektronik Impor Ilegal Senilai Rp46 Miliar Dimusnahkan di Cikarang Bekasi

Seluruh barang ilegal hasil penindakan Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor itu, diperkirakan bernilai Rp46.188.205.400.

Baca Selengkapnya
Pasang Surut Pedagang Pakaian Thrift di TikTok Shop
Pasang Surut Pedagang Pakaian Thrift di TikTok Shop

Suka duka mewarnai pedagang pakaian bekas melalui e-commerce.

Baca Selengkapnya
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah

Anak muda zaman sekarang cenderung tidak tertarik untuk menjadi seorang pembatik

Baca Selengkapnya
Kalah Saing dengan Produk Impor di TikTok Shop, UMKM Konveksi Sweater Gulung Tikar
Kalah Saing dengan Produk Impor di TikTok Shop, UMKM Konveksi Sweater Gulung Tikar

Banyak usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bangkrut karena tak bisa bersaing dengan produk impor, salah satunya dengan yang dijual di TikTok Shop.

Baca Selengkapnya