Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Potensi Jagung di NTT Melimpah, Penyuluh Dorong Petani Diversifikasi Pangan

Potensi Jagung di NTT Melimpah, Penyuluh Dorong Petani Diversifikasi Pangan Jagung. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Jumlah penduduk, peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi masyarakat menjadi salah satu faktor tren kebutuhan pangan suatu daerah.

Kearifan lokal suatu daerah pun mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Ini menunjukkan indikasi bahwa diversifikasi pangan sangat diperlukan untuk mendukung pemantapan swasembada pangan.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajak masyarakatnya untuk melakukan diversifikasi atau penganekaragaman pangan di kebun atau lahannya, hal ini untuk menghindari ketergantungan pada salah satu komoditas tanaman pangan.

Orang lain juga bertanya?

Masyarakat NTT, khususnya masyarakat Kabupaten Manggarai Timur sangat bersyukur dengan adanya limpahan produksi jagung di daerahnya yang membawa berkah stok pangan alternatif selain padi/beras.

Bermodalkan produksi yang melimpah ruah, pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, mulai mengangkat jagung sebagai ikon pangan alternatif dengan memberdayakan kelompok tani mengolah beras/nasi jagung.

Dari kondisi ini maka harus dapat dipenuhi dua hal, yaitu penyediaan bahan pangan dan diversifikasi olahan pangan. Salah satu sumber bahan pangan pengganti beras yang mempunyai potensi yang baik adalah jagung.

Nasi Jagung dinilai memiliki nilai gizi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nasi beras. Nasi Jagung lebih kaya akan vitamin (Vit. A, B1, B6, B12, C dan E), mineral (Folat, Kalsium, fosfor, natrium, zink) dan serat. Dalam nasi jagung, gizi yang paling tinggi terkandung ialah magnesium (Mg).

Mengonsumsi magnesium membantu mengurangi kemungkinan terkena penyakit diabetes dan darah tinggi. Beras jagung cocok sebagai alternatif sumber kalori pengganti nasi. Jagung juga kaya akan serat dan rendah kalori.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang kerap disapa SYL mengatakan bahwa pertanian tidak berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional serta meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia agar lebih baik.

"Sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional," ujar Mentan.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, juga menegaskan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama.

"Masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm, terutama pasca panen dan olahannya. Banyak yang bisa dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khususnya pasca panen. Tuntutannya adalah petani harus berinovasi. Buat terobosan agar hadir produk-produk baru," paparnya.

Kelompok Tani (Poktan) Purnama, di Kecamatan Borong NTT dengan ketuanya Abdul Syukur, mengatakan kelompoknya tertarik melirik usaha pangan alternatif karena kondisinya mendukung, salah satunya karena memiliki luasan lahan 300 hektar (ha) untuk budidaya jagung.

"Dengan luas lahan 300 ha dan produksi rata-rata sebesar 8,6 ton/ ha, maka jagung yang dihasilkan juga melimpah, sehingga hasilnya bisa dijual dalam bonggol jagung dan bisa di olah menjadi nasi/beras jagung," ujar Abdul Syukur.

Abdul menambahkan beras jagung yang di produksi oleh Poktan Purnama dijual ke kabupaten lainnya seperti Kabupaten Ende, Bajawa, Ruteng, Sumba Timur, dan daerah lainnya.

"Kelompok Purnama juga sudah menandatangani MoU dengan Pengusaha di Kabupaten Bajawa dan Ruteng untuk Beras jagung di Jual ke Pengusaha seharga 10.000/kg dan ini sangat menguntungkan kelompok dan kesejahteraan kelompok semakin baik," paparnya.

Penyuluh Pertanian dari BPP Kecamatan Borong, Fransiskus Jerandut mengatakan ikon baru jagung sebagai pangan alternatif dimunculkan lewat pemberdayaan kelompok tani maupun kelompok rentan seperti petani wanita dan ibu rumah tangga. Semuanya dimulai dari pelatihan lalu memfasilitasi peralatan.

"Kami tetap membina mereka, menginspirasi mereka untuk kreatif mengolah pangan untuk peningkatan pendapatan kelompok," ujar Fransiskus.

Jagung merupakan salah satu sumber pangan pengganti beras yang mempunyai potensi baik. Harganya yang relatif murah, mudah didapat, dan memiliki kandungan gizi yang baik, sangat tepat untuk mengganti beras yang dinilai memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. (mdk/hrs)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kuota Pupuk Bersubsidi NTT Bertambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat
Kuota Pupuk Bersubsidi NTT Bertambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Petani di NTT bisa mendapat pupuk bersubsidi dengan lebih baik dari sisi jumlah, murah dan cepat

Baca Selengkapnya
September 2023, NTP dan NTUP Terus Naik Signifikan
September 2023, NTP dan NTUP Terus Naik Signifikan

Kenaikan NTP dipengaruhi oleh beberapa komoditas unggulan nasional seperti gabah, kelapa sawit, jagung dan kakao

Baca Selengkapnya
Jatim Produsen Padi dan Beras Terbesar di Indonesia, Tak Gentar Hadapi Ancaman Krisis Pangan
Jatim Produsen Padi dan Beras Terbesar di Indonesia, Tak Gentar Hadapi Ancaman Krisis Pangan

Tiga tahun berturut-turut Jatim jadi lumbung pangan nasional

Baca Selengkapnya
Panen Padi di Manokwari, Wamentan Dorong Jadi Lumbung Pangan Papua Barat
Panen Padi di Manokwari, Wamentan Dorong Jadi Lumbung Pangan Papua Barat

Luas lahan pertanian di Manokwari mencapai 3.000 hektar lebih.

Baca Selengkapnya
Buntut Beras Mahal, Penjual Nasi Jagung Instan Ketiban Rezeki Sehari Dapat Omzet Rp5 Juta
Buntut Beras Mahal, Penjual Nasi Jagung Instan Ketiban Rezeki Sehari Dapat Omzet Rp5 Juta

Permintaan nasi ampok jagung instan naik drastis seiring mahalnya harga beras. Usaha rumahan nasi ampok jagung di Jombang cuan jutaan rupiah per hari

Baca Selengkapnya
Lepas Ekspor Jagung Gorontalo ke Filipina, Mentan Harapkan Petani Sejahtera
Lepas Ekspor Jagung Gorontalo ke Filipina, Mentan Harapkan Petani Sejahtera

Mentan Andi Amran Sulaiman melepas ekspor perdana komoditas jagung sebesar 50.000 ton menuju Filipina.

Baca Selengkapnya
BPS Sebut Nilai Tukar Petani Nasional Naik Hingga 111,85
BPS Sebut Nilai Tukar Petani Nasional Naik Hingga 111,85

Kenaikan NTP dipicu karena naiknya harga yang diterima petani sebesar 1,08 persen.

Baca Selengkapnya
Curah Hujan Rendah, Petani Rote Gunakan Teknik Begini untuk Jaga Ketahanan Pangan
Curah Hujan Rendah, Petani Rote Gunakan Teknik Begini untuk Jaga Ketahanan Pangan

Pertanian di Pulau Rote sebagian besar mengandalkan teknik sawah tadah hujan, di mana para petani berhasil panen dengan baik meskipun tanpa irigasi.

Baca Selengkapnya
Mentan Amran: Sulawesi Barat akan Produksi dan Suplai Pangan Penduduk IKN
Mentan Amran: Sulawesi Barat akan Produksi dan Suplai Pangan Penduduk IKN

Mentan mengapresiasi kinerja Pj. Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh atas pengembangan sektor pertanian.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Mahal, Warga Lebak Terpaksa Beralih Makan Singkong
Harga Beras Mahal, Warga Lebak Terpaksa Beralih Makan Singkong

Warga Rangkasbitung mengaku memilih mengonsumsi singkong sebagai makanan alternatif saat harga beras meroket.

Baca Selengkapnya
Bulog Sudah Serap 18.000 Ton Jagung, Terbanyak dari NTB dan Sultra
Bulog Sudah Serap 18.000 Ton Jagung, Terbanyak dari NTB dan Sultra

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi melaporkan hingga saat ini pihaknya telah menyerap sebanyak 18.000 ton jagung dari petani dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Menkop Teten: ASEAN Punya Potensi Besar di Dunia, dari Perikanan Hingga Buah Tropis
Menkop Teten: ASEAN Punya Potensi Besar di Dunia, dari Perikanan Hingga Buah Tropis

Produk di sektor perikanan ASEAN menyumbang 21,9 persen dari total produksi perikanan dunia.

Baca Selengkapnya