Proyek Prabowo Membuat Bahan Bakar Etanol Berlanjut, Ini Bocoran Lokasi Pabriknya
Bahlil menyebut bahan baku tebu untuk pembuatan bahan bakar nabati tersebut berasal dari wilayah di pulau Jawa hingga Merauke.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan perkembangan terbaru terkait proyek pembuatan bahan bakar etanol dari tebu yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto. Bahlil memastikan proyek tersebut tetap berlanjut.
"Arahan Bapak Presiden itu langsung juga kita bangun dalam negeri. Kemudian etanolnya itu dari tanaman tebu," ujar Bahlil kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/1).
Bahlil menyebut bahan baku tebu untuk pembuatan bahan bakar nabati tersebut berasal dari wilayah di pulau Jawa hingga Merauke. Dia memastikan akan mendukung sepenuhnya keinginan Presiden Prabowo untuk mewujudkan bauran energi di Indonesia.
"Nah, salah satu di antaranya akan kita buat di Jawa maupun di Merauke. Supaya betul-betul perbaurannya itu dilakukan semuanya dalam negeri," tegasnya.
Bahlil menyebut lokasi pembuatan bahan bakar etanol tersebut bersamaan dengan pembuatan metanol di Bojonegoro, Jawa Timur.
"Arahan presiden itu langsung juga kita bangun dalam negeri. Itu kita akan bangun di Bojonegoro," ucapnya.
Dia memastikan investor pembangunan pabrik tersebut sepenuhnya dari investor dalam negeri. Dengan ini, dipastikan tidak ada investor asing yang terlibat.
"Investornya dari dalam negeri. Nggak ada asing," tandasnya.
Program Biodiesel B40 Mampu Selamatkan Devisa Rp 404,32 Triliun
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah tengah melakukan uji coba bahan bakar biodiesel 40 persen (B40). Jika uji coba ini berjalan baik maka pelaksanaanya akan dilakukan pada 2025.
Seperti diketahui, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.
Airlangga menyebutkan program Biodiesel 40 ini memanfaatkan 54,52 juta kiloliter dan mengurangi impor solar. Dia memperkirakan potensi devisa negara yang diselamatkan sekitar Rp404 triliun akibat turunnya impor solar.
"Devisa yang diselamatkan sebesar Rp 404,32 triliun," ucapnya.
Pemberlakuan B40 akan menyedot banyak penggunaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebagai bahan dasar untuk BBM tersebut