Sejak 2013, 550.000 hektare sawah hilang akibat alih fungsi untuk properti
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) hari ini menggelar rapat terbatas terkait data lahan dan stok produksi beras di Indonesia. Rapat tersebut antara lain dihadiri oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto.
Menko Darmin mengatakan, secara spesifik rapat tersebut membahas mengenai ketersediaan lahan sawah untuk padi di Indonesia. Di mana sejak 2013 terjadi penurunan lahan baku sawah dari 7,75 juta hektare (ha) menjadi 7,1 juta ha di 2018.
"Lahan baku sawah itu disiapkan oleh BPS kerjasama dengan BIG dan Lapan. Hasilnya adalah kalau tahun 2013 bilang lahan baku sawah kita adalah 7,750, hasil pemotretan terakhir lahan baku sawah kita adalah 7,1 juta ha. Turun dari tadinya 7,750 menjadi 7,1. Data per sekarang," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (22/10).
-
Apa yang dihasilkan dari lahan pertanian produktif? Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa mampu mendapatkan tambahan penghasilan setelah berhasil mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Dimana saja daerah penghasil pertanian terbesar di Jatim? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung.
-
Mengapa perubahan iklim berdampak pada produktivitas pertanian? Perubahan iklim mengakibatkan pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, dan terjadinya banjir.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
Selain lahan baku sawah, luas panen sawah juga mengalami penurunan. Hasil perhitungan BPS dan BBPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) mencatat, luas panen tahun ini hanya sebesar 10,9 juta ha. Artinya lahan baku sebesar 7,1 juta ha hanya ditanami sebanyak 1,54 kali setahun.
"Hasilnya, dari 7,1 juta lahan baku itu, tahun ini luas panennya adalah 10,9 juta ha. Berarti kalau kamu bagi 10,9 dengan 7,1 dapatnya 1,54 artinya 54 persennya dari sawah ditanami dua kali tahun ini. 100 nya persen sekali," jelas Menko Darmin.
Adapun penurunan lahan baku sawah ini disebabkan oleh pembangunan perumahan dan pabrik yang semakin cepat setiap tahun. "(Turun) karena berubah jadi rumah, jadi jalan, jadi pabrik. Namanya juga keperluan tanah itu macam-macam bukan hanya untuk sawah, orang perlu bikin jalan tol, perlu bikin perumahan real estate, perlu bikin apa lagi bikin pabrik, tidak bisa ditahan itu," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Malang membidik anak muda agar mau jadi petani.
Baca SelengkapnyaRibuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.
Baca SelengkapnyaDalam data BPS tercatat jumlah unit usaha pertanian di Indonesia sebanyak 29.360.833 unit.
Baca SelengkapnyaFenomena el nino membuat produksi beras nasional turun 2,05 persen.
Baca SelengkapnyaSelain ekonomi, nasib 50 juta masyarakat di kawasan pesisir juga dipertaruhkan.
Baca SelengkapnyaPresiden mengatakan, Kabupaten Maros adalah wilayah subur yang selama ini mampu menjadi lumbung pangan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaAnggaran Kementan untuk tahun 2025 mengalami pengurangan dibandingkan tahun 2024, meskipun peran Kementan sangat vital.
Baca Selengkapnya