Sejarah Sido Muncul, Berawal dari Tiga Karyawan Hingga Tembus Pasar Luar Negeri
Merdeka.com - Siapa tidak mengenal Sido Muncul, produsen jamu Tolak Angin ini kerap menjadi pilihan alternatif masyarakat Indonesia saat mengalami gejala masuk angin atau meriang. Kepopuleran Sido Muncul bahkan sudah tembus mancanegara.
Namun, sebelum bertengger di posisi saat ini, Sido Muncul lahir dari tangan dingin seorang ibu bernama Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) di Yogyakarta pada tahun 1940. Saat itu, dia hanya memiliki tiga karyawan yang membantu beliau menghasilkan ramuan dalam bentuk bubuk.
Pada tahun 1951, Rakhmat Sulistio kemudian mendirikan sebuah perusahaan sederhana, bernama Sido Muncul dengan produk pertama yang dapat melawan influenza. Produk ini kemudian mendapat respons positif, dan mendapatkan banyak permintaan pasar.
-
Apa yang dilakukan Sido Muncul? Sido Muncul telah banyak melakukan riset tanaman, budidaya tanaman termasuk melakukan silang tanaman. Salah satunya adalah stevia rebaudiana.
-
Kapan Sido Muncul berdiri? Sejak berdiri pada tahun 1951, Sido Muncul konsisten menghadirkan produk jamu tradisional yang berkualitas dan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan.
-
Siapa yang buat Sidodadi? 'Terbentuknya tahun 10 Mei 1954 oleh bapak Hiendrawan Kosasih. Awalnya di sini memproduksi biskuit dan kue kering.
-
Dimana Sindoedarsono Soedjojono lahir? Profil Singkat Sindoedarsono Soedjojono atau disapa dengan sebutan 'Djon' ini lahir dari Kisaran, Sumatera Utara pada tahun 1913.
-
Siapa yang dapat bantuan dari Sido Muncul? 'Jadi kami bisa merasakan bahwa anak-anak yang menderita bibir sumbing kesulitan untuk makan dan kurang percaya diri terhadap penampilannya. Maka itu, hari ini kami kembali memberikan bantuan operasi sumbing bibir gratis bagi 50 penderita yang ada di wilayah Surabaya, Jawa Timur,' kata Irwan.
-
Apa bantuan dari Sido Muncul? Bekerja sama dengan Yayasan Smile Train Indonesia, operasi sumbing bibir dan langit-langit gratis dari Sido Muncul dilaksanakan pada 16 Februari 2024 di Rumah Sakit PHC Surabaya.
Sayangnya, saat itu pabrik ini belum mampu menghasilkan produk yang lebih banyak. Maka, pada tahun 1984, Ibu Rakhmat pindah ke rumah industri di Jalan Kaligawe, sebagai respon permintaan pasar.
Pabrik barunya itu dilengkapi dengan mesin modern. Jumlah karyawan juga ditambahkan. Perusahaan pun terus menambah jumlah pabrik dan karyawan untuk terus mengembangkan perusahaan.
Pada tahun 1997, SidoMuncul memiliki pabrik seluas 29 ha di Klepu, Ungaran, dan Bergas.
Pada tanggal 11 November 2000, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi mengesahkan pabrik Sido Muncul yang pada saat itu menerima dua sertifikat sekaligus, yaitu sebagai perusahaan yang mampu meracik obat-obatan tradisional yang baik dan juga sebagai perusahaan yang memiliki cara meracik obat yang baik yang setara dengan ilmu farmasi. Kedua sertifikat ini membuat Sido Muncul menjadi satu-satunya pabrik jamu dengan standar farmasi.
PT Sido Muncul bertujuan untuk mengembangkan industri jamu yang baik. Niat ini membuat pabrik lebih berkonsentrasi dan menjadi lebih inovatif. Dengan bahan yang tepat (jenis, jumlah, dan kualitas) akan menghasilkan ramuan yang baik.
Maka, untuk mewujudkan niat ini, semua rencana merilis produk baru selalu didahului dengan studi pustaka dan penelitian intensif mengenai keamanan, kualitas, dan pengambilan sampel pasar.
Untuk menjamin kualitas, semua tahapan produksi, mulai dari bahan baku yang diproses sampai ke penjualannya ke pasar, berada di bawah pengawasan mutu yang ketat. Semua karyawan dimotivasi untuk berkembang setiap saat, sehingga akan memproduksi hasil yang lebih baik.
Sido Muncul bertekad untuk menjadi industri jamu yang memberikan keuntungan kepada masyarakat sehingga mereka menjalankan misinya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam ramuan tradisional, mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan pemulihan menggunakan bahan-bahan alami, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memiliki bentuk kehidupan yang sehat, menggunakan bahan-bahan alami, dan perawatan tradisional, mendorong pemerintah atau instansi resmi untuk melibatkan lebih banyak pada pengembangan pemulihan tradisional.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang cucu ini yang sampai saat ini meneruskan usahanya sekaligus menjabat Direktur Utama Sido Muncul.
Baca SelengkapnyaPendiri Mustika Ratu yakni Mooryati Soedibyo telah menghembuskan napas terakhirnya di usia 96 tahun.
Baca SelengkapnyaBakat Shindo mengembangkan bisnis makanan dan minuman mulai tumbuh sejak kecil.
Baca SelengkapnyaMustika Ratu awalnya bukan memproduksi kosmetik atau perawatan tubuh seperti sekarang ini.
Baca SelengkapnyaSuginem membagikan kisah suksesnya membangun pabrik tahu.
Baca SelengkapnyaKesuksesan pria ini menjadi salah satu kisah inspiratif dalam membangun bisnis.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.
Baca SelengkapnyaSang pemilik sempat menghadapi tantangan sampai akhirnya mampu raup omzet Rp2 juta dalam sehari.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini sering menyambut para ulama Jawa Timur yang ziarah ke makam Sunan Ampel
Baca SelengkapnyaIbu Sujiati mampu menghasilkan produk kerajinan kulit dengan standar brand yang dijual di mall.
Baca SelengkapnyaPada era Hindia Belanda, pabrik ini menjadi andalan pemerintah waktu itu untuk menyuplai kebutuhan tembakau dunia.
Baca SelengkapnyaKisah sukses pedagang sayur yang banting setir menjadi pengusaha bawang goreng di Sukoharjo. Kini Sumardi dan Anik sukses dan telah memiliki 3 pabrik sendiri.
Baca Selengkapnya