SKK Migas: Indonesia butuh perusahaan asing kelola SDA
Merdeka.com - Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taslim Z Yunus menyebut Indonesia membutuhkan perusahaan migas asing untuk mengelola sumber daya alam (SDA) dalam negeri. Sebab, untuk melakukan eksplorasi membutuhkan waktu yang lama dengan biaya yang cukup tinggi.
"Banyak juga perusahaan yang multi nasional melakukan eksplorasi di laut dalam, seperti Exxon mobil dari 2002 mereka eksplorasi saat ini baru bisa. Mereka menghabiskan dana USD 3,99 miliar hanya untuk cari migas," ujar Taslim di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (29/10).
Kendati demikian, menurutnya, penunjukkan jatah eksplorasi harus dilihat berdasarkan tingkat risikonya. "Jadi tetap mengikutsertakan perusahaan internasional, tapi harus dilihat kondisinya. Kalau risikonya tinggi masa kita kasih yang tidak punya uang," ucap dia.
-
Siapa saja yang berisiko? Salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami sindrom ini adalah individu dengan jenis penyakit Parkinson yang dikenal sebagai sindrom corticobasal (CBS), di mana sekitar 30% dari mereka dapat mengalami AHS.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko saham? Riset dengan Baik Biar Nggak Terjebak Perlu dipahami kalau nggak ada saham yang performanya selalu baik sepanjang waktu. Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Kenapa Pertamina berpartisipasi? Pertamina akan berperan aktif dalam flagship event ASEAN Summit 2023. Hal ini merupakan Upaya bersama Kementerian BUMN dan BUMN mendukung AIPF sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di ASEAN melalui kolaborasi dengan mitra global.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
Kenapa Perseroan Terbatas memiliki permodalan dari saham? Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Menurutnya, saat ini belum ada perusahaan migas nasional baik BUMN maupun swasta yang memiliki kemampuan dana untuk melakukan eksplorasi.
"Begitu banyak risiko yang ditanggung mereka, kan kita tidak punya kemampuan dana seperti itu," ungkapnya.
Mantan Anggota Satgas Anti-Mafia Migas, Fahmi Radhi menilai, UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas terlalu liberal, di mana sepenuhnya kegiatan eksplorasi migas diserahkan ke mekanisme pasar. Ini membuat Pertamina sulit bersaing memperebutkan blok migas di negaranya sendiri.
"Kalau misalnya komoditas selain migas barangkali tidak masalah kalau liberal, tapi kalau migas menurut UUD 1945 itu diamanatkan dikelola negara untuk sepenuhnya kepada rakyat. Saat ini 87 persen blok migas dikuasai asing. Dulu perebutan Blok Cepu Pertamina kalah diserahkan ke Exxon" ungkapnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hudi meyakini proyek Banyu Urip Infill & Clastic yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) masih tetap berlanjut dan target onstream dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaUntuk menarik investor asing maka diperlukan kepastian dan kemudahan berusaha dan bermitra dengan pengusaha nasional.
Baca SelengkapnyaUntuk urusan membangun rumah sakit misalnya Muhammadiyah terbukti bisa mengelola dengan optimal
Baca SelengkapnyaDalam 20 tahun terakhir, dinamika geopolitik dunia telah mengalami perubahan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaKegiatan pertambangan harus dilakukan ekstra hati-hati. Jangan sampai menyelamatkan manusia dari perubahan iklim, tapi membahayakan keanekaragaman hayati.
Baca SelengkapnyaLuhut mempersilakan investor asing masuk Indonesia untuk terlibat dalam program transisi energi.
Baca SelengkapnyaKarena aspek ini menentukan bagaimana setiap negara bergerak untuk menuju target Net Zero Emission.
Baca SelengkapnyaSelain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaTekanan tersebut makin serius dirasakan dampaknya karena sekarang industri ini sulit mendapatkan pendanaan.
Baca SelengkapnyaBahlil tidak mempermasalahkan apakah BUMN atau swasta yang mengelola, selama itu masih perusahaan nasional .
Baca SelengkapnyaPeningkatan produksi migas di Indonesia masih membutuhkan investasi.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini dinilai proteksionis dan kadang membuat kekhawatiran bagi pihak luar.
Baca Selengkapnya