Hal Penting dan Mendasar Harus Jadi Pertimbangan Sebelum Memutuskan untuk Investasi
Begini pentingnya profil risiko sebagai panduan berinvestasi yang seharusnya menjadi sorotan utama.
Investasi sering dianggap sebagai jalan menuju kebebasan finansial. Namun, sebelum memulai perjalanan tersebut, setiap individu perlu memahami profil risiko masing-masing mereka.
Dalam sebuah diskusi, pakar investasi sekaligus Head of Investment Prudential Indonesia, Ni Made Mulyarti, menjelaskan pentingnya profil risiko sebagai panduan berinvestasi yang seharusnya menjadi sorotan utama.
-
Apa yang harus dilakukan sebelum berinvestasi? Langkah pertama untuk merencanakan keuangan dengan tepat adalah dengan membuat anggaran bulanan.
-
Apa pelajaran penting dalam investasi? Salah satu pelajaran paling penting dari seseorang sekalibernya, yang telah mencapai kesuksesan monumental di pasar, adalah bahwa seseorang tidak boleh mencoba memprediksi pasar.
-
Apa yang perlu diperhatikan sebelum beli saham? Meski demikian, terdapat hal-hal yang perlu kita perhatikan sebelum membeli saham agar menghindari kerugian. Antara lain adalah profil dan tingkat likuiditas perusahaan, fluktuasi di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tren market, Return of Equity (ROE) atau laba dari investasi pemegang saham di perusahaan tersebut, sales atau penjualan, dan Earning per Share (EPS) Growth.
-
Bagaimana cara memulai investasi? Bagi para investor pemula sebaiknya tidak langsung membeli produk investasi tanpa mengetahui profil risiko. Profil risiko investor umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu resiko rendah, sedang, dan tinggi.
-
Mengapa penting untuk mempelajari cara berinvestasi? Karena inflasi mengikis nilai uang dari waktu ke waktu, sangat penting untuk mempelajari cara berinvestasi dengan benar sehingga simpanan Anda dapat mengimbangi, atau idealnya mengalahkan pasar.
-
Apa yang harus dipertimbangkan saat memulai bisnis? Dia juga berpesan agar memperhatikan ketersediaan dana, setidaknya bisa mencakupi Pengeluaran tetap seperti gaji, sewa dan lain-lain.
“Profil risiko membantu investor memahami toleransi mereka terhadap risiko (risk appetite), sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang bijaksana,” ujar Made dalam Ngobrol Bareng Kinerja dan Investasi Prudential di Parle Senayan, Jakarta, Rabu (4/12).
Apa Itu Profil Risiko?
Profil risiko adalah indikator yang menggambarkan seberapa besar toleransi seseorang terhadap risiko dalam investasi. Ini mencakup kemampuan seseorang untuk menerima potensi kerugian demi mengejar imbal hasil.
Menurut Made, profil risiko membantu memudahkan para investor dalam menentukan gaya investasi yang sesuai. Sering kali, banyak orang salah mengira profil risiko mereka.
Made mencontohkan, seperti saat membeli ponsel. Banyak orang berpikir sudah memahami spesifikasi produk, namun saat digunakan ternyata ada kekurangan yang baru disadari kemudian hari.
Begitu juga dengan investasi. Jika tidak memahami profil risiko, kita bisa salah dalam memilih instrumen atau mengambil langkah.
Lima Pertimbangan Penting
Made menggarisbawahi lima hal yang perlu dievaluasi untuk menentukan profil risiko:
1. Pengetahuan Investasi: Seberapa dalam pemahaman Anda tentang dunia investasi?
2. Tujuan Investasi: Apakah Anda ingin membangun kekayaan jangka panjang atau mempertahankan aset?
3. Toleransi Risiko: Seberapa besar Anda siap menghadapi fluktuasi nilai investasi?
4. Pengalaman Investasi: Apakah Anda seorang pemula atau sudah berpengalaman?
5. Jangka Waktu Investasi: Berapa lama Anda bersedia menunggu hasil dari investasi Anda?
“Tidak hanya bagi pemula, bahkan investor berpengalaman pun perlu mengases profil risikonya secara berkala. Pengalaman tidak selalu membuat seseorang menjadi agresif,” tambah Made.
Kategori Profil Risiko
Dalam hal ini, Made juga menjelaskan bahwa secara umum profil risiko biasanya dibagi menjadi tiga kategori:
1. Agresif
Investor agresif cenderung mengambil risiko besar untuk mengejar imbal hasil tinggi. Biasanya mereka berpengalaman dalam dunia investasi dan memilih instrumen seperti saham. Investasi ini cocok untuk jangka panjang, lebih dari 10 tahun.
2. Moderat
Tipe moderat berada di antara konservatif dan agresif. Risiko investasi sedang dengan imbal hasil di atas rata-rata menjadi karakteristik utama. Instrumen yang cocok meliputi kombinasi obligasi dan saham, dengan jangka waktu investasi 5-10 tahun.
3. Konservatif
Investor konservatif cenderung menghindari risiko. Mereka fokus pada keamanan aset dengan instrumen investasi seperti deposito berjangka. Profil ini cocok bagi mereka yang memiliki tujuan menjaga stabilitas aset dalam jangka pendek.
Berinvestasi bukan sekadar mengejar keuntungan, tetapi juga tentang kesesuaian dengan kebutuhan dan toleransi risiko. Dengan memahami profil risiko, investor dapat membangun portofolio yang efektif dan berkelanjutan.
"Banyak orang hanya fokus pada keuntungan tanpa memahami risiko yang dihadapi. Padahal, setiap keputusan investasi harus sesuai dengan karakteristik masing-masing individu," tegas Made.
Reporter Magang: Thalita Dewanty