Sri Mulyani: Bangladesh, Sri Lanka dan Pakistan Jadi Pasien IMF
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut negara-negara di Asia Selatan telah menjadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF). Bangladesh, Sri Langka, hingga Pakistan saat ini tengah menghadapi kondisi terlilit utang dalam jumlah besar dengan rasio utang negara telah memasuki kondisi 'stress debt'.
"Bank sentral India mengatakan negara-negara di sekitar Asia Selatan semuanya dalam kondisi stres debt-nya. Bangladesh, Sri Langka, Pakistan semuanya masuk pasien IMF," kata Sri Mulyani saat memberikan sambutan di acara CEO Banking Forum di Jakarta, Senin (9/1).
Tak hanya itu, negara-negara Timur Tengah seperti Mesir juga akan menghadapi situasi yang tidak mudah. Utamanya dalam hal impor bahan bakar.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Apa tugas berat seorang Menteri Keuangan? Faisal Basri menyampaikan tugas berat seorang Menkeu adalah mengelola pendapatan, mengelola pengeluaran, menyeleksi alokasi anggaran. Hingga akhirnya memastikan anggaran negara digunakan sesuai dengan tujuannya.
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
Mantan Direktur Pelaksana Dunia ini menyebut terdapat 63 negara dunia dalam kondisi memiliki rasio utang yang tinggi atau tidak sustainable. Makanya, tahun 2023 setiap negara harus bisa mengendalikan tingkat inflasinya.
Alasannya, menaikkan suku bunga dalam kondisi seperti ini kan memberikan dampak yang lebih besar. Tidak hanya menimbulkan resesi tetapi bisa menimbulkan krisis utang.
"Jadi hal ini menjadi satu kewaspadaan, 2023 menang prediksi dari lembaga-lembaga global mengenai dunia kurang menggembirakan. Bukan hanya inflasi dan kemungkinan resesi, kemungkinan juga akan ada masalah dengan debt sustainability di berbagai dunia," kata dia.
Sri Mulyani mengatakan, proyeksi ekonomi yang dirilis IMF juga perlu menjadi perhatian. Sebab tahun 2023, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan hanya tumbuh 2,7 persen. Angka ini lebih rendah dari proyeksi yang dilakukan sejak tahun 2021 yang diramal tumbuh 6 persen dan tahun 2022 yang hanya mampu tumbuh 3,2 persen.
"Jadi bisa kita lihat bagaimana turunnya pertumbuhan ekonomi dunia," kata dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Negara miskin menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan bahkan kebangkrutan akibat beban pinjaman luar negeri.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim kini jadi perhatian seluruh negara.
Baca SelengkapnyaKetegangan geopolitik yang meningkat pada Oktober 2024 disebabkan oleh Israel yang memperluas serangan terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon.
Baca Selengkapnya"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca Selengkapnya30 Negara telah menjadi pasien IMF karena perekonomian global yang terus mengalami tekanan. Namun, kini 11 negara di antaranya sudah membaik.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus beralih ke sumber pembiayaan lain sebagai langkah diversifikasi.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaDian Ediana Rae merincikan utang Sritex kepada bank mencapai Rp14,42 triliun, sementara kepada perusahaan pembiayaan tercatat sebesar Rp0,22 triliun.
Baca Selengkapnya