Strategi Jadikan Tanjung Priok Sebagai Pelabuhan Alih Muat Dunia
Merdeka.com - Transhipment atau layanan alih muat memang menjadi dambaan bagi operator pelabuhan di Indonesia karena pasarnya memang sangat besar dari kapal-kapal kargo internasional. Saat ini JICT tercatat sebagai pelabuhan petikemas pertama di Indonesia, yang dapat melakukan kegiatan transhipment (alih muat) kargo internasional.
Sejak Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan memberikan persetujuan layanan transhipment di Pelabuhan Tanjung Priok, maka layanan ini diserahkan kepada PT Jakarta International Container Terminal (JICT) sejak Februari 2019 untuk layanan transhipment internasional.
Dengan diperolehnya penetapan dari otoritas terkait, maka semua kapal dari luar negeri yang akan melakukan transhipment ke pelabuhan tujuan internasional, dapat melakukannya melalui JICT. Begitu pula perpindahan barang antar terminal petikemas juga dapat dilakukan melalui JICT.
-
Apa nama pesawat angkut pertama Indonesia? Pesawat DC-3 Dakota kemudian diberi nama 'Seulawah'.
-
Dimana kapal transit? Pukul 14.09, kapal feri tiba di Pelabuhan Tarebung, Pulau Sapudi. Di pulau ini, kapal akan transit selama satu jam.
-
Mengapa pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan? Pada masa lalu, Pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan yang amat ramai.
-
Di mana Pelabuhan Juwana berperan penting? Dalam catatan sejarah kuno, Pelabuhan Juwana termasuk dalam titik pantai utara Jawa yang berperan krusial sebagai titik dan pusat perekonomian di Pati.
-
Apa komoditas utama yang diperdagangkan di pelabuhan Juwana? Dikutip dari Kemdikbud.go.id, saat itu pelabuhan tersebut menjadi pusat pengiriman beras yang ditukar rempah dari wilayah Nusantara bagian timur.
-
Mengapa kapal tersebut penting? Penelitian ini bagian dari misi untuk melestarikan dan melindungi dua bangka kapal ini yang dinilai sangat penting bagi arkeologi dunia, menurut pengumuman Badan Warisan Kebudayaan Nasional China.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Pembangunan Universitas Indonesia Rhenald Khasali melihat kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia terhadap Pelabuhan Tanjung Priok akan memberikan dampak yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dengan diperolehnya penetapan dari otoritas terkait, maka semua kapal dari luar negeri yang akan melakukan transhipment ke pelabuhan tujuan internasional, dapat melakukannya melalui JICT. Begitu pula perpindahan barang antar terminal petikemas juga dapat dilakukan melalui JICT.
Data Kementerian Perdagangan memaparkan total volume perdagangan Indonesia (total ekspor dan impor) selama periode tahun 2014-2018 yang cenderung meningkat dengan trend 1,89 persen.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Pembangunan Universitas Indonesia Rhenald Khasali mengatakan, sejumlah pelabuhan di Indonesia yang berpotensi dijadikan juga sebagai pelabuhan yang dapat melakukan kegiatan transhipment internasional antara lain, Pelabuhan Kuala Tanjung di Batubara-Sumatera Utara yang pembangunannya sudah tuntas semua, demikian juga dengan Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara yang kini menjadi pelabuhan modern.
Sejumlah pelabuhan lain yang sudah dibangun secara modern yakni Teluk Lamong di Surabaya-Gresik, juga berpotensi untuk menjadi pelabuhan yang dapat melakukan kegiatan transhipment internasional.
Di luar Jawa, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV di Makassar dan juga Pelabuhan Bitung, kini sudah mengelola pelabuhan secara modern, sehingga sudah siap apabila pemerintah menunjuknya sebagai salah satu pelabuhan, untuk mengelola kegiatan transhipment internasional.
Nantinya dalam beberapa tahun ke depan, Pelabuhan Sorong juga dharapkan mampu melakukan hal serupa, mengingat lokasinya yang dapat menerima masuknya kapal-kapal asing dari Australia dan Papua Nugini.
Dengan demikian kebijakan Bea Cukai mengenai pelayanan proses transhipment internasional, menjadi kabar yang menggembirakan, mengingat sudah lama Indonesia memerlukan cara melakukan proses bisnis yang belum diketahui oleh orang-orang.
"Jadi cara-cara pengembangan baru perlu secara kontinu dikembangkan oleh para operator pelabuhan, sehingga masyarakat umum dapat memahami secara lebih komprehensif," kata Rhenald dikutip Antara, Jumat (10/5).
Kendati demikian, menurut Rhenald tidak menampik terjadinya kebocoran ataupun insiden terjadinya penyelundupan, kendati sistem pengawasan di sejumlah pelabuhan kini sudah sangat modern melalui pemasangan kamera CCTV, ataupun sistem pemantauan secara berkala, serta teknologi pembayaran yang lebih mudah dan efisien.
"Dengan berlakunya sistem baru yang juga modern, saya tidak yakin 100 persen efektif mengatasi sejumlah permasalahan klasik seperti penyelundupan. Kendati demikian, perlu dipahami bahwa program seperti transhipment ini akan berdampak positif dalam hal membawa devisa yang lebih besar ke dalam negeri," imbuhnya.
Selain itu peningkatan peranan menjadi pelabuhan petikemas yang dapat melakukan kegiatan transhipment internasional, berpotensi menjadikannya sebagai pelabuhan sektor yang mampu mendongkrak daya saing dan perekonomian nasional, seperti yang tercantum di dalam "Global Competitiveness Report".
Seiring semakin kompleksnya layanan di Pelabuhan Tanjung Priok maka dibutuhkan operator yang handal. Peran yang diberikan kepada JICT merupakan terobosan dalam upaya mendorong daya saing industri.
Di dalam "Global Competitiveness Report" disebutkan kalau Indonesia bisa mempertahankan dan meningkatkan kinerja dan daya saing, akan mampu meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi dan berkelanjutan pada masa depan. Merujuk data tersebut peringkat pelabuhan Indonesia menduduki posisi 41 dari 140 negara, sedangkan tingkat efisiensi dari pelabuhan menduduki peringkat 61.
Naiknya skor Indonesia di pilar Infrastruktur khususnya di pelabuhan membawa Indonesia menduduki peringkat 45, naik dua peringkat dari tahun sebelumnya. Di Asia Tenggara, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam peringkat 4 setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Kebijakan pemerintah dalam hal ini Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan untuk menjadikan JICT sebagai operator dalam layanan transhipment akan semakin memperkuat peranannya terutama dalam hal layanan kargo internasional.
JICT sendiri selama 20 tahun beroperasi telah menyetor pajak kepada negara dan keuntungan kepada Pelindo II senilai Rp 15,4 triliun. Perusahaan ini juga telah melayani bongkar muat peti kemas sampai 37,3 juta TEUs.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) turut memberikan dampak baik bagi Provinsi Jawa Timur
Baca SelengkapnyaMenhub berharap Nusantara bisa turut menjadi pintu gerbang pengiriman barang ke wilayah Indonesia Timur.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi semakin memunculkan pola bisnis baru.
Baca SelengkapnyaTransko Moloko berfungsi sebagai kapal support terutama untuk kegiatan hulu migas, termasuk anchor handling, towing rig & accomodation work barge.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak sangat padat akan arus masuk barang impor.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap kehadiran Makassar New Port bisa meningkatkan nilai efisiensi bagi biaya logistik di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPelabuhan barang impor lebih banyak di Pulau Jawa, yang saat ini dinilai sudah overload.
Baca SelengkapnyaTerminal ini siap mendukung distribusi LPG melalui transportasi darat maupun laut dengan lebih efisien.
Baca SelengkapnyaAda banyak pelaut ulung pada zaman kerajaan yang menginsiprasi
Baca SelengkapnyaKementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus mengkampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pelabuhan baru di Indonesia Timur, Makassar New Port (MNP)
Baca SelengkapnyaUntuk menarik investor asing maka diperlukan kepastian dan kemudahan berusaha dan bermitra dengan pengusaha nasional.
Baca Selengkapnya