Tol Tanjung Priok ditarget mulai beroperasi akhir 2015

Merdeka.com - Akses jalan tol menuju Tanjung Priok ditarget bisa beroperasi penuh pada akhir 2015. Hingga saat ini kendalanya masih soal pembebasan lahan di Koja dan Kalibaru.

"Tanah selesai akhir tahun ini. Operasi target tahun depan operasi," ujar wakil menteri Pekerjaan umum, Hermanto Dardak di kantor Perum Perumnas, Jakarta, Kamis (7/8).

Untuk diketahui, akses tol Tanjung Priok terdiri lima paket yaitu E1 Rorotan-Cilincing sepanjang 3,4 kilometer, paket E-2 Cilincing-Jampea sepanjang 2,74 kilometer, paket E-2A Cilincing-Simpang Jampea sepanjang 1,92 kilometer, paket NS Link Yos Sudarso-Simpang Jampea 2,24 kilometer, dan NS 1,1 kilometer Direct Ramp.

Nilai proyek Tol Tanjung Priok mencapai Rp 3,4 triliun. Nilai proyek seksi E1 Rp 662 miliar, E2 senilai Rp 1,04 triliun, E2A senilai Rp 1,062 triliun, NS Link Rp 489 miliar dan NS Direct Ramp Rp 225 miliar.

Dari pengakuan Hermanto, Wali Kota Jakarta Utara masih berupaya menyelesaikan persoalan pembebasan lahan. "Selesaikan sebagian tanah, jalan tol melingkarnya saja yang belum. DKI sedang menuntaskan tanahnya, target akhir tahun depan," jelasnya.

Dia menyebutkan, di daerah Koja masih menyisakan pembebasan lahan 700 meter persegi dan di Kalibaru tersisa 2.400 meter persegi. Salah satu penyebabnya adalah mahalnya harga yang diminta masyarakat. Nilainya hampir dua kali lipat. Dia menyebutkan, harga tanah di Kalibaru oleh pemerintah dipatok Rp 1,9 juta per meter tapi masyarakat menginginkan Rp 10 juta. Sedangkan di Koja, masyarakat meminta Rp 35 juta per meter di koja padahal nilai tanah di tempat tersebut Rp 12 juta.

Jalan tol ini akan mengurangi kemacetan karena Lintas Harian Rata-Rata (LHR) diperkirakan 1500-3000 kendaraan per hari.