Dul Jaelani Ungkap Cara Orangtuanya Mendidik Begitu Keras Soal Etika
Dul Jaelani baru saja menceritakan metode pendidikan yang diterapkan oleh orang tuanya, yang selama ini kurang mendapat perhatian.
Dul Jaelani baru saja menceritakan tentang metode pengasuhan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya, yang selama ini kurang mendapat perhatian. Meskipun telah berpisah, Ahmad Dhani dan Maia Estianty tetap menunjukkan perhatian yang besar terhadap tiga anak hasil pernikahan mereka.
Dalam penjelasannya, Dul Jaelani menyampaikan bagaimana pola didik yang diterimanya di rumah membentuk karakternya. Sebagai anak ketiga dari Maia Estianty dan Ahmad Dhani, ia berbagi pengalaman mengenai nasihat-nasihat yang sering diberikan oleh orang tuanya.
- Alasan Kenapa Manusia Mudah Tertipu, Bahkan Orang Pintar Juga Mudah Jadi Sasaran Penipuan
- Pentingnya Pendidikan Budi Pekerti dalam Keseharian Anak Remaja untuk Mencegah Terjadinya Tindakan Kekerasan
- Jadi Konsep Pendidikan Saat Ini, Begini Makna "Merdeka Belajar" Menurut Ki Hajar Dewantara
- Kelola Dana Pendidikan Anak dengan Bijak, Hindari Jerat Pinjol
Menurutnya, baik Ahmad Dhani maupun Maia Estianty sering memberikan nasihat yang tampaknya sederhana, namun memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupannya.
Dul Jaelani mengungkapkan bahwa nasihat-nasihat tersebut telah membantunya menghadapi berbagai tantangan. Rasa ingin tahunya pun muncul tentang bagaimana cara didikan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya dapat membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengakuan Dul Jaelani terkait pola pengasuhan orang tuanya.
Dul Jaelani
Dul Jaelani menyatakan bahwa pendidikan yang ketat dari Ahmad Dhani dan Maia Estianty telah menjadikannya sosok yang disiplin. Meskipun kedua orang tuanya memiliki pendekatan yang tegas, mereka memberikan banyak pelajaran berharga yang sangat berguna dalam hidupnya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dul Jaelani ketika ia menjadi bintang tamu dalam podcast yang dipandu oleh Kemal Palevi.
"Keras banget ayah sama bunda soal etika. Dan menurutku semua didikan paling bagus didikan rumah," kata Dul Jaelani seperti dilansir dari kanal Kemal Palevi.
Ceritakan Pengalaman Berharga
Dul Jaelani menceritakan pengalaman berharga yang didapatnya dari Ahmad Dhani saat ia tampil di atas panggung. Di masa kecilnya, Dul mengungkapkan bahwa ayahnya selalu menekankan pentingnya memberikan salam dan menghormati audiens sebelum mulai tampil. Nilai-nilai tersebut menjadi landasan yang terus ia terapkan hingga saat ini.
"Kayak dulu pertama kali manggung bawakan piano Cintakan Membawamu Kembali itu yang ngajarin ayah. Aku masih kecil, senang-senang saja main piano. Ayah di panggung, 'Dul sini', 'kenapa ayah?'. 'Kamu kalau dipanggil hormat dulu dong ke penonton jangan langsung main'. Itu membekas sampai sekarang, kalau aku manggung pasti aku akan hormat ke penonton," ungkap Dul Jaelani.
Pengalaman tersebut menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dan bimbingan yang diberikan oleh seorang orang tua.
Dul Jaelani tidak hanya menjalani karier musiknya dengan penuh semangat, tetapi juga membawa nilai-nilai yang telah diajarkan oleh Ahmad Dhani. Dengan cara ini, ia berusaha untuk menghargai setiap penonton yang hadir dalam setiap penampilannya. Hal ini menjadi bagian dari identitasnya sebagai seorang musisi yang tidak hanya berbakat, tetapi juga memiliki etika yang tinggi dalam berinteraksi dengan audiens.
Berikan Pendidikan Kepada Dul Jaelani
Ahmad Dhani tidak hanya mengajarkan etika saat tampil di atas panggung, tetapi juga memberikan pendidikan kepada Dul Jaelani mengenai tata cara makan yang baik. Ia mengajarkan pentingnya bersikap sopan dan ramah ketika berada dalam situasi makan bersama orang lain.
Menurut Ahmad Dhani, "Soal makan, ngomong makan. Ngomong, 'Makan ya', diajarin kamu teman-teman ayah tuh ngomong 'Makan ya'." Hal ini menunjukkan bahwa etika dalam bersosialisasi saat makan juga sangat penting untuk dipahami dan diterapkan. Dengan cara ini, Dul diharapkan bisa tumbuh menjadi pribadi yang menghargai nilai-nilai kesopanan dalam kehidupan sehari-hari.
Petuah Sederhana
Di rumah, Ahmad Dhani sering memberikan petuah sederhana kepada Dul Jaelani. Salah satu nasihatnya berkaitan dengan cara menggunakan listrik, AC, dan lampu. Meskipun tampak sepele, Dul menyadari bahwa nasihat tersebut berdampak besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.
"Sampai sekarang kalau nggak matiin lampu, nggak matiin AC mau pergi dimarahin sampai sekarang," ungkap Dul Jaelani.
Nasihat Ahmad Dhani tentang penghematan energi ini ternyata memiliki arti yang mendalam bagi Dul. Ia mengakui bahwa kebiasaan baik yang diajarkan ayahnya itu telah membentuk kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan demikian, Dul tidak hanya belajar untuk bertanggung jawab atas penggunaan listrik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada orang lain di sekitarnya.
Maia Estianty Mengajarkan Dul Jaelani Tentang pentingnya Etika
Maia Estianty juga mengajarkan Dul Jaelani tentang pentingnya etika saat berkunjung. Ia ingin agar anak-anaknya selalu menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang di sekitarnya melalui kebiasaan yang baik ini. Contohnya, ketika Dul Jaelani akan pergi, ia diingatkan untuk berpamitan kepada kakek dan neneknya. "Kemarin ada nenek kakek nginep gitu. 'Dul kamu kalau main pergi jangan langsung main pergilah. Kamu salim dulu, pamit dulu ke kakek nenek kamu'. 'Oh iya, Bunda siap'. 'Aku pergi ya, kakek nenek'," ujar Dul Jaelani. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai sopan santun yang ditanamkan oleh Maia kepada anak-anaknya.
Dengan cara ini, Maia Estianty berusaha membentuk karakter yang baik pada Dul Jaelani. Ia percaya bahwa menghormati orang tua dan keluarga adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan. Mengajarkan etika kepada anak-anak bukan hanya tentang tata krama, tetapi juga tentang membangun hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekitar. Dengan demikian, Dul Jaelani diharapkan dapat tumbuh menjadi pribadi yang menghargai nilai-nilai keluarga dan tradisi yang ada.
Maia Estianty
Maia Estianty juga mengajarkan berbagai hal sederhana kepada putranya dalam keseharian mereka di rumah. Sang anak, yang kini berusia 24 tahun, mengungkapkan bahwa ia banyak memperoleh pelajaran berharga dari interaksi sehari-harinya dengan sang ibu. Ia menjelaskan, "Terus malam-malam keluar dari tempat bunda lupa tutup pintu dimarahin lagi. 'Dul, tutup pintu'. 'Dul kalau kamu pakai AC jangan dibuka pintunya, nanti nggak bagus AC-nya nanti banyak nyamuk'. Aku tutup pintu," sambungnya. Pembelajaran ini menunjukkan pentingnya disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan cara yang sederhana, Maia berusaha menanamkan nilai-nilai tersebut kepada putranya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak selalu harus formal, tetapi bisa juga melalui pengalaman sehari-hari yang penuh makna. Setiap nasihat yang diberikan oleh Maia mengandung pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga anaknya dapat tumbuh menjadi individu yang lebih baik. Pengalaman ini menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran dan pengasuhan yang dijalani oleh mereka berdua.
Pendidikan yang Cukup Ketat
Meskipun Dul Jaelani menyatakan bahwa kedua orang tuanya menerapkan pendidikan yang cukup ketat, ia tetap mendapatkan banyak pelajaran berharga dari mereka. Salah satu hal yang paling mengesankan bagi Dul mengenai sosok ayahnya adalah ketekunan yang dimilikinya.
Ia menyampaikan, "Kalau bokap, tekun, tiap hari aransemen musik. Hampir tiap hari," ungkapnya. Dari ibunya, Maia Estianty, Dul belajar tentang pentingnya toleransi. Ia menekankan, "Bunda, toleransi terhadap apapun. Hidup ini penuh perbedaan, kamu harus toleransi banyak hal," tuturnya.
Pendidikan yang diterapkan oleh Ahmad Dhani dan Maia Estianty kepada anak-anak mereka, termasuk Dul Jaelani, mencerminkan nilai-nilai penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ketekunan dan toleransi, Dul Jaelani merasa siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Dengan demikian, pelajaran yang ia terima dari kedua orang tuanya bukan hanya sekadar teori, tetapi juga praktik yang dapat membentuk karakter dan sikapnya.