95 Orang Tewas Karena Dua Serangan Bom di Makam Qassim Sulaimani, Iran Sebut Israel Pelakunya
Serangan bom terjadi ketika banyak orang berkumpul untuk memperingati empat tahun kematian Qassim Sulaimani, yang dibunuh Amerika Serikat di Irak.
Serangan bom terjadi ketika banyak orang berkumpul untuk memperingati empat tahun kematian Qassim Sulaimani, yang dibunuh Amerika Serikat di Irak.
- Merasa Tak Aman, Orang Kaya Berbondong-Bondong Tinggalkan Israel
- VIDEO: Pecah Iran Tembakan Rudal Balistik Bertubi-tubi Serang Israel, Perang Balas Dendam
- Perang Iran Vs Israel di Depan Mata, Ini Senjata yang Dikirimkan Rusia & Amerika buat Bantu Sekutunya
- Siasat Muka Dua Amerika Suplai Senjata Canggih ke Israel
95 Orang Tewas Karena Dua Serangan Bom di Makam Qassim Sulaimani, Iran Sebut Israel Pelakunya
Dua serangan bom mengguncang kota Kerman, Iran, pada Rabu (3/1) sore, menewaskan 95 orang dan melukai 211 lainnya.
Dikutip dari Al Jazeera, Kamis (4/1), serangan teror ini terjadi di dekat makam mantan komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassim Sulaimani, yang tewas dibunuh Amerika Serikat di Irak pada 2020. Ledakan bom ini terjadi ketika banyak orang berkumpul di dekat makam tersebut untuk memperingati empat tahun kematian Sulaimani.
Ledakan pertama terjadi di sekitar 700 meter dari makam Sulaimani dan ledakan kedua berada sekitar 1 kilometer dari makam tersebut. Jarak antara ledakan pertama dan kedua sekitar 20 menit, seperti dilansir Reuters.
Foto: Majid Asgaripour/WANA via Reuters
Menteri Kesehatan Iran, Bahram Eynollahi mengonfirmasi 95 korban tewas dan 211 orang terluka, menjadikan ini sebagai serangan paling mematikan dalam sejarah Iran.
Foto: WANA via Reuters
Menurut Bulan Sabit Merah Iran, tiga korban tewas adalah paramedis yang segera menuju TKP setela ledakan pertama terjadi.
Penyebab ledakan belum jelas, tetapi pihak berwenang menyebutnya sebagai "serangan teroris". Kepala keamanan Kerman, Rahman Jalali mengonfirmasi ke media pemerintah bahwa ledakan ini disebabkan serangan teroris.
Menurut laporan kantor berita Tasnim, dua koper berisi bahan peledak diletakkan di pintu masuk makam dan kemudian diledakkan dari jarak jauh.
Iran menetapkan Kamis sebagai hari berkabung nasional.
Presiden Iran, Ebrahim Raisi mengutuk serangan ini dan berjanji akan segera menangkap pelaku.
Foto: Majid Asgaripour/WANA via Reuters
"Niscaya pelaku dari aksi pengecut ini akan segera ditemukan dan dihukum atas aksi keji mereka oleh penegak keamanan dan hukum yang mumpuni," tegasnya.
"Musuh-musuh negara ini harus tahu bahwa tindakan seperti ini tidak akan pernah mengganggu tekad kuat bangsa Iran."
Menurut laporan Reuters, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei berjanji membalas serangan tersebut.
"Penjahat yang kejam...harus tahu bahwa mereka akan ditindak tegas mulai sekarang dan...pastinya akan ada balasan yang keras," tegas Khamenei seperti dilaporkan media pemerintah.
Sejumlah negara seperti Rusia dan Turki mengecam serangan tersebut. Sekjen PBB juga menyerukan pelaku di balik serangan ini harus diadili.
Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Esmail Qaani mengatakan serangan ini dilakukan oleh "agen-agen rezim Zionis (Israel) dan Amerika Serikat".
Di masa lalu, Iran menyalahkan Israel atas sejumlah serangan di dalam wilayahnya. Terkait serangan terbaru ini, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan AS tidak melihat ada indikasi Israel berada di balik serangan ini.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller mengatakan AS tidak terlibat dalam serangan tersebut dan tidak ada alasan untuk mempercayai Israel juga pelaku di balik serangan tersebut.