AS Larang Produk Kapas & Tomat dari Xinjiang karena Kerja Paksa Muslim Uighur
Badan yang berada di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) ini memperkirakan sekitar USD 9 miliar produk kapas dan USD 10 juta produk berbahan tomat diimpor AS tahun lalu.
Amerika Serikat menerapkan larangan meluas di seluruh negeri pada semua produk kapas dan tomat dari wilayah Xinjiang, China. Larangan ini diterapkan karena adanya dugaan produk tersebut dibuat tahanan Muslim Uighur dengan sistem kerja paksa. Demikian disampaikan Badan Perlindungan Bea Cukai dan Perbatasan AS (CBP) dalam jumpa pers pada Rabu (13/1).
Larangan ini berlaku untuk serat mentah, pakaian, dan kain yang dibuat dari kapas yang ditanam di Xinjiang, termasuk makanan berbahan dasar tomat dan bibit dari wilayah tersebut. Larangan ini juga berlaku untuk produk yang diolah atau dibuat di negara ketiga.
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Bagaimana cara Indonesia bisa membantu warga Uighur di China? Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang menganut prinsip non-intervensi juga bukan berarti hanya bisa diam, tetapi dapat menerapkan mekanisme dialog ataupun diplomasi untuk ikut bersuara dalam permasalahan dunia. "Ini bukan berarti kita diam atau memalingkan kepala. Namun, bukan berarti indonesia juga langsung lantas berangkat ke sana, tapi kita dapat menggunakan mekanisme dialog dan diskusi," ujar Astrid.
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur di China yang membuat mereka terpisah dari keluarga? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China. "Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka," ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Siapa yang menganggap pelanggaran HAM di China terhadap warga Uighur sebagai tindakan pelanggaran HAM? Presiden Organization of Islamic Conference (OIC) Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita menilai banyak dugaan pelanggaran HAM dalam persoalan warga Uighur."Kalau merujuk pada HAM, kebebasan beragama, itu banyak sekali hal-hal yang melanggar HAM," kata Astrid saat menyampaikan pidato pembukaan di konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
Badan yang berada di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) ini memperkirakan sekitar USD 9 miliar produk kapas dan USD 10 juta produk berbahan tomat diimpor AS tahun lalu.
Dikutip dari Al Jazeera, Kamis (14/1), penjabat Wakil Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kenneth Cuccinelli menyampaikan, perintah ini mengirim pesan kepada para importir bahwa "DHS tak akan mentoleransi berbagai jenis kerja paksa" dan perusahaan harus menghapus produk Xinjiang dari rantai pasokan mereka.
Pada Desember, Kongres AS mengesahkan UU Pencegahan Kerja Paksa Uighur, yang menyatakan semua barang yang diproduksi di Xinjiang dibuat secara kerja paksa dan oleh karenanya dilarang di bawah UU Bea Cukai Smoot-Hawley 1930, kecuali komisioner CBP mengesahkan hal sebaliknya.
Langkah ini merupakan yang terbaru ditetapkan pemerintah Presiden Donald Trump untuk memperkuat posisi AS terhadap Beijing, memberlakukan sanksi ekonomi menjelang lengser yang dapat mempersulit Presiden terpilih Joe Biden mendinginkan ketegangan dengan China setelah dilantik pada 20 Januari pekan depan.
Langkah ini menyusul sebuah larangan terhadap produsen produk kapas terbesar China, Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC). Kedua larangan ini akan berdampak signifikan terhadap produksi kapas Xinjiang, yang menghasilkan sekitar 20 perseb komoditas pasokan kapas dunia.
Pejabat CBP mengatakan, sebanyak 43 pengiriman produk berbasis kapas ditahan di pelabuhan masuk AS sejak larangan XPCC diumumkan.
Laporan PBB mengatakan 1 juta Muslim ditahan di kamp-kamp di Xinjiang. Para kelompok aktivis, pemuka agama, dan lainnya mengatakan China melakukan kejahatan kemanusiaan termasuk genosida.
China membantah menganiaya warga Uighur dan berdalih kamp-kamp tersebut adalah pusat pelatihan vokasi untuk melawan ekstremisme. Beijing membantah tuduhan kerja paksa, menyebutnya "berita palsu untuk menekan negara dan perusahaan China."
(mdk/pan)