Batu Misterius Ini Terlontar ke Luar Angkasa 10.000 Tahun Lalu dan Kembali Lagi ke Bumi sebagai Meteor
Batu ini ditemukan di tempat terpencil di gurun Sahara, Maroko.
Batu Misterius Ini Terlontar ke Luar Angkasa 10.000 Tahun Lalu dan Kembali Lagi ke Bumi sebagai Meteor
Batu Misterius Ini Terlontar ke Luar Angkasa 10.000 Tahun Lalu dan Kembali Lagi ke Bumi sebagai Meteor
Sebuah batu gelap misterius ditemukan di area terpencil gurun Sahara. Ini adalah batu pertama yang diketahui pernah terlontar dari Bumi ke luar angkasa namun kemudian kembali lagi ke Bumi sebagai meteor ribuan tahun kemudian.
Batu berwarna cokelat kemerah-merahan yang agak gelap ini ditemukan di Maroko pada 2018 lalu.
Para peneliti menduga, batu ini kemungkinan pernah terlontar dari Bumi ke luar angkasa sekitar 10.000 tahun lalu ketika asteroid menabrak Bumi. Sejak peristiwa itu, batu ini tetap berada pada orbit sebelum jatuh kembali ke Bumi.
"Fusion Crust"
Peneliti menemukan batu ini memiliki lapisan yang mengkilap yang disebut "fusion crust", yang biasanya terbentuk ketika permukaan batuan luar angkasa yang memasuki atmosfer Bumi dalam kecepatan tinggi mulai meleleh.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Mars yang mirip dengan Bumi? Lumpur kering ini ketika diamati ternyata mirip dengan lumpur kering yang ada di Bumi.
-
Planet-planet baru seperti apa yang ditemukan oleh ilmuwan? Jumlah planet baru yang ditemukan ini tak tanggung-tanggung. Pencarian kehidupan di alam semesta mengalami perkembangan yang menarik, setelah para astronom menemukan 85 planet yang berpotensi menjadi rumah bagi kehidupan makhluk hidup. Suhunya sangat menarik bagi para ilmuwan yang menemukannya karena suhunya tepat untuk menopang kehidupan.
-
Mengapa meteor menarik perhatian dunia sains dan public? Insiden semacam itu termasuk langka tapi selalu memicu ketertarikan dunia sains dan public.
-
Apa yang sering terjadi di planet lain selain Bumi? Kini, terungkap bahwa hujan berlian jauh lebih sering terjadi di planet lain daripada yang dibayangkan.
-
Bagaimana meteor menghantam Bulan? Dampak kecepatan tinggi itu menghasilkan panas yang hebat dan menciptakan kawah, sekaligus memberikan kilatan cahaya tampak cerah.
-
Apa yang diteliti para ilmuwan dari sampel asteroid Bennu? Selama dua tahun ke depan, para ilmuwan akan menganalisis sampel ini di ruangan khusus di Johnson Space Center. Selain itu, sampel-sampel juga akan dibagikan ke laboratorium-laboratorium di seluruh dunia.
"Kehadiran fusion crust yang berkembang dengan baik sangat menunjukkan bahwa NWA 13188 (nama batu tersebut) memang sebuah meteorit."
Peneliti
Sumber: The Independent
Jejak bentuk alternatif dari unsur-unsur seperti Berilium, Helium dan Neon, juga teridentifikasi pada batuan dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Sumber: The Independent
"Konsentrasi ini sangat rendah untuk sebuah meteorit yang menyiratkan waktu transfer yang sangat singkat ke Bumi, sekitar beberapa kilo tahun."
Peneliti
Penemuan ini mendorong para ilmuwan untuk menyimpulkan bahwa batu itu terpapar sinar kosmik "sangat singkat", tetapi "signifikan" selama sekitar 10.000 tahun. Walaupun temuan awal ini menegaskan bahwa batu itu memang sebuah meteorit, masih belum jelas apakah itu benar-benar berasal dari Bumi.
- Sedang Berladang, Seorang Petani Temukan Dua Batu Meteor Berusia 4.567 Miliar Tahun
- Heboh Meteor Jatuh di Indonesia, Pernah Terjadi 14 Tahun Lalu Sebesar 10 Meter Meledak di Bone
- Ilmuwan Temukan Mata Panah Zaman Perunggu yang Terbuat dari Batu Meteor, Begini Bentuknya
- Detik-detik Meteor Terekam Tabrak Bulan, Pernah Kejadian Dihantam Seberat 400 Kg
Para ilmuwan mempresentasikan temuannya pada konferensi geokimia internasional pekan lalu. Mereka mengatakan batu ini mengandung beberapa fitur kimiawi yang mirip dengan batuan beku vulkanik di Bumi. "Oleh karena itu, kami menganggap NWA 13188 sebagai meteorit, diluncurkan dari Bumi dan kemudian diakresikan kembali ke permukaannya," jelas para peneliti.
Namun, masih belum pasti bagaimana batu itu terlontar dari Bumi ke luar angkasa. Dalam penelitian lebih lanjut, para peneliti berharap dapat menilai apakah batuan tersebut mengandung unsur argon yang ditangkap dari atmosfer bumi. Menurut peneliti, argon yang terperangkap pada batu yang terlontar dari Bumi “seharusnya sangat melimpah". Sumber: The Independent