Begini Nasib Tragis Para Pengkritik Kepala Negara
Siapa saja mereka para pengkritik kepala negara? Berikut ulasanya:
Beberapa negara bersikap tegas kepada para pengkritik kepala negara. Sebab tak semua negara memberikan kebebasan berpendapat pada warganya. Apalagi mengkritik pemerintah, terutama kepala negara.
Bagi yang nekat mengkritik keras pemerintah, malah bernasib tragis. Siapa saja mereka para pengkritik kepala negara? Berikut ulasanya:
-
Mengapa Soe Hok Gie sangat kritis terhadap pemerintahan Soekarno? Ia dikenal sebagai orang yang paling vokal mengkritik kinerja pemerintahan era Soekarno, yang menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin yang dianggap sebagai kemunafikan dan kepicikan.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
-
Siapa yang mengenalkan Soeharto kepada Siti Hartinah? Rupanya mereka sudah punya calon. Wanita itu adalah Siti Hartinah. Teman sekelas adik Soeharto, saat sekolah di Wonogiri.
-
Siapa yang pernah menolak perintah Presiden Soeharto? Ia pernah menolak perintah Presiden Soeharto dan menjelaskan kesalahan sang kepala negara memberi perintah tersebut
-
Kenapa Presiden Soeharto dikritik oleh Petisi 50? Dihimpun dari beberapa sumber, Soeharto juga mengatakan sebagai sebuah kekuatan sosial-politik, ABRI harus memilih mitra politik yang benar.
Wartawan Saudi Jamal Khashoggi
Jamal Khashogi dikenal aktif mengkritik beberapa kebijakan Pangeran Saudi Mohammad bin Salman dan juga intervensi negara kerajaan tersebut dalam perang Yaman. Kritikan itu ia tumpahkan pada kolom opini surat kabar Saudi.
Imbas kritikannya, kini Khashoggi bernasib tragis. Ia diduga tewas di Konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki. Menurut penyelidikan polisi Turki, Khashoggi tewas setelah dianiaya hingga dimutilasi. Diduga pembunuh Khashoggi merupakan orang suruhan kerajaan Saudi.
Profesor Matematika Rusia Boris Berezovsky
Boris dikenal lantang saat mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin. Nasib tragis Berezovsky berawal saat Vladimir Putin menjabat sebagai orang nomor satu di Rusia. Berezovsky merasa tak cocok dengan gaya kepemimpinan Putin. Salah satunya karena pakta yang dibuat Putin. Jika ingin bisnisnya lancar, harus mengikuti kebijakan politik Putin.
Karena sangat tak setuju dan selalu mengkritik Putin, akhirnya Berezovsky diasingkan. Dia jadi tahanan politik di Inggris. Selama di negara pengasingan pun, Berezovsky masih terus mengkritik Putin. Di hadapan media, dia menuding Putin melakukan kepemimpinan diktator serta menerapkan sistem monopoli ala Soviet.
Setelah terus menerus mengkritik, Berezovsky sempat mengirim surat untuk Putin, isinya permintaan maaf dan permohonan kembali ke Rusia. Namun nasib berkata lain, Berezovsky malah ditemukan meninggal secara misterius di kota barat London, Ascot.
Ribuan Warga Turki Diadili Karena Hina Presiden
Pemerintah Turki pernah mengadili ribuan warga negaranya yang berani menghina Presiden Recep Tayyip Erdogan. Menurut Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag, jumlah pelaku yang diadili sebanyak 1.845 orang. Dari ribuan orang itu, termasuk jurnalis, blogger hingga warga biasa.
Bozdag menjelaskan bahwa setiap penghinaan terhadap presiden merupakan perbuatan memalukan dan bukan bagian dari kebebeasan berekspresi.
Bagimana Nasib Pengkritik Presiden Soeharto?
Pada era Presiden Soeharto lebih tegas lagi. Zaman Orde Baru itu tak mengenal istilah oposisi.
"Oposisi seperti di Barat tidak kita kenal di sini. Oposisi yang asal saka menentang, asal saja berbeda, tidak kita kenal di sini," kata Soeharto.
"Janganlah ngotot, karena perbedaan pendapat, lalu kasak-kusuk hendak menjatuhkan pemerintah. Kita tidak mau mengenal yang seperti itu di negeri ini," kata dia dalam Otobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. Terbitan PT Citra Lamtoro Gung Persada 1989.
Soeharto sengaja membahas soal oposisi dan kritik itu untuk menghadapi kelompok Petisi 50. Anggota Petisi 50 di antaranya adalah Jenderal Nasution, Ali Sadikin, Hoegeng, Mohammad Natsir, dan Syafruddin Prawinegara. Petisi ini diterbitkan pada 5 Mei 1980.
Lalu apa hukuman bagi orang-orang yang tetap mengkritik Soeharto? Soeharto menjawab kritik para tokoh bangsa itu dengan pengasingan politik atau kematian perdata. Semuanya dijadikan persona non grata, atau orang yang tidak diinginkan kehadirannya. Mereka dijauhi dari pergaulan, diisolasi, dicekal ke luar negeri dan ditekan di bidang politik dan ekonomi. Kasarnya, dibuat sengsara di negeri sendiri.