Bekas Astronot NASA Sebut Misi Kirim Manusia ke Mars Hal Konyol
NASA ingin mempelajari keterampilan dan mengembangkan teknologi untuk memungkinkan pendaratan manusia di Mars di masa depan.
Bill Andres, 85 tahun, salah satu orang pertama yang pernah mengorbit Bulan dengan pesawat Apollo 8 mengatakan, rencana misi eksplorasi manusia ke Mars adalah hal "bodoh".
Menurut dia pengiriman awak ke Mars itu adalah misi yang "hampir konyol".
-
Apa yang ditemukan NASA di Planet Mars? Wahana antariksa NASA Perseverance di Planet Mars menemukan bukti adanya danau purba di lapisan sedimen Kawah Jezero.
-
Kapan NASA berencana mengirim astronot ke Bulan dan Mars? Terlebih NASA berencana mengirim astronot ke Bulan pada 2025 dan Planet Mars pada dekade selanjutnya.
-
Kenapa NASA tidak langsung menguburkan astronot yang meninggal di Mars? Bakteri dan organisme lain dari tubuh dapat mencemari permukaan Mars.
-
Di mana NASA melakukan eksplorasi untuk mencari tanda-tanda kehidupan di Mars? Kawah Jezero menjadi fokus para ilmuwan NASA saat ini karena diyakini lokasi tersebut merupakan lokasi sebuah danau yang pernah bergabung dengan sungai.
-
Bagaimana cara NASA menguji roket untuk Mars? Badan antariksa AS telah berhasil menyelesaikan uji terowongan angin pada model skala MAV yang dicetak 3D.
-
Apa yang membuat ilmuwan kebingungan tentang Planet Mars? Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa Mars berputar lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
NASA saat ini merencanakan misi baru mengirim manusia ke Bulan.
NASA ingin mempelajari keterampilan dan mengembangkan teknologi untuk memungkinkan pendaratan manusia di Mars di masa depan.
Anders mengatakan dia adalah pendukung dari "program tak berawak", terutama karena harganya jauh lebih murah.
Tetapi, Anders mengatakan, publik tidak mendukung pendanaan pengiriman manusia ke Mars karena jauh lebih mahal.
"Apa yang penting? Apa yang mendorong kita untuk pergi ke Mars?" katanya, sambil menambahkan, "Saya kira masyarakat tidak tertarik," ujarnya kepada BBC, dilansir pada Rabu (26/12).
Pada Desember 1968, Anders, bersama dengan kru Apollo 8 lainnya, Frank Borman dan Jim Lovell, berangkat dari Cape Canaveral di Florida di atas Saturn V, sebelum menyelesaikan 10 orbit di sekitar Bulan.
Awak Apollo 8 menghabiskan 20 jam di orbit, sebelum kembali ke Bumi.
Mereka menamatkan misi dengan mendaratkan pesawat di Pasifik pada tanggal 27 Desember, mendarat hanya 5.000 yard (4.500 meter) dari titik target mereka. Mereka dijemput oleh kapal induk USS Yorktown.
Itu adalah titik di mana manusia melakukan perjalanan terjauh yang pernah ada dari planet asal mereka pada saat itu - dan batu loncatan penting menuju pendaratan di Bulan bersejarah lewat misi Apollo 11 hanya tujuh bulan kemudian.
Namun mantan astronot itu mengkhawatirkan bagaimana NASA berevolusi sejak masa Presiden John F Kennedy berjanji untuk mendaratkan manusia di Bulan pada akhir 1960-an.
"NASA tidak bisa sampai ke Bulan hari ini. Mereka begitu konvensional... NASA telah berubah menjadi program kerja... banyak departemen yang hanya ingin tetap sibuk dan Anda tidak melihat dukungan publik selain gaji para pekerja mereka dan anggota kongres mereka terpilih kembali."
Anders juga kritis terhadap keputusan untuk fokus pada eksplorasi orbit dekat Bumi setelah selesainya program Apollo pada 1970-an. "Saya pikir pesawat ulang-alik adalah kesalahan serius. Ia hampir tidak melakukan apa-apa kecuali memiliki peluncuran yang menarik, tetapi tidak pernah memenuhi janjinya," katanya.
"Stasiun luar angkasa hanya ada di sana karena kamu memiliki pesawat ulang-alik, dan sebaliknya. NASA benar-benar salah mengelola program berawak sejak pendaratan terakhir di bulan."
Ini adalah pandangan yang mungkin tampak mengejutkan dari seorang patriot dan anggota militer AS, yang masih ingat misinya sendiri ke luar angkasa dengan penuh kebanggaan. Anders juga memahami jika beberapa orang di komunitas luar angkasa tak merasa cocok dengannya.
"Saya pikir NASA beruntung memiliki apa yang mereka dapatkan - yang masih sulit, dalam pikiran saya, untuk dibenarkan. Saya bukan orang yang sangat populer di NASA karena mengatakan itu, tetapi itulah yang saya pikirkan," jelasnya.
Mantan rekan krunya, Frank Borman, yang memimpin misi Apollo 8 dan juga menghabiskan dua minggu di orbit Bumi selama program Gemini, sedikit lebih antusias soal misi manusia ke Mars.
"Saya tidak terlalu kritis terhadap NASA seperti halnya Bill (Anders)," katanya kepada BBC. "Saya sangat percaya bahwa kita membutuhkan eksplorasi tata surya kita dan saya pikir manusia adalah bagian dari itu."
Tetapi ditanya tentang rencana pendiri Space X, Elon Musk dan bos Amazon, Jeff Bezos, yang sama-sama berbicara tentang meluncurkan misi pribadi ke Mars, Borman tidak begitu tertarik.
"Saya pikir ada banyak gembar-gembor tentang Mars yang tidak masuk akal. Musk dan Bezos, mereka sedang berbicara tentang menempatkan koloni di Mars, itu omong kosong."
Sementara itu, robot penelitian masih menjelajahi Mars. Bulan lalu, InSight, robot yang akan mengambil sampel interior planet, berhasil mendarat di Elysium Planitia.
Dalam sebuah pernyataan, NASA mengatakan pihaknya "memimpin perjalanan kembali ke Bulan yang berkelanjutan, yang akan membantu kita mengirim astronot ke Mars."
"Termasuk juga mitra komersial dan internasional untuk mengembangkan kehadiran manusia di luar angkasa dan membawa kembali pengetahuan dan kesempatan baru."
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pantauan Terakhir Satelit NASA Soal Aktivitas Gunung Anak Krakatau
6 Misi Besar NASA Untuk Taklukkan Antariksa
Mendaratnya Robot Geolog NASA di Mars
7 Fakta Parker Probe, 'Proyek Tak Masuk Akal' NASA untuk Gapai Matahari
Pesawat Matahari NASA jadi benda tercepat yang dibuat manusia
Momen saat kapsul ruang angkasa mendarat di bumi