Bekas Sayatan Pada Fosil Tulang Kering Ungkap Nenek Moyang Manusia Dulu Kanibal
Bekas luka sayatan pada fosil tulang kering manusia ungkap kemungkinan nenek moyang kita dulu kanibal
Bekas Sayatan Pada Fosil Tulang Kering Ungkap Nenek Moyang Manusia Dulu Kanibal
Bekas luka sembilan sayatan pada fosil tulang kering manusia ungkap kemungkinan nenek moyang kita 1,45 juta tahun lalu saling bantai untuk praktik kanibalisme. Dilansir CNN, Senin (26/6), fosil tulang kering ini ditemukan pada koleksi Museum Nasional Kenya di Nairobi oleh Briana Pobiner, seorang paleoantropolog dari National Museum of Natural History, Washington DC, Amerika Serikat.
Pobiner menemukan bekas luka sayatan ini saat sedang mencari bekas gigitan dari hewan pada fosil tulang tersebut, alih-alih temukan jejak gigitan, Pobiner temukan bekas sayatan dari senjata yang terbuat dari batu.
-
Bagaimana cara simpanse melakukan kanibalisme? Untuk menguasai sumber makanan, simpanse membunuh anak-anak dari kelompok lain, membagi dagingnya, dan memakannya di atas pohon. Pejantan sering mencuri bayi dari ibu mereka, membunuh, dan memangsa mereka untuk meningkatkan peluang reproduksi. Betina, meskipun jarang, juga dapat membunuh bayi yang tidak berhubungan dengan mereka.
-
Mengapa Neanderthal mungkin melakukan kanibalisme? Sebagian berpendapat bahwa kanibalisme ini merupakan tindakan putus asa akibat tekanan lingkungan, sementara yang lain percaya ini mungkin terkait dengan perilaku ritualistik yang kompleks.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Neanderthal punah? Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature pada tahun 2014, analisis penanggalan radiokarbon dari empat puluh situs Neanderthal dari Spanyol ke Rusia menemukan bahwa Neanderthal punah dari Eropa antara 41,000 dan 39,000 tahun yang lalu dengan probabilitas 95%.
Jejak gigitan
"Bekas sayatan ini mirip dengan bekas luka yang saya temukan pada fosil binatang yang mati akibat dikonsumsi, kemungkinan besar daging dari tulang ini digunakan untuk keperluan konsumsi alih-alih ritual," ucap Pobiner.
Michael Pante, paleoantropolog dan rekan peneliti Pobiner, membuat model tiga dimensional dari sayatan pada fosil tulang-tulang ini.
Meskipun Pobiner belum pernah mengatakan kepada Pante mengenai dugaan asal usul sayatan pada tulang ini, Pante juga memberikan kesimpulan yang hampir serupa dengan dugaan Pobiner. Melalui hasil pemodelannya, Pante menemukan hampir semua sayatan tersebut memiliki arah yang sama, mengindikasikan alat batu berperan penting dalam pembentukan bekas luka tersebut.
"Ada banyak contoh dari nenek moyang manusia modern yang memakan sesamanya untuk asupan gizi, tapi fosil ini menunjukkan manusia saling memakan satu sama lain untuk keperluan bertahan hidup."
"Sejauh ini, kami dapatkan informasi 1,45 juta tahun lalu, manusia kuno saling memakan satu sama lain," ucap Pobiner.
Sayatan ini bukanlah bukti pasti manusia kuno menjadikan daging dari tulang ini sebagai santapan, tapi Pobiner percaya masih ada kemungkinan konsumsi dari daging tersebut.
"Sejauh ini, kami dapatkan informasi 1,45 juta tahun lalu, manusia kuno saling memakan satu sama lain," ucap Pobiner.
"Ada banyak contoh dari nenek moyang manusia modern yang memakan sesamanya untuk asupan gizi, tapi fosil ini menunjukkan manusia saling memakan satu sama lain untuk keperluan bertahan hidup."
- Kotak Misterius di Museum Ini Berisi Puluhan Kerangka Manusia Neanderthal yang Hidup 50.000 Tahun Lalu, Begini Bentuknya
- Temuan Sementara Usai Kebakaran Museum Nasional Terbakar, Koleksi Banyak Utuh Meski Ada Kerusakan
- Fosil Bayi Manusia Purba Berusia 45.000 Tahun Ditemukan dalam Gua, Nenek Moyangnya Misterius
- Fosil Ubur-Ubur Berusia 500 juta tahun Ditemukan di Bebatuan, Sudah Ada Sebelum Zaman Dinosaurus