Bersedia ikut gempur ISIS, ini 5 rencana perang Jerman
"ISIS tidak bisa disadarkan dengan kata-kata, kita harus mengerahkan militer," kata Kanselir Merkel
Pemerintah Jerman resmi terlibat dalam pertempuran di Suriah, terkhusus menyerang basis-basis Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengumumkan kesediaan negaranya terlibat perang melawan terorisme selepas menggelar pertemuan dengan Presiden Prancis, Francois Hollande, Kamis (26/11) lalu.
Merkel mengatakan negaranya siaga satu menanggulangi aksi teroris, selepas Paris diserang oleh kelompok terafiliasi ISIS. Untuk meminimalisir ancaman, penting sekali buat Jerman terlibat pertempuran di garis depan bersama Koalisi Barat.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan Jerman? Para ilmuwan Jerman berhasil menemukan dan mendeskripsikan sebuah spesies sejenis bintang laut berusia 155 juta tahun, jenis Brittle Star atau bintang rapuh yang sedang dalam pertengahan regenerasi pada separuh tubuhnya.
-
Di mana ditemukannya kumpulan senjata Zaman Besi terbesar di Jerman Barat? Saat menggeledah sebuah benteng bukit kuno, seorang pencari logam dengan alat detektornya menemukan kumpulan senjata Zaman Besi yang diyakini menurut para ahli menjadi yang paling besar di Jerman Barat. Kumpulan harta ini berisi lebih dari 150 benda, termasuk dengan 40 senjata yang sengaja dilengkungkan seperti ujung tombak, ujung lembing, pedang, fragmen pelindung prisai, kait sabuk, perlengkapan kuda, koin, dan lain sebagainya.
-
Kenapa Ira Wibowo pergi ke Jerman? Perjalanan ke Jerman tidak masuk dalam rencana, karena mama kan baru aja sebulan bersamaku di Indonesia. Tapi dengan kepergian papa rasanya gak mungkin kita gak saling ketemu.
-
Mengapa Jerman membom Istana Buckingham? Selain itu, serangan ini juga bertujuan untuk melemahkan semangat dan daya juang rakyat Inggris. Dengan menargetkan Istana Buckingham, Jerman berharap dapat menciptakan kekacauan dan ketakutan di kalangan masyarakat serta menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang aman, bahkan bagi keluarga kerajaan.
-
Apa penemuan penting yang baru-baru ini terjadi di Jerman? Sebuah jenis dan varietas plesiosaurus telah ditemukan melalui dua kerangka yang terawetkan secara tiga dimensi dan memukau, ditemukan di wilayah Bavaria, Jerman.
-
Bagaimana Jerman memulai pengepungan Warsawa? Jerman melancarkan serangan yang tak beralasan saat fajar tanggal 1 September 1939, dengan kekuatan awal yang terdiri dari lebih dari 2.000 tank yang didukung oleh hampir 900 pembom dan lebih dari 400 pesawat tempur.
"Terorisme harus dihadapi dengan kekuatan penuh. Kami memutuskan untuk berada di sisi Prancis," kata Merkel akhir pekan lalu.
"ISIS tidak bisa disadarkan dengan kata-kata," kata Merkel. "Kita harus melawannya melalui pengerahan militer."
Jajak pendapat terbaru, sejauh ini, menunjukkan rakyat Negeri Bavaria masih menolak keterlibatan militernya dalam perang melawan terorisme. Pemerintahan Merkel masih harus meyakinkan parlemen terkait beberapa rencana mereka mengirim persenjataan ke Suriah dan Mali.
Koalisi Barat semakin tak segan-segan menggelar operasi militer di pelbagai front Suriah, setelah Dewan Pertahanan PBB memberi lampu hijau dua pekan lalu. Berbekal keputusan PBB ini, ambisi pemerintah Jerman berperang melawan teror tidak akan mengalami halangan berarti di dalam negeri.
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen menegaskan negaranya wajib ikut memerangi langsung basis teroris. Dia menyatakan keterlibatan ini diputuskan, setelah laporan intelijen memastikan kota-kota besar Jerman turut diincar oleh para militan.
"Ini bukan perang, pengerahan militer kita adalah misi berbahaya untuk menangkal rencana kelompok militan," kata Leyen.
Jerman, negara maju keempat yang secara terbuka berencana menggempur ISIS, sudah menyiapkan beberapa strategi perang. Berikut rangkumannya oleh merdeka.com:
Kirim 1.200 tentara ke Suriah
Kepala Angkatan Bersenjata Jerman, Volker Wieker, mengatakan sudah ada mandat dari kanselir agar mereka menyiagakan 1.200 prajurit. Para kombatan itu akan segera dikirim ke Suriah setelah ada lampu hijau dari parlemen. Tugas utama mereka mengawal pertempuran darat sekaligus merawat kapal dan jet,Â
"Jumlah 1.200 personil sudah cukup memadai untuk mendukung operasi Prancis," kata Wieker, seperti dilansir Kantor Berita Reuters, Minggu (30/11).
Gagasan mengirim pasukan darat ini yang dua hari terakhir ditolak oleh sebagian rakyat Jerman. Mereka masih trauma dengan pengalaman Jerman di era Nazi yang menginvasi negara lain. Jerman tidak pernah melakukan operasi sebelumnya, kecuali untuk misi perdamaian PBB. Sedangkan operasi bersama Prancis ini sifatnya lebih ofensif, dengan tajuk perang melawan terorisme.
Kendati begitu, Wieker berharap parlemen bisa menerima argumen pemerintah untuk terlibat pertempuran di Suriah. Alasannya, keamanan Jerman terancam bila ISIS masih bercokol di Timur Tengah.
"Saya berharap bisa memperoleh mandat (mengirim pasukan) akhir tahun ini," ujarnya.
Kirim Jet intai Tornado
Selepas pertemuan Merkel-Hollande pada Kamis pekan lalu, Angkatan Bersenjata Jerman bergegas mengirim bala bantuan. Alutsista utama dikerahkan mendukung operasi pengeboman Prancis di Suriah, adalah sebagian dari 85 unit jet intai Tornado.
Jet intai ini buatan RECCE. Pesawat Jerman itu sudah berpengalaman dipakai di Perang Balkan dan Afghanistan. Kemampuan pengintaiannya teruji, sehingga sasaran pengeboman sangat akurat. Di Afghanistan, enam unit Tornado yang dipinjam NATO berkali-kali sukses menemukan markas pejuang Taliban.
Bukan cuma untuk memantau basis teroris, pesawat ini pun dapat langsung melakukan serangan. Setiap unit Tornado dilengkapi dua rudal antipesawat dan dua peluru kendali. Mantan Menteri Pertahanan Jerman, Franz Josef, meyakini Tornado akan sangat membantu strategi Koalisi Barat dalam berperang melawan ISIS. Pesawat ini dirancang dapat menghindari serangan rudal antipesawat. ISIS diduga kuat memiliki misil canggih semacam itu.
"Lokasi-lokasi pasukan teror paling aktif dapat ditemukan dalam waktu singkat," kata Josef.
Buka front di Mali perangi Al Qaidah
Karena tujuannya memerangi ancaman terorisme, operasi militer Jerman tidak hanya fokus di Suriah. Negeri Panzer sudah mencanangkan pengiriman 650 tentara ke Mali, membantu Prancis, yang kini sedang kerepotan memadamkan aksi teror Al Qaidah.
Berbeda dari strategi di Suriah, keterlibatan Jerman di Mali akan lebih defensif. Tentara Jerman fokus pada persoalan logistik dan pengintaian sebagai bagian dari misi pejaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Mali (MINUSMA).
"Kami akan memberikan kontribusi yang besar dalam mandat ini. Oleh karena itulah, kami akan segera mengirim 650 tentara setelah disetujui oleh perlemen," kata Menteri Pertahanan Jerman Ursila von der Leyen.
Pekan lalu, hotel berbintang di Ibu Kota Mali diserang sayap Al Qaidah, menewaskan nyaris 20 orang. Wilayah utara negara Afrika itu dikuasai militan. Jerman berharap hadirnya pasukan ini bisa mengurangi beban Prancis sejak 2012 diminta pemerintah Mali mengirim misi pasukan perdamaian.
Fokus hancurkan kilang minyak ISIS
Jerman memastikan tidak akan terlibat pengeboman udara markas-markas ISIS. Namun kehadiran pasukan mereka di Suriah diharapkan bisa membantu Koalisi Barat fokus merebut kembali kilang minyak rampasan ISIS. Sumur-sumur minyak itulah yang selama setahun terakhir menghidupi para militan pejuang khilafah Islamiyah.
"Koalisi yang kami bangun ini tujuannya jelas, melemahkan manuver para militan, sekaligus menghancurkan kilang minyak yang menjadi sumber penghasilannya," kata Menteri Pertahanan Jerman Ursila von der Leyen.
ISIS saat ini menguasai cukup banyak sumur di utara Suriah, serta separuh Irak. SIS menjual minyak ini semurah mungkin kepada para penadah maupun makelar. Pembeli mayoritas etnis Arab. Satu barel minyak mentah 'cap khilafah' hanya dihargai USD 25 (setara Rp 336 ribu). Setelah dijual di pasar gelap Libanon maupun Turki segera meroket hingga USD 100 per barel.
cadangan energi fosil paling besar yang dikuasai ISIS berasal dari Sumur al-Omar di Provinsi Deir Ezzor, sebelah timur Suriah
Namun disinyalir tidak banyak insinyur yang mereka punya, sehingga operasional sebagian kilang berhenti. Tak heran, milis para militan bulan lalu menawarkan lowongan kerja bagi insinyur bersimpati pada agenda khilafah, untuk bekerja bagi ISIS. Gajinya mencapai USD 225 ribu per tahun (setara Rp 3 miliar).
Jerman siap kawal kapal induk Prancis
Selain mengirim jet pengintai, pemerintah Jerman akan melindungi misi Kapal Induk Prancis, Charles de Gaulle. Untuk menyokong kapal tersebut, Jerman mengirim  satu pesawat pengisi bahan bakar, serta sebuah kapal perusak jenis frigat.Â
"Pengiriman alutsista ini adalah keputusan sulit bagi pemerintah Jerman, tapi penting untuk dilakukan demi keamanan nasional," kata Menteri Pertahanan Jerman Ursila von der Leyen.
Jerman bukannya tanpa persiapan terlibat perang frontal menghadapi ISIS. Selama lima tahun terakhir, kontingen angkatan darat Jerman sudah ditempatkan di Peshmerga, wilayah utara Irak, untuk membantu aktivitas pasukan perdamaian. Leyen optimis pihaknya akan bisa membantu banyak pergerakan pasukan Koalisi Barat yang selama ini mengutamakan serangan udara kepada markas ISIS.
"Kami sudah lama bersama dengan koalisi, sehingga langkah-langkah konkret dapat kami lakukan segera setelah kami memperoleh mandat dari parlemen Jerman," imbuhnya.
(mdk/ard)